Halo TemenAip !
Dalam libur Lebaran, mumpung lagi di Tasik penasaran pengen ke Pantai. Karena ke Cipatujah sudah, lalu ke Pangandaran pernah, penasaran pengen menyusuri jalur pantai Selatan dari Cipatujah terus ke Santolo dan juga Pantai Rancabuaya di Garut selatan. Sebelumnya kan pernah menyusuri Pantai dari Pangandaran ke Cipatujah, yang di tulis di postingan My Trip To Pantai-Pantai Jalur Selatan
Berangkatdari Tasikmalaya pada pukul 8 pagi, kita mengarah ke Cipatujah. Perjalanan ditempuh kira-kira selama 3 jam, karena bawanya santai.
Sesampainya di Cipatujah , mampirlah kita ke pantai. Selain sedang banyak pengunjungnya disana juga banyak sampah. Akibat Libur Lebaran, pengunjung yang jorok, tidak tertib membuang sampah sembarangan. Hal dasar yang dimiliki orang Indonesia yang punya slogan Kebersihan adalah Sebagian dari Iman.
Amatlah disayangkan orang-orang pada buang sampah sembarangan. Kalau menghasilkan sampah sebaiknya ya dibawa lagi sampahnya ke rumah masing-masing. Diplastikin kek. Taro dulu di mobil kek. Jangan ditumpuk di tempat wisata. Keindahan pantai Ciputujah jadi berkurang sejak kunjungan saya sebelumnya.
Perjalanan kali ini melewati daerah yang sudah lama tidak dilewati yaitu daerah perkebunan Cimari dan juga Hutan Sancang yang terkenal angket itu. Perjalanan dihiasi dengan pemandangan indah perkebunan, lembah , bukit ,persawahan , jembatan. Menyenangkan sekali. Cuman rada males foto-foto, takut kesorean sampai.
Perjalanan diteruskan ke daerah Pameungpeuk Garut. Jalanan mulus, sama seperti jalur selatan lainnya. Kecamatan Pameungpeuk sendiri adalah kota gerbang menuju pantai-pantai di sekitar sini , seperti Santolo, Sayang Heulang, dan Rancabuaya.Kota kecil yang cukup padat.
Kira-kira dua puluh menit perjalanan kita mampir ke Pantai Santolo. Masuk ke wilayah pantai ini dipungut retribusi sebesar Rp.7500,-
Tapi sayangnya suasananya amburadul banget. Beda banget dibandingkan dengan foto-foto yang beredar di Instagram. Sebenarnya pantai disini bagus. Tapi pembangunan kios dadakan di sepanjang pantai benar-benar merusak pemandangan. Belum sampah yang bertebaran dimana-mana. KZL deh. Menurut orang setempat, kios dadakan itu baru berdiri menyambut musim libur lebaran. Dan pastinya di pantai banyak banget orang. Bikin ga betah. Soalnya penuh pakai banget. Maklum musim libur Lebaran. Cuman penataan pantai yang alakadarnya benar-benar merusak suasana pantai deh.
Sayang sekali, padahal di Santolo ini ada salah satu fasilitas dari Lembaga Antariksa Indonesia yaitu Lapan, gedungnya terlihat sih. Penasaran sih, katanya suka ada peluncuran roket. Tapi malas berlama-lama disana.
Mobil langsung dipacu menuju Pantai Rancabuaya, harapan terakhir pengen ketemu pantai yang ciamik.
Kira-kira 45 menitan, sampailah ke Pantai Rancabuaya yang berupa teluk. Pantainya berkarang, dan daerahnya cukup padat dengan toko dan penginapan. Masuk ke wilayah pantai ini dipungut retribusi juga.
Karena sudah agak sore, kita sekalian hunting penginapan. Ada banyak penginapan murah, tapi kita lagi pengen mewah karena bawa anak-anak. Hahaha sombong deh. Akhirnya pilihan jatuh ke Penginapan Jaya Sakti 4 yang luas sekali. Kita sewa satu rumah dengan dua kamar ber AC, komplit dengan dapur dan dua kamar mandi. Bangunannya masih baru. Dan merupakan bagian dari Group Penginapan Jaya Sakti yang sudah ada 3 sebelumnya.
Depan hotel kita langsung menghadap ke pantai. Ada pasir putih dan juga karang-karang. Airnya jernih, dan diantara karang kita bisa melihat ikan-ikan berenang. Selain itu ada juga kepiting kecil dan juga bintang laut yang bersembunyi di karang. Seru deh.
Ombak disini cukup besar, jadi harus berhati-hati. Apalagi karang menjorok jauh kearah laut, jadi bisa buat jalan kaki. Nah ini bisa berbahaya, karena ombak datang dalam ukuran yang bervariasi, kadang besar, kadang kecil, kalau tidak sadar bisa tergulung ombak.
