#AipTrip kali ini mau cerita pas jalan-jalan ke Keraton Kanoman Cirebon. Keraton yang ini memang kalah luas dan populer di Cirebon di banding Keraton Kasepuhan.

Tapi sebenarnya keraton ini unik banget buat dikunjungi. Gak kalah sama yang satu lagi. Letaknya di dalam Kota Cirebon lagi. Jadi dekat. Abis kulineran atau belanja bisa mampir.

Alamat Keraton Kanoman ada di Jl. Winaon Kampung Kanoman, Kanoman, Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Jawa Barat 45111, Indonesia Klik aja..

Keraton Kanoman

Keraton Kanoman ini letaknya dekat pasar Kanoman. Tempat belanja yang cukup komplit bagi warga Cirebon. Aip parkir depan Pasar Kanoman, terus jalan sedikit ke dalam pasar. 

Di ujung pasar ketemulah sebuah kompleks bangunan Keraton. Suasananya cukup rimbun dengan banyaknya pepohonan disana. Adem.

Awalnya agak segan mau masuk karena gak keliatan tempat tiket masuk. Tapi setelah nanya-nanya akhirnya saya menemukan , tempat pendaftaran tamu. Ada beberapa orang disana. Setelah membayar uang masuk seikhlasnya (20 ribu. tips buat Pak Awang beda lagi), saya diantar oleh Pak Awang, untuk melihat-lihat kedalam keraton. 

 

Memang kisahnya panjang kalau mau cerita kenapa ada dua keraton di Cirebon.
Kalau dikutip dari Blog Kasultanan

Kraton Kanoman yang di bangun pada tahun 1588 oleh Sultan Badaruddin yang memisahkan diri dari Kesultanan utama Cirebon karena berbeda pendapat dengan saudaranya mengenai siapa yang berhak menjadi ahli waris Kesultanan Cirebon.
Sebagaimana umumnya Kraton di Jawa, Bangunan Kraton Kanoman seluruhnya menghadap ke utara. Di luar bangunan Kraton terdapat sebuah bangunan bergaya bali yang disebut dengan Balai Manguntur yang terbuat dari Batu merah. Di dekat bangunan Balai Maguntur ini terdapat sebuah pohon beringin yang berukuran besar. Fungsi bangunan ini adalah tempat kedudukan Sultan apabila menghadiri Upacara seperti apel prajurit atau menyaksikan pemukulan gamelan Sekaten pada tanggal 8 Maulid dan lain-lain. 

Ada juga masyarakat yang mengatakan bahwa Balai Maguntur diartikan sebagai Balai mangun tutur yang artinya tempat sultan berpidato atau berbicara kepada masyarakat tentang hukum dan agama.
Setelah melewati patung berbentuk naga, pengunjung akan sampai di bangunan Kraton Kanoman, sebuah istana yang lebih kecil ukurannya dari pada Kraton Kasepuhan. Kraton Kanoman mempunyai pendopo dengan sebuah altar didalamnya, disini terdapat koleksi piring-piring antik dari Eropa.

Kraton Kanoman juga mempunyai museum dengan pintu-pintunya yang berukir, koleksi terpenting museum ini adalah Kereta Perang Paksi Naga Liman dan Kereta Jempana dengan bentuk mirip seperti kereta pada Kraton Kasepuhan, Kereta yang terdapat di Kraton Kanoman ini di klaim sebagai yang kereta yang lebih tua. Bahkan kereta yang disebut-sebut merupakan duplikat dari kereta yang terdapat di Keraton Kanoman. Koleksi museum lainnya adalah aneka senjata seperti keris dan tombak, gamelan dan lain-lain.
Kesultanan Kanoman diresmikan tahun 1677. Keraton ini juga dikenal lebih taat dan konservatif dalam memegang adat istiadat dan pepakem. Contohnya tradisi Grebeg Syawal, seminggu setelah Idul Fitri. Grebeg Syawal intinya adalah ziarah sultan dan keluarganya ke Makam Sinuhun Sunan Gunung Jati di Desa Astana, Kecamatan Cirebon Utara.

Bersama Pak Awang, Aip diantar melihat Bangsal Jinem , tempat Sultan bertemu tamu kerajaan. Bangunan yang interiornya didominasi warna biru ini cukup luas untuk menerima tamu-tamu penting. Berasa jadi tamu kerajaan deh.

Pas mau melihat bagian Keraton lebih dalam, kami berjumpa dengan  Sultan Kanoman Cirebon ke-12 ( Kanjeng Gusti Muhammad Emirrudin ). Sempet grogi, tapi langsung salim aja kayak ke orang tua sambil memperkenalkan diri. Beliau orangnya ramah, mempersilahkan melihat-lihat kraton. Tadinya mau diajak selfie, tapi kok kayaknya gak sopan ya. Senang aja bisa ketemu. Sultan dan keluarga tinggal di Keputren, yang tidak boleh dimasukin orang sembarangan.

Sultan ini hobby nya memelihara binatang. Mulai dari kucing, Ayam, Burung sampai monyet ada disana. Pas kelilingan sempat disambut oleh monyet kecil peliharaan Sultan cute banget deh.

Lalu Pak Awang mengajak menelusuri Keraton lebih dalam, mulai dari Siti Hinggil, Candi Bentar, Pancanitri dan Pancatantra, tempat menerima tamu , dll.
Keraton seluas 5 hektar ini sendiri dikelilingi oleh perumahan biasa. Dan di depannya ada Pasar Kanoman. 

Agak lumayan kalau mau eksplor semuanya. Jadi liat yang penting-penting aja.

TemenAip, Keunikan Keraton Kanoman adalah banyaknya sumur. Setiap sumur punya khasiat masing-masing. Mulai dari Sumur Kejayaan, Sumur untuk mencuci pusaka Keraton, Sumur Jodoh sampai sumur anti santet. 

Biasanya pada waktu-waktu tertentu, banyak orang berkunjung buat mandi di sumur-sumur itu sesuai dengan keperluannya. Dari rakyat jelata, sampai pejabat tinggi mandi disitu. Pak Awang make sure supaya semuanya dikunjungi sambil menjelaskan khasiatnya.

Aip juga disuruh mandi, tapi emoh ah. Cuman penasaran aja senang nimba air dan ngecek airnya kayak apa, sampai orang mau repot-repot mandi disana. Airnya rata-rata adem menyejukkan. padahal cuaca Cirebon panas banget lho. Jadi adem pas cuci muka pake air sumur.

Karena sudah agak siang, akhirnya pamitan, pas mau pulang dikasi air sebotol aqua. Pas ditanya, air apa ini. Pak Awang bilang ini air dari Sumur Anti Santet..

Jreng…jreng…
Sekian

Tak komentar maka tak sayang. Silakan meninggalkan komentar. Mohon maaf, tidak menerima komentar dengan active link. Terima kasih sudah berkunjung

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.