Sebagai cowok #curugenic alias makin cakep kalau berfoto di Curug, saya jadi penasaran dengan beberapa Curug di sekitar Tasikmalaya. Ada beberapa Curug yang menarik perhatian saya. Tapi lebih penasaran dengan Curug Tujuh Cibolang. Karena di satu tempat ada TUJUH CURUG ! Bayangkan !! HUWOW !

Curug is Air Terjun you know

Akhirnya diputuskan untuk berangkat kesana. Menggunakan mobil saya menempuh perjalanan selama satu jam setengah dari Tasikmalaya melewati jalur Panumbangan ke arah Panjalu. Di kecamatan Panjalu sempat mampir di Situ (Danau) Panjalu yang dahulu sempat menjadi ibukota Kerajaan Panjalu. Soal ini akan dibahas di postingan berikutnya. (Blogger Banyak Draft)

Perjalanan menuju Curug Tujuh semakin mengecil dan menanjak, tapi pemandangannya luar biasa , hamparan sawah hijau dibalik rumah penduduk sangatlah mempesona. Sistem terraseringnya bagus sehingga kalau dari jauh , lapisan sawah terlihat seperti Kueh Lapis #LaluLaper.

Hamparan sawah bak kueh lapis warna hijau

Akhirnya kami sampai di tempat parkir Curug Tujuh, di area yang banyak warung yang menyediakan jajanan. Dari parkiran ke pintu masuk , harus berjalan lagi kira-kira 800 meter. Dengan menikmati pemandangan khas Bumi Parahyangan , perjalanan tidak begitu terasa. sungai kecil bersih, sawah, pepohonan, mengademkan jiwa. Udarapun terasa semakin sejuk.

Sesampainya di Pintu Masuk , saya sempat terdiam dulu memandang pemandangan di hadapan saya. Seakan memasuki wilayah berbeda, penuh pepohonan, aroma , atmosfir dan situasinya sungguhlah berbeda.

Pintu masuk Wana Wisata Curug 7 Cibolang

Wana Wisata Curug 7 Desa Sanding Taman, Kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis Jawa Barat berada di kaki Gunung Sawal. Luasnya sekitar 26 Hectare di ketinggian 800-900 MDPL. Cuaca disini berkisar antara 17-18 C. Dingin menggeleber. Orang lain memakai baju hangat, sementara saya bercelana pendek dan ber T-Shirt saja. Ya sudahlah nikmati saja suasananya. Anggap saja sedang berada di Hutan Eropa di musim semi. Lalu bayangan itu hilang saat ada lelaki berteriak-teriak memanggil temannya dalam bahasa Sunda.

Daerah ini dinamai juga daerah Cibolang. Jadi kali ini kita sebagai si Bolang ( Bocah Petualang) ngebolang di Cibolang. Daerah ini masih dianggap angker dan menjadi tempat bersemayam mahluk halus.  Memang kawasan Panjalu dan sekitarnya sangat lekat dengan kerajaan Sunda Panjalu yang banyak cerita mistisnya. Tapi nuansa itu tidak begitu terasa, mungkin karena saya lebih fokus pada keindahan alam. Males juga mikir yang begituan. Saya lebih mikir gimana caranya ketemu 7 Curug dan bisa foto-foto disana . Tetep #curugenic prioritas utama

Di pintu masuk kita harus membayar Tiket masuk, seharga  Rp.7500,- . Murah sekali , seharga itu kita sudah bisa menikmati kesegaran dan keindahan alam Disini wisatawan bisa mengunjungi 7 air terjun, piknik, trekking, berkemah dsb.

Sayangnya saat saya minta brosur, Mbak manis penjaga Tiket bilang tidak ada, saat saya nanya-nanya soal curug juga dia kurang begitu membantu. Seharusnya brosur atau petugas yang informatif disediakan disana untuk memberikan keterangan komplit soala daerah wisata ini. Yang tersedia hanyalah sebuah papan berisikan informasi dasar soal daerah ini. Lumayanlah buat ditulis disini, jadi nggak Mengarang Bebas.

