Hallo TemenAip , setiap Aiptrip ke seluruh penjuru Indonesia, ada satu hal yang suka bikin hati ngenes…Apa itu ? Sampah plastik ! Yap , ada dimana-mana, di Kampung, di kota, di gunung , di pantai , di laut. Ada dimana-mana. Sebuah kenyataan pahit yang terpampang nyata. Ya terus gimana dong ? Jawabannya : Ayo Bijak Berplastik. Supaya ingat, diulang lagi, Ayo Bijak Berplastik !
Sedihnya lagi, terkadang banyak dari kita cenderung memilih abai soal permasalahan ini. Contohnya aja, kalau lagi jalan-jalan, plesir alias travelling, kita cenderung upload foto-foto cantik pemandangan (termasuk aku) , padahal pas disana, ada juga bagian dari alam yang tercemar plastik, tidak kita abadikan, apalagi diposting, dan ini masalah nyata, ada di sekitar kita, cuman kebanyakan cenderung tidak melihat ini sebagai sesuatu yang luar biasa aja, dianggap hal biasa. Apa karena sudah terbiasa ya ? Hal ini sempat bikin perasaan gelisah, karena alam bawah sadar seakan memberontak melihat kondisi aslinya. Karena kita belum bijak berplastik. Ayo Bijak Berplastik
Itulah kenapa, Ariefpokto.com begitu bersemangat saat diajak berpartisipasi dalam kampanye #BijakBerplastik yang diluncurkan di Raffles Hotel Jakarta, 5 Juni 2018 yang juga bertepatan dengan perayaan Hari Lingkungan Hidup Sedunia kemarin. Ini menjadi semacam jawaban buat permasalahan yang sudah ada selama ini. Dalam event yang juga merupakan Event Peneguhan kembali Komitmen Danone Aqua untuk memelopori tiga komitmen penting dalam mengatasi masalah plastik di Indonesia, yang dilakukan oleh Ibu Corine Tap, Presiden Direktur PT Tirta Investama beserta para pihak yang terkait.
Tiga Komitmen tersebut adalah :
- Meningkatkan Pengumpulan Sampah Plastik
- Mendukung Edukasi Sampah Plastik
- Meningkatkan Inovsi Botol Plastik
Hari itu saya mendapatkan banyak pengetahuan baru yang disampaikan oleh orang-orang yang kompeten di bidang ini mulai dari Kementrian Lingkungan Hidup , Aktivis Lingkungan, dan banyak lagi.
Plastik itu yang membuat, memakai dan membuang adalah manusia. Ya kita sendiri yang menyebabkan semua ini , mulai dari produsen sampai ke penggunanya. Ada banyak faktor yang mempengaruhinya. Plastik sebagai salah satu penemuan terbesar di era industri ternyata membawa dampak buruk bagi lingkungan. Tapi bukan berarti tidak bisa ditanggulangi, hanya saja butuh kerjasama dari banyak pihak. Ayo Bijak Berplastik.
Dari hulu ke hilir bertanggung jawab soal sampah plastik. Setiap individu harus mengambil peranan dlm pengelolaan sampah plastik. Mindset Kita selama ini harus dirubah, bukan buang sampah , tapi mengurangi & mengelola sampah kita. Bisa banget lho, jangan malas melakukannya.
Plastik itu asalnya dari minyak bumi lho, bisa menjadi sampah yang berbahaya apabila tidak didaur ulang, hanyut dibawa air dan berakhir di laut, membahayakan lingkungan hidup. Ayo Bijak Berplastik , jangan sampai kealpaan kita merugikan mahluk hidup lain khususnya dan alam secara umumnya.
Sempat mendengarkan kesedihan Nadine Chandrawinata, Puteri Indonesia 2006 yang merupakan penggiat lingkungan yang melihat langsung betapa laut kita tercemar oleh plastik. Tidak adilkan bagi para biota laut yang rumahnya kita sampahi dengan plastik. Belum bahaya bagi penyu yang menyangka plastik itu adalah ubur-ubur, sehingga merusak sistem pencernaanya. Dan ini tidak terjadi pada penyu saja, tapi juga pada Paus, Burung Laut, Singa laut dan mahluk hidup lainnya.
Dan tahu tidak , Professor ITB bilang kalau pemahaman kita selama ini yang menganggap recycling aman adalah tidak sepenuhnya benar. Ternyata hanya 20% sampah plastik yg diambil pemulung karena memiliki nilai jual yang berharga . 80% lagi tidak diperlakukan sama, akhirnya berakhir menjadi limbah di tanah maupun lautan. Semua itu berkaitan dengan kurangnya edukasi nilai sampah plastik.
Ibu Nani dari Kementerian Lingkungan Hidup cerita kalau sampah tas keresek bisa didaur ulang menjadi bahan baku aspal jalanan. Dan demand nya cukup tinggi. Sementara itu, kita kurang awas soal ini, sehingga banyak peluang mengelola sampah plastik lebih baik lagi gagal dilaksanakan. Ayo Bijak Berplastik
Kenapa sisa plastik akhirnya berakhir di lingkungan? Itu sebenarnya bisa diatasi. Menurut Pak Karyanto Wibowo , Director Sustainable Development – Danone Indonesia dengan cara :
1. Kita harus bijak memproduksi. plastik , Tidak semua plastik bisa direcycle, itulah kenapa diperlukan inovasi membuat kemasan yang 100% dapat didaur ulang
2. Bijak mengkonsumsi Plastik , tugas kita para konsumen supaya lebih bijal lagi dalam mengkonsumsi plastik. Pilihlah yang berdaya tahan lama, hindari yang sekali pakai buang.