Masalah sampah juga terjadi disini. Tapi tidak separah di Santolo. Lumayanlah kalau gak diliatin, gak keliatan juga. Mau dibersihin, ya repot. Kecuali pas foto-foto, kadang harus memindahkan bungkus popmie biar ga ikut masuk foto.
Yang seru buat dilihat disini juga adalah aktvis nelayan yang hilir mudik berangkat atau pulang melaut. Deretan kapal nelayan warna warni menjadi objek foto yang menarik.
Sunset pun datang. Indah sekali… Lembayung Senja berpendarkan cahaya aneka warna menghibur kita saat itu. Mewah rasanya, hanya berdiri memandang sang surya terbenam. (bahasanya lalu puitis)
Malam itu kita makan dengan memesan ke restoran dekat penginapan , menunya ada Ikan Kuwe Bakar dan Cumi Goreng Tepung, rasanya lumayan enak. Nasinya disediakan pihak Penginapan.
Keesokan harinya sambila jalan pagi menyempatkan diri bermain air di Pantai Rancabuaya. Menyenangkan sekali. Bermain pasir putih, berkejaran dengan ombak dan yang pasti harus waspada dengan ombak yang kadang ukurannya bisa berbahaya
Kita menghabiskan waktu seharian bermain di tepi pantai. Sebenarnya ada tawaran memancing k tengah memakai perahu Nelayan. Bisa juga main ke pulau yang tidak jauh dari situ. Cuman karena udah betah di pantai, akhirnya diputuskan ga ikutan.
Bener-bener santai kayak di Pantai ! Eh emang di pantai ding ! hahaha. Menyenangkan kok.
Pas mau pulang ada tiga pilihan jalan, pertama langsung ke Pengalengan – Bandung – Jakarta. Yang kedua Jalur Pameungpeuk – Garut – Bandung Jakarta , yang ketiga kembali ke Tasikmalaya via Cipatujah.
Saya sih mau balik lagi ke Rancabuaya, mungkin ke Santolo juga, tapi pas gak musim libur. Abis penuh banget sih. Kalau tertib sih gak apa-apa, tapi kebanyakan jadi semrawut. Acak-acakan. Seharusnya bisa dikelola lebih baik lagi.
Seiring dengan bagusnya jalanan menuju objek wisata pantai di wilayah Garut Selatan, volume pengunjung juga bertambah. Hanya saja pengelola tempat wisata kadang tidak siap dengan kedatangan tamu dalam jumlah banyak. Sehingga banyak pemakluman di banyak bidang. Seharusnya gak gitu ya.
PR dunia pariwisata Indonesia masih banyak. Terutama di bidang pengelolaan kebersihan. Apalagi kenaikan jumlah sampah di musim liburan. Harus berbanding lurus juga dengan kesadaran masyarakat, Yuk dimulai dari diri sendiri. Jaga kebersihan lingkungan pariwisata, biar gak KZL liat banyak sampah ! Saya juga malas posting gambar yang keliatan sampahnya, bikin eneg aja ngeliatnya. Huhuhuhu.
Baiklah, sampai jumpa lagi di #Aiptrip selanjutnyaaa. Mau kemana lagi kita ? lihat saja nanti !
PS : Kalau mau no
#AIpTrip ke Rancabuaya ,
Apa yang pertama terlintas dipikiran pas pertama sampai di Pantai Rancabuaya Garut Selatan?
kan emang rata-rata sampah jadi sorotan mas.. sebenarnya dari pengunjung yang belum sadar wisata saja. apa yang ditampilkan di instagram tentang keindahan kan jarang ada yang posting tentang hal sampah mas 🙂
Betul. Terus terang aku juga jarang posting soal yg jelek supaya gak merusak feed IG, makanya dibahas di blog saja
Setuju banget, kebersihan menjadi permasalah bersama yang harus diselesaikan. Sayang rasanya pantai/tempat wisat bagus tapi kebersihan masih tidak terjaga. Entah dari faktor alam atau karena ulah segelintir oknum.
banyak faktor sih. Manusia mesti sama-sama membersihkan kotoran yang kita bikin sama-sama
Sunsetnya bagus banget, tapi sayang ya pengunjung dan warganya kurang melek ‘estetika foto’. Pengunjungnya buang sampah sembarangan, bikin pemandangan jadi kotor dan gak enak dilihat. Warganya main mendirikan bangunan non permanen demi kepentingan bisnis dadakan, itu juga bikin pemandangan jadi kurang menarik. Padahal kalau bersih & dijaga, pemandangan di foto pun pasti bagus. Orang-orang bisa promosi gratis melalui instagram, semakin banyak yang ke sana, dagangan pun pasti laku terus. Jadi gak mikirin jangka panjangnya gimana. Raline cyedih.
nah tugas kita jga sih ngingetin orang. Dimulai dari diri sendiri, lalu nyerewetin orang. malu-maluin bangsa, negara dan agama kan kalau nyampah terus