Lagi moto difoto #indahnyaTripBawaPaparazzi

Memasuki Wana Wisata Cibolang ,saya langsung disambut oleh hutan pinus yang tinggi sekali pohonnya. Tinggal lihat ke atas, kita sudah dipayungi oleh daun pinus yang jadi pemandangan menarik. kayak di video clip.

Hutan Pinus

Pohon Pinus dari dekat

 Disana juga disediakan tempat perkemahan , dan ada warung untuk membeli jajanan. Yang saya salut wilayah sekitar Bumi Perkemahan sangatlah bersih, si Ibu penjaga warung turut bersih-bersih di sekitar warung. Beliau juga menyediakan tikar untuk disewa. Orangnya ramah saat saya bertanya, arah menuju curug kemana ?

Tempat leyeh-leyeh, disewakan tikar

Jalanan semakin menanjak

Nafas semakin Hah Heh Hoh #StaminaOhStamina

Satu lagi yang bikin repot adalah saya pakai sendal jepit, bukan sendal gunung atau sepatu. Beberapa kali terpleset karena ada jalanan yang cukup licin. Kurang Persiapan Pemirsah.

Baiklah , harus tetap semangat #curugenic

Di #curugtujuh ini ada Tujuh Curug. Ya iyalah masak sembilan. Letaknya terpisah, jadi kita harus menempuh perjalanan cukup jauh , menyusuri hutan, mendaki bukit, menuruni lembah melewati sungai untuk mencari 7 Curug ini. Curug Satu, Curug Dua, Curug Tiga, Curug Cibolang, Curug Cimantaja, Curug Cileutik, dan Curug Cibuluh.

Setiap curug memiliki kisahnya sendiri. Letaknya ada yang berdekatan , ada yang berjauhan. Hanya saja di Wana wisata ini masih kurang papan informasi. Seadanya saja. Untuk tadi banyak orang yang bisa saya tanya. Sampai saya akhirnya bisa mendengar kisah Curug Tujuh ini dari orang yang saya temui di jalan .

Lamat-lamat terdengar suara air, berarti sudah dekat. Benar saja. Akhirnya kita sampai ke Curug Satu.

Curug 1 yang megah

Waw ! Indah sekali, gemuruh air terjun dari ketinggian 120 Meter, Alirannya kencang sehingga menimbulkan percikan air micro yang efeknya seperti hujan semprotan air dingin pegunungan. Bias pelangi memantulkan sinar matahari yang mengenai Curug Satu. Percikan dingin air memberikan kesegaran tersendiri. Mengembun, sempat membuat lensa hilang fokus. Tapi efeknya jadi bagus. hahaha. Ga usah diedit deh.#Curugenic Banget !!

Curug 1 yang terbesar dan paling banyak pengunjung nya karena paling mudah di akses. Konsentrasi pengunjung berada disini. Sementara yang lainnya perlu perjuangan naik turun bukit , melewati hutan.

Walau backlight tapi saya suka foto ini. Detail percikan air di belakang saya sungguh ciamik

Selfie dengan efek dukungan alam. Embun air terjun jadi efek. Dreamy-dreamy gitu hasilnya

Setelah puas menikmati pemandangan Curug Satu, kita menyusuri air terjun untuk berangkat ke jalan setapak menuju curug berikutnya. Melewati bebatuan di air deras berasa banget trekkingnya. Sempat bertanya kepada beberapa orang soal arah.

Setelah ngos-ngosan melewati jalan setapak yang mungil, akhirnya kita berjumpa dengan curug kedua !

Wow ! Indah sekali. Lebih kecil dibanding Curug Satu, tapi tetaplah mempesona. Tingginya sekitar 80 meteran. Memancur deras dari atas. Posisi batuan di depan Curug juga berbeda. Sayangnya batuan di dasar air terjun lebih tajam dibanding yang sebelumnya. Jadi agak berhati-hati kalau melangkah.