3. bijak memanage sampah , pilah lagi sampah yang kita hasilkan. Mana yang bisa didaur ulang , mana yang sekiranya tidak bisa
Kita bisa berbuat sesuatu lho buat lingkungan. Dimulai dari hal kecil, seperti #bijakberplastik , tanpa disadari , kita boros banget lho pakai plastik, barang yang susah diurai oleh Alam, beracun dan berbahaya bagi lingkungan hidup.Kita bisa mulai dari hal sederhana dalam hidup seperti kurangi pemakaian plastik, bawa tas belanja sendiri, kurangi pemakaian sedotan plastik, minum bawa tumbler. Kita juga bisa lebih awas, saat di laut, kalau ada plastik, bisa kita kumpulkan lalu kita keluarkan dari laut. Kumpulkan sampah plastik, gunakan fasilitas Smart Drop Box Danone Aqua di tempat yang sudah ditentukan. Dan banyak hal lagi yang bisa kita mulai dari diri sendiri, dan lalu bisa kita tularkan semangatnya ke semua orang demi masa depan kita sendiri nanti.
Memanglah tidak mudah mengubah perilaku, mengganti kebiasaan. Tapi kalau tidak dimulai dari sekarang, kapan lagi ?
Melalui tulisan ini mengajak #TemenAip , Ayo Bijak Berplastik Untuk Masa Depan Kita Semua. Jangan sampai bumi semakin rusak oleh perbuatan kita yang akan kita turunkan pada anak cucu kita.
Gemes banget deh kalo lihat sampah berserakan di pantai.. Huhuhu.
Aku lagi berpartisipasi mengurangi penggunaan plastik saat belanja dengan bawa tote bag 😀
Cheers,
Dee – heydeerahma.com
Baru liat gambar di postingan ini, belum baca isinya, saya sudah langsung kesal. Kesal terhadap orang lain dan kesal terhadap diri sendiri yg memang belum cukup bijak dalam berplastik.
Soal mengolah plastik menjadi aspal jalan, saya sudah mendengarnya di India. Saya tidak tahu di Indonesia sudah pernah diujicobakan atau belum.
Bener kata Aip, untuk mengatasi masalah sampah ini memang harus bersama-sama. Kita juga gk boleh malas menegur mereka yg buang sampah sembarangan. Sebab kalau kita tidak menegur, ya orang tersebut mungkin akan buang sampah sembarangan terus.
Thanks ya buat postingannya yg bermanfaat banget 🙂
Sama , Kesal ya. yang bisa kita lakukan adalah dengan berusaha, memulai dari diri sendiri dan juga mengingatkan.
Soal plastik jadi aspal, kalau nggak salah pernah baca di Kerala India deh.
Sama-sama Darius, yuk sama-sama #BijakBerplastik
ngeriii yak sampah plastik dimamana. Inget waktu ikut Gabung Mulung Tidung di Pulau Tidung, sampahnya ngeriiiii.
Yuk ah dari mulai sekarang:
1. kurangi bungkus2 makanan pake kresek dan sejenisnya. Makan on the spot aja. Kalo mo take away, bawa kotak makanan sendiri.
2. Bawa rumbler kamamana. Dari rumah udah diisi tumblernya dengan minuman yang kita suka (kalo saya mah air putih ajah). Minimalisir pembelian air kemasan.
3. balanja bawa tas sendiri
4. bawa sedotan permanen untuk.menghindari pemakaian sedotan plastik sekali pakai.
dll.
Aku dukung kang aip untuj bijak berplastik sekaligus selamatkan lingkungan.
Aku sudah lakukan beberapa seperti gak pakai kantung plastil utk wadah makanan tapi bawa wadah yg bisa dicuci, diet kresek kalau belanja kecil2, barangnya langsung masukin tas dll.
Sekarang aku lagi kepikir mau cari info banyak2 teknologi pengolahan plastik skala home industri biar bisa diterapkan di lini kecil masyarakat. Terus pengen keliling sharing sambil traveling. Sepertinya seru
Ya bagus sih Dian, dimulai dari hal kecil seperti ini, semangatnya sudah Ada, tinggal diteruskan
Gue juga suka sedih sih kak. Pas ke Pulau Tidung donk, eee busettt… itu kan pulau nggak luas ya. Sampahnya bisa 1/4 pulau sendiri kali tuh. Nggak ada kesadaran dari penghuni pulaunya. Mau jadi apa 10 tahun lagi kalau belum sadar soal sampah, terlebih sampah plastik. Gue pas ke sana, sampah bekas gue aja gue masukin ke tas biar dibuang pas udah sampai Jakarta. Eh pas mau pulang naik kapal, buset banyak banget di pinggir lautnya. Numpuk banget!
Ya Kan, pantai cantik yang dibina pemprov Jakarta jadi Kotor. Walaupun banyak faktor penghasil plastik, tapi yg Nidy lakukan dengan membawa pulang plastik sendiri udah OK banget ya,
bijak berplastik harus diawali dengan pikiran bahwa itu bisa, dan tidak sulit. saya sudah 3 tahun tidak minum aqua kemasan gelas, berusaha tanpa sedotan, dan bawa tas sendiri ke supermarket. kalau makan di kantin hampir gak pernah mbungkus, suka bawa piring ke studio, dan bisa2 aja tuh…
Nah ini contoh bahwa #BijakBerplastik itu bisa. Permasalahanya adalah banyak dari Kita bingung untuk memulai. Bisa ditiru gerakan Kak Indri ini. Makasih sudah mampir Kak Indri.
Jadi kalau botol bekasnya aqua kita kumpulin aja gitu?
Nanti bisa dititipkan di smart drop box lho
Susah hidup tanpa plastik. Nanti buat bungkus2 apa
Tidal mudah memang, tapi bisa dimulai dari Hal kecil aja dulu. Ke pasar bawa tas Kain snediri, jgn kebanyakan plastik