Hello TemenAip !
Apa itu Gula Semut ?
Nah, Ada yang suka ke Coffee Shop macam Starbucks ,Djournal , dll ? Suka disediakan Brown Sugar kan ?
Brown Sugar Bubuk itu ternyata punya nama lain ! Yaitu : Gula Semut.
“Apaah ???? Gulanya terbuat dari Semut ?” pekik seorang temanberinisial DJ yang websitenya DianJuarsa.com
Bukaaan… bahan gula semut sendiri berasal dari Pohon Aren.
Dalam rangka #pohuwatogoesdigital , kami berkesempatan mengunjungi Pelatihan Kelompok Gula Semut di Desa Soginti , Kecamatan Paguat, Kabupaten Pohuwato , Gorontalo.
Pelatihan Gula SemutBangunan tempat memproses Gula Semut ini merupakan bantuan dari Pemerintah Kabupaten Pohouwato. Karena listrik belum masuk, digunakan penerangan memakai energi tenaga surya. Bangunan ini menjadi tempat berlatih Dan juga sekaligus memproduksi Gula Semut.
Bangunan Tempat Produksi Gula SemutDisini, kami berjumpa dengan Bapak Idrus Kone dan kawan-kawan yang memproduksi gula semut sebagai usaha sampingan. Pekerjaan mereka sendiri rata-rata adalah sebagai petani Kelapa.
Pak Idrus dengan tabung bambu berisi niraProses pembuatan gula semut dimulai dengan panen Nira pohon Aren yang banyak tumbuh disekitar Soginti.
Panen Nira ArenPohonnya tinggi bisa mencapai 5-6 meter. Pak Idrus Kone harus memanjat tinggi untuk menyadap Nira di Pohon Aren. Nira lalu disimpan di dalam tabung bambu. Dalam sehari 8 tabung masing-masing berisi 5 liter bisa dipanen. Pak Idrus memiliki kebun Niranya sendiri. Hasilnya pun untuk beliau sendiri.
Nira Aren bisa langsung diminum. Rasanya manis sekali. Kalau difermentasikan bisa menjadi Tuak karena mengandung alkohol.
Untuk membuat Gula Semut, Nira Aren diberi kayu Boyuhu untuk memberi warna merah dan efek pengawet alami sebelum dimasak. Warna cairan menjadi kemerahan seperti warna kayunya.
Kayu Boyuhu digeprek terlebih dahulu, sebelum dimasuki ke Nira Aren. kayu ini bisa didapatkan di hutan sekitar kebun.
Saking manisnya Nira Aren ini, beberapa lebah tampak terbang mengelilinginya. Bahkan beberapa mati tenggelam dalam manisnya cairan Nira.
Setelah dikumpulkan, Nira siap dimasak di atas wajan berbahan bakar kayu. Ada dua macam gula yang dihasilkan di sini. Yaitu gula semut dan gula merah.
Awalnya pembuatannya sama Nira dimasak sampai mendidih. Nah dalam fase ini, Cairan ini disebut Soba. Bisa kita minum. Rasanya segar. Manis gula jawa !!
Proses lalu dilanjutkan sampai cairan Nira lebih kental. Kalau mau dijadikan Gula Merah, Cairan ini dimasukan kedalam cetakan.
Lalu didiamkan sampai mengeras, lalu dikemas dan bisa segera dijual.
Untuk menjadi Gula Semut, perjalanan masih panjang. Cairan yang menggumpal dan menjadi padat, lalu dihancurkan dengan cara dipukul-pukul didalam wajan sehingga hancur berkeping-keping menjadi bubuk gula semut.
Gula semut dijual seharga Rp.100.000/kilogram dan Gula Merah dijual seharga Rp. 10.000,-/ kg.
Seharinya Pak Idrus dan kawan-kawan bisa memproduksi 30 kg. Untuk penjualannya sendiri, mereka sudah memiliki pengepul yang akan membeli produk mereka. Kedepannya Badan Usaha Milik Desa berencana akan menjadi pihak yang membantu proses penjualan Gula Semut, supaya harga bisa dikontrol , tidak dipermainkan tengkulak.
Okay, sekarang udah pada tau kan Gula Semut itu apa dan bagaimana cara pembuatannya ?
#Aiptrip kali ini membuka wawasan banget, jadi tahu banyak soal Gula Semut. Nantikan postingan #PohuwatoGoesDigital berikutnya
dimana ada gula berceceran disitu ada semut hehe
Berat2in koper gw nih…tapi gw bawa
Aku ga kebagian…huhuhu
Gula Semut itu gula sebesar semut 🙂