Disini tidak ada orang sama sekali. mungkin karena medan menuju kesini lumayan. Sementara banyak pengunjung manja yang hanya pengen berpose depan curug buat di upload ke Instagram, tanpa mau bersusah payah. Setelah berfoto berbagai gaya. Kami melanjutkan perjalanan ke curug selanjutnya.

Jalan semakin terjal, banyak ranting pohon menghalangi jalan setapak. Beberapa ranting rotan sempat membuat perjalanan repot karena durinya yang lumayan. Jalanan semakin licin. sebelah kanan tebing , sebelah kiri jurang. Pantas saja orang jarang ada yang mau datang.

Joged Joged di Curug #Apeu

Perjuangan membuahkan hasil yang manis dan menyenangkan. Sampailah kami ke curug ketiga. Sepi. hanya ada kami dan kicau burung diantara pepohonan. Curug ini lebih kecil tapi pemandangannya cantik sekali. Ada kolam kecil dengan kedalaman kira-kira setengah meter. Adapula sebatang pohon rubuh melintang. Batangnya berlumut dan menyerupai batu. keren sekali.

Curug 3 lebih mini tapi sexy

Tadinya mau pose Tapa ala Raja. Tapi apa daya, Raja ga akan pakai Kaos Gambar Ucing

Setelah mengambil gambar, saya langsung menceburkan diri ke dalam kolam kecil. lalu mengambil beberapa foto bawah air. Pas nyebur, badan langsung terkejut karena airnya dingin sekali. Awalnya pede karena saya memiliki kandungan lemak yang cukup tinggi, sehingga bisa melawan cuaca dingin. Tapi air disini dingin sekali. Karena perasaan gembira dan adrenalin yang sedang memuncak, lambat laun rasa dingin itu berkurang. Asiklah bermain air dan selam-selaman di kolam kecil itu.

Selfie di kolam kecil di Curug 3. Arusnya cukup deras

Setelah asyik bermain air, tiba-tiba saya kehilangan keseimbangan. Telinga sempat kemasukan air juga. Sempet dung Deng. Beberapa kali jatuh terpeleset diantara bebatuan. Waduh gawat ini,  saya putuskan untuk beristirahat sebentar. Tapi kondisi tak kunjung membaik. Akhirnya pencarian Tujuh Curug dihentikan daripada kenapa-kenapa. Nanti saya bakal balik kesini lagi #alasanbaliklagi.

Pose loncat di atas kayu berlumut

Akhirnya diputuskan untuk kembali ke bawah, sebelum terjadi apa-apa. Susah untuk berjalan di jalan setapak berpinggirkan tebing tinggi , basah pula. Pelan-pelan turun akhirnya sampai di Curug 2. Istirahat sampai kondisi mendingan, lalu foto-foto lagi di bawah derasnya air terjun. Hadeuuuh… demi #curugenic

Konsep awalnya mau pose keluar dari tirai air terjun, pasti keren hasilnya. Tapi apa daya pas pelaksanaan sulit sekali pemirsa. Curahan air puluhan meter menjatuhkan ribuan galon air dingin membuat badan beku, tidak bisa melihat. Mau bergerak pun sulit. Tapi lumayan dapat efek dipijat alam. Akhirnya pose itu gagal. Penonton Kecewa !

Pose keluar tirai air terjun Gagal

Perjalanan dilanjutkan ke Curug 1. Lalu terjadi suatu drama. Pas melewati bebatuan yang dialiri air deras dari curug 2 , sendal saya copot sebelah pemirsah. kadung basah sekaliah basah-basahan ngejar sendal. untung tertangkap dan tidak sempat ikut aliran air ke bawah. kalau tidak saya pulang nyeker tak beralas kaki.

Sesampainya di Curug 1, pengunjung semakin ramai. Banyak yang berfoto dengan latar belakang Curug 1. Muda mudi, tua muda, lelaki dan perempuan. Semua menikmati keindahan alam. Tapi jarang yang basah-basahan kayak saya. Banyak yang jaim berpose cantik dengan bibir dimonyongkan, leher miring dan jari tengah dan jari manis dipajang membentuk V. Padahal sekadar cuci muka atau membasahkan kaki cukup asik juga. Udah jauh-jauh kesini gak kena air.

By The Waay, Gosipnya, dari 7 curug ada satu curug yang memberikan efek kesehatan karena mendapat aliran belerang dari Gunung Sawal, efek lainnya adalah menambah kecantikan , awet muda dan juga tambah mempesona. Semoga saya dapat efeknya ya #laluNgaca

Air dari curug ini berasal dari sungai Cimantaja. Konon katanya, air sungai terbentuk dari air mata Raja yang sedih melihat nasib rakyatnya karena kekeringan panjang melanda kerjaan itu. Sang Raja lalu bertapa, tapi tapanya tidak didengarkan oleh Tuhan YME. Lalu akhirnya Sang Raja menangis.   Butir-butir air matanya  semakin deras dan tangisannya berubah menjadi aliran sungai yang menyelamatkan rakyat dari kekeringan.

Seiring dengan perjalanan menuju ke pintu Masuk, pakaian saya mulai mengering karena hembusan angin. Untung lapisan lemak hasil hibernasi berbulan-bulan bisa mempertahankan kondisi saya melawan masuk angin.

Memasuki hutan pinus, saya mendengar bunyi kelontang-kelontang. Ternyata ada sebuah kincir air mini yang ada efek klontangnya ( bingung jelasinnya) yang dipasang disebuah aliran sungai dari Curug Tujuh , membentuk sebuah kolam kecil. 

Warung di depan kolam kecil

Ada sebuah warung kecil disana. Seorang Bapak tua menjaga warung ini sendirian. Memesan teh manis panas, dan mencomot pisang goreng hangat , saya mendengar cerita Bapak ini kalau di belakang warungnya ada 3 pancuran berkhasiat. Yang satu untuk Awet Muda, Satu Buat Cari Jodoh, Satu lagi untuk Bulan Madu.

Pancuran Air Berkhasiat

Bunga di sekitar kolam

Karena penasaran , saya cuci muka di ketiga pancuran itu. Tidak berharap khasiat Ajaib air tersebut, tapi lebih karena pengen kena air lagi. GMZ. Secara awam, tidak terasa ada yang berbeda dari pancuran air itu. Hanya kesegaran air pegunungan yang alami. Wajah makin berseri. Waah , awet muda deh, lalu dapat jodoh dan pergi berbulan madu. ( Kalimat terakhir mengarang bebas diilhami khayalan belaka) .

Satu lagi fakta yang harus saya kemukakan disini adalah banyak banget pengunjung datang kesana berdua-duan buat pacaran. beberapa kali kami memergoki pasangan sedang berduaan di hutan. Kehadiran kami sempat membuat mereka hilang konsentrasi. Hey lagi pada ngapain sih ? hahahaha #isengabis

Motoin orang pacaran yang lagi poto-potoan sambil jongkok

Setelah membayar pesanan, kami pun berjalan pulang ke arah parkiran mobil yang jaraknya kira-kia 800 meter itu.

Sepanajng perjalanan turun, pemandangan masih indah saja. Saya bersyukur tinggal di Indonesia, Banyak sekali tempat indah dan menarik. Bahkan di tempat yang dekat di rumah atau kampung halaman. Saran saya , Eksplor tempat di sekita kita tinggal. Masih banyak harta karun berupa tempat menarik untuk di kunjungi. Mungkin selama ini kita belum tahu atau abai, karena mungkin memang belum banyak yang tahu.

Hari ini adalah sebuah pengalaman perjalanan yang menakjubkan, melihat air tercurah tak terbatas , memercik, membiaskan cahaya menjadi Pelangi di dalam hutan Hijau lestari. Semoga bisa tetap alami, terjaga. Amin

Selamat Berpetualang

19 comments

Tinggalkan Balasan ke Donna ImeldaBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.