Hai TemenAip ! Hari kedua Aiptrip Labuan Bajo benar-benar di nantikan ! Karena Hari ini ami bakalan ketemu dengan Komodo. Varanus Komodensis adalah hewan endemik Pulau Komodo, Padar & Rinca.

Tidak ada lagi di tempat lain. Hanya disini. Tempat hidup alaminya.

Keberadaanya sebagai Kadal terbesar di dunia benar-benar membuat saya semangat sekali ingin berjumpa. Rasa penasaran akan segera terjawab.

Selama ini hanya bertemu Komodo di kebun binatang , TV , Internet. Senang sekali apabila bisa berjumpa di kampung halamannya langsung.

Dermaga Pulau Komodo

Dari Pelabuhan Labuan Bajo, Kami menumpang speed boat dengan durasi kira-kira 90 menit.  Pemandangan sepanjang jalan begitu spektakuler. Deburan air perairan Labuan Bajo seakan menarik gembira di sekitar Kami yang begitu semangat dalam perjalanan ini.

Bayangkan pulau berbukit hijau seperti bukit eletubbies dengan pantai pasir putih menyapa kami di sisi kiri dan kanan. Ingin mampir rasanya. Tapi tujuan Kami bukan kesana.

Lalu kamipun sampai di Padar. Mendarat di dermaga Pulau Padar seakan mendarat di zaman yang berbeda. Pulau dengan perbukitan hijau, kontras dikelilingi air laut dengan gradasi biru.

Perjalanan dilanjutkan dengan mendaki Bukit Pulau Padar untuk menikmati keindahan pulau ini. Kalau mau baca lebih lengkap, silakan baca disini.

Setelah dari Pulau Padar, perjalanan dilanjutkan ke Taman Nasional Pulau Komodo. Disana sebuah dermaga panjang sudah menanti Kami, diakhiri dengan sebuah tembok bergambar dua ekor komodo, lalu sebuah tembok lagi bertuliskan Taman Nasional Pulau Komodo sebagai World Heritage.

Apakah Taman Nasional Pulau Komodo Akan Ditutup ?

Jadi sebelum berangkat kesini, sedang ramai soal penutupan Taman Nasional Pulau Komodo oleh Gubernur NTT. Sempat deg-degan juga, udah jauh-jauh datang ternyata tutup kan KZL yak. Tapi sewaktu Kami kesana , ternyata masih buka. Soal penutupan pun sebenarnya masih simpang siur. Katanya masih dirapatkan. Karena pastinya akan berdampak terhadap pariwisata wilayah ini. Harus ada perencanaan dan koordinasi yang matang. Kalaupun akan ditutup selama satu tahun, wisatawan masih bisa melihat Komodo di Pulau Rinca. Di Pulau lain juga ada sih, tapi konsentrasi terbesar ya kalau gak di Pulau Komodo ya Rinca. Di Pulau padar pun ada,tapi cuma 2 ekor, biarlah mereka hidup damai disana.

Fasilitas di Pulau Komodo yang cukup lengkap

Setelah membayar Tiket , Kami dikumpulkan disebuah gubuk untuk di briefing oleh Ranger Komodo bernama Pak Harmon. Beliau adalah penduduk sekitar yang bekerja di Taman Nasional. Sebelumnya Pak Harmon memberitahu kalau berkunjung di Pulau Komodo tidak boleh : Mengambil apapun , Membuang sampah, Merokok , tidak boleh berisik dan harus tetap berada dalam group. untuk yang perempuan sebaiknya tidak datang dalam kondisi menstruasi. Karena Komodo penciumannya sangat tajam, apalagi soal darah

Pak Harmon membawa sebuah tongkat kayu yang di ujungnya ada semacam cabang. Gunanya untuk menghalau dan memberik jarak antara kita dan Komodo. Harus diingat Komodo adalah hewan liar yang kuat, jangan diprovokasi karena nanti bisa berbahaya.

Ada tiga rute tracking Komodo yang disediakan di Loh Liang mulai dari short trek , kira-kira 1 jam , medium trek dan long trek yang paling jauh karena harus mendaki bukit , turuni lembah segalaa. Pak Harmon juga bilang Kami harus bersabar karena komodo disini liar, jadi tidak setiap saat mereka akan muncul. Itulah kenapa Kami dipersiapkan untuk segala kemungkinan.

Ada Berapa Komodo dalam gambar ini?

Beruntungnya kami karena baru saja jalan 5 menit sudah berjumpa dengan Komodo. Tidak Cuma satu tapi Empat Sekaligus !! Tiga jantan dan 1 betina. Terus terang saya tidak bisa membedakan mana jantan mana betina. Tapi saya bisa membedakan mana Komoda muda dan tua. Dari tingkat kepeyotannya. Hahaha. Dan sejujurnya saya tidak bisa melihat mereka dimana, karena warnanya sama seperti tanah. Kalau tidak ditunjukan Pak Harmon gak bakal tau deh.

Ukuran Komodo ini berkisar antara 2,5 sampai dengan 3 meteran dari Kepala sampai ekor. Besar ! Kulitnya tampak tebal dengan motif sisik yang unik.

Mereka sedang diam santai berbaring di bawah pepohonan dekat sumber air buatan tempat mereka minum. Pak Harmon meminta kami agar tetap menjaga jarak saat memotret. Karena yang Kami hadapi adalah binatang liar, jadi tetap berbahaya. Apalagi  dalam mulut Komodo terdapat bakteri yang bisa meracuni darah korbannya. Air liurnya juga mengandung anti pengentalan darah, jadi kobannya akan mengalami pendarahan terus.

Komodo , Hewan Buas Efisien

Komodo memang hewan karnvora, tapi cara berburunya berbeda dengan singa ataupun serigala. Komodo akan diam-diam menyerang mangsanya, mulai dari rusa, babi hutan, burung, dll. Cukup menggigit bagian kaki, menularkan bakterinya, lalu mengintai korbannya sampai mati atau cukup lemah untuk tidak melawan. Sebuah teknik perburuan yang efektif , tapi butuh kesabaran.

Kata Pak Harmon, Komodo butuh asupan makan seberat 45 kilogram, kira-kira seekor rusalah.


Dia akan memakan semua dari daging sampai tulang. Dan butuh waktu sebulan untuk mencerna seluruh makanannya. Itulah kenapa mereka sering diam tak bergerak. Oh iya di tanah juga banyak serpihan putih-putih, ternyata itu adalah tulang hasil pencernaan komodo.

Beberapa turis asing seperti kami mencoba mengabadikannya. Agak sulit juga memotret mereka dalam keadaan aktif. Diam saja kayak ga ada gairah. Hahaha. mungkin sedang kenyang. Pak Harmon bilang kalau Komodo akan aktif saat berburu atau sedang musim kawin. Musim kawinnya antara Mei-Agustus. Nanti bertelurnya di bulan September. Telurnya akan disimpan sang induk dalam lubang yang digalinya sendiri. Jenis kelamin anak Komodo ditentukan oleh suhu.

Pohon Rumah Anak Komodo

Nah perjuangan anak Komodo dimulai pas menetas. Jadi mereka harus segera naik ke atas pohon untuk menghindari predator. Sedihnya Komodo dewasa lain bisa jadi predator mereka. Makanya harus tinggal di sejenis pohon aren tempat mereka menghabiskan dua -tiga tahun hidupnya, sebelum nanti berani turun dan hidup selayaknya komodo normal.

video ketemu Komodo di Kampung halamannya

Trik Berfoto Dengan Komodo

Pak Harmon punya trik khusus berfoto sama Komodo. Karena gak mungkin foto sedang memegang mereka apalagi sampai pelukan guling-guing di tanah. Sekali jilat ditransfer kontan tuh air liur penuh bakteri. Caranya, kita jongkok waspada di belakang Komodo kira-kira 2 meteran, lalu Pak Harmon akan mengambil foto dari depannya, dengan jarak kira-kira 3 meteran lah.

Terus terang deg-degan banget pas difoto gini. Takut Komodonya mendadak balik arah lalu memelukku. Atau dari kiri kanan belakang muncul komodo lain. Siapa tahu pengen foto bareng kan kayak di Foto Studio. Tapi Pak Harmon bilang tenang saja, lalu cekrek, cekrek. Jadilah foto ini. Hasilnya sensasional kaan. Sebuah ilusi optik sederhana tapi efektif.

Agak lama juga menonton Komodo berleha-leha. Dari semuanya hanya satu yang sempat bergerak berjalan-jalan. Yang betina. Lagi centil mungkin. Biarin aja. Tapi walaupun centil, tetap centil komodo ya, kita tetap waspada. Karena Kami mau melihat manta , akhirnya diputuskan kunjungan ke rumah Komodo-nya udahan dulu.

Kami berjalan mengarungi hutan. Perjalanan yang menyenangkan , sempat foto-foto juga, sambil tetap waspada, karena Kami berada di habitat Komodo.

Diliatin Komodo Betina

Sesampainya di pinggir pantai, Kami diarahkan ke sebuah tempat perdagangan suvenir. Bentuknya kayak pasar gitu. Ada aneka ukiran kayu berbentuk Komodo, kaus, kalung, mutiara, magnet dan banyak lagi. Sempat melihat-lihat produk disana. Klau soal harga ada yang lebih mahal dari Labuan Bajo, ada pula yang lebih murah. Bisa ditawar lah.

Lalu Kami mampir ke sebuah kedai. Saya memesan Kelapa Muda, sementara beberapa teman memesan Mie Instan. Duh baunya menggoda. Hahaha. Sementara itu ada seorang anak kecil sedang memegang Smartphone. Pas diperhatikan dia sedang menonton video Blackpink. Dudududu. Kirain di Pulau Komodo ga ada Kpop. Tapi memang sinyal lancar jaya disini senang deh. Jadi bisa eksis instastory, sharing pengalaman dