Hai TemenAip ! Pernah denger soal Istana Siak ?
Jadi beberapa tahun lalu, sempat mengadakan #AipTrip penelusuran Tamaddun Melayu. Supaya bisa memahami budaya Melayu yang tersebar luas. Sempat mengunjungi Malaysia, Riau, Medan, Singapura, untuk melihat dan memahami kebudayaan Melayu yang pengaruhnya sangat besar bagi negara kita. tapi memang belum dipublish. Kita share satu-satu lah ya.
Waktu #AipTrip ke Pekanbaru rasanya GMZ kalau sampai tidak mampir ke Siak Indrapura. Karena disana ada sebuah Istana yang katanya Melayuuu banget. Mengingat wilayah Riau, Kepulauan Riau dan sekitarnya adalah daerah dimana suku Melayu berada membuat kunjungan kali ini sangatlah penting.
Nah akhirnya kesempatan itu datang juga ketika berkunjung ke Pekanbaru. Perjalanan ke Istana Siak
Istana Siak atau Istana Asherayah Al Hasyimiyah , adalah sebuah Istana yang unik. Kenapa? Karena Istana Siak memiliki arsitektur yang merupakan perpaduan dari Eropa, Arab yang dibuat untuk seorang Sultan Melayu.
Terletak di kota Siak Sri Indrapura. Istana Siak Sri Indrapura adalah istana Kesultanan Siak yang merupakan kerajaan penganut agama Islam terbesar di Riau pada abad ke 16-20 yang lalu. Istana yang dibangun tahun 1889 oleh Sultan Syarif Hasyim Abdul Jalil Syaiffudin Kalau mau ke Siak, Kita tinggal naik pesawat ke Pekanbaru. Dari Pekanbaru perjalanan sekitar 2 jam, sepanjang jalan kita akan melihat hamparan perkebunan sawit yang luas. Sesampainya di Kota Siak, kita akan disambut sebuah jembatan megah yang menghubungkan daratan yang dipisahkan oleh sungai Siak yang lebar sekali.
Suasana Kota Siak sendiri menurut saya agak sepi, hanya saja semuannya serba rapi dan tertata dengan baik sekali. Cuman disini panas banget cuacanya, walaupun bagus untuk foto, tapi mata terpicing terus. Jangan lupa kalau kesini bawa kacamata hitam ya Gaes.
Lalu terlihatlah Istana Indah itu, Istana Asherayah Al Hasyimiyah , memang bangunanya unik sekali, berwarna coklat muda dengan ciri khas bangunan Eropa dengan rasa Arab membuat Istana ini istimewa sekali. Disekelilingnya ada hamparan rumput dan pepohonan yang membuat suasana menjadi bagus. Kebayang pas jaman kejayaanya, sekarang aja masih bagus banget kok.
Lantai bawah Istana Siak dibagi menjadi enam ruangan sidang: ruang tunggu para tamu, ruang tamu kehormatan, ruang tamu laki- laki, ruang tamu untuk perempuan, satu ruangan di samping kanan adalah ruang sidang kerajaan, juga digunakan untuk ruang pesta.
Kalau mau naik ke lantai dua harus menaiki tangga besi berwarna kuning yang umurnya sudah ratusan tahun. Naiknya harus hati-hati banget.
Didalam Istana Siak dipajang aneka peninggalan yang bersejarah, pengingat masa kejayaan masa lalu contohnya kursi singgasana kerajaan yang berbalut emas, duplikat mahkota kerajaan, brankas kerajaan. Payung kerajaan, tombak kerajaan,cermin permaisuri, piring, sendok, meriam, keris dan masih banyak lagi lainnya. Sultan Siak pada masa itu sering mendapatkan hadiah dari kerajaan lain, tidak hanya yang dekat tapi juga dari benua lain.
Yang menarik ada alat musik bernama Komet, yang jumlahnya hanya ada 2 buah saja di dunia ini, hanya ada di Istana Siak Sri Indrapura dan satu lagi di Jerman. Alat musik yang dibawa ke Siak pada tahun 1896 ini harus diputar secara manual. Di dalam alat musik tersebut tertulis sebuah penjelasannya, yakni “Komet, sejenis alat musik gramopon piringnya terbuat dari baja yang terdiri dari musik-musik instrumen klasik Jerman abad VIII ciptaan komponis terkenal Beethoven, Mozart, dan Strauss dibawa oleh Sultan Siak XI tahun 1896 dari lawatannya ke Eropa.
Kalau kesini jangan lupa berfoto di Cermin ajaib. Beda sama Cermin Tarsah Harry Potter. Tapi keren juga. Jadi karena design cerminnya yang unik kalau kita berfoto disini ga akan kelihatan kamera yang memotret. Sungguhlah canggih. Ya maklum lah ya. Cermin Permaisuri Sultan. Pas ngaca disana, lalu berfoto, mulut ini terasa ingin berucap ” Mirror.. Mirror on The Wall”.. tapi pas baru bagian Mirror, udah Ada yg nepuk. Dilarang baca mantra kah? Nggak, antrian sudah panjang…
Puas melihat Istana Siak, kita bisa melihat sebuah Mesjid indah, yang masih berfungsi hingga saat ini. Namanya Mesjid Syahbuddin. Selain mesjid disini juga ada makam Sultan dan istrinya. Semuanya dalam kondisi terawat dengan sangat baik. Mesjid ini sempat menjadi pusat pengajaran Islam di Asia Tenggara.
Jangan lupa untuk menikmati pemandangan Sunga Siak, salah satu sungai di Indonesia yang terlebar. Bagus sekali melihat pantulan langit di permukaan air, sementara sesekali, kapal-kapal melintas.
Menarik sekali kan berkunjung ke Siak ? Kalau mau kesana , pesan tiket pesawat ke Pekanbaru bisa menggunakan pegipegi.com. Kenapa ? selain praktis, banyak promo menarik disana. Pantengin aja terus siapa tahu kebagan kan ? Apalagi ada Gempita , Gemerlap Promo Akhir Tahun dimana banyak diskon beredar, apalagi kalau kita download Apps-nya. Lebih banyak lagi untungnya. Sekali lagi beli tiketnya di PegiPegi.com
sekilas mirip istana maimun di medan ya
Saya baru sampai Pekanbaru aja. Ada urusan kerjaan sebentar, malah abis itu lanjut ke Medan. Mudah-mudahan bisa ke Siak kapan-kapan. Dulu juga ada blogger yang pernah tinggal di Siak. Dari ceritanya memang kelihatan bagus kotanya
mesti disempatkan mampir ke Siak nanti
Dari luar terlihat cakep banget ya Istana siak dan megah kang
Berkali-kali aku ke Pekanbaru, kok aku gak tau ya keberadaan Istana Siak ini. Mari dituntaskan. Bener gak Kang? AKu harus balik ke Pekanbaru lagi. :))
Wah, saya pengen banget ke sini dari dulu, tapi sayang belum keturutan.
Istana ini jadi museum gitu atau masih ditinggali?
Hai Kang Aip,
Aku kok gagal fokus sama selfie-mu yang di depan kaca 😀
Cheers,
Dee – heydeerahma.com
hayoo ke aceh bang.. tambahin list tamaddun melayunya 😀
Belum pernah ke Siak, wah sekarang gampil pesan tiketnya di pegipegi kalau mau ke Pekanbaru ya 🙂
Membaca tulisan Kang Aip tentang Siak, membangkitkan kenangan pada temanku semasa SMP. Dia berasal dari sini dan banyak menceritakan tentang negerinya. Karang Aku kangen dia dan Jadi kepengen ke Siak 🙂
Itu sampai tangganya diukir gitu ya kak? Kckckkkc…
Eia, Siak itu, kotanya panas ga kak?
Bisa jadi referensi nih kalau ke Siak
“mirror, mi….” “mas gantian mas” HAHAHA.Wah luar biasa langitnya biru banget, kebayang cerahnya dan panasnya.
Saya anak Sumatra, tapi belum pernah nih ke sini. Hahahah. Kalah telak dari mas Arif. Cakep, mas.
tangga ulirnya cakep mas aip..
Istananya bener-bener khas Melayu
Warna dan bentuk bangunannya cerah dan banyak tiang
Indonesia memang punya sejuta pesona ya, setiap daerah punya ciri khas
Terasa banget ya pengaruh Eropa dan Arab di istananya.. Kebayang megahnya kayak apa zaman dulu.
Argggg jadi pengen kembali kesini, asik dan seru disini,
ada ketertarikan apa dengan budaya melayu kak? harus mampir jambi juga kalau gitu
Penasaran pengen ke istana ini dari dulu kalaa
Mesti disempatkan kalau ke Riau
Kelihatan banget ya Kang Aip, khas kesultanan Melayu yang didominasi warna emas. Aku yang keturunan Melayu dan lama di Sumatera malah belum pernah sampai di sini. Aku jadi ingat istana yang mirip banget dengan istana Siak yaitu istana Melayu di Sambas Kalimantan Barat. Menelusuri sejarah Nusantara memang menarik ya. Semoga bisa ke sini suatu saat.
Wajib kesini Mbak Don. Bagus banget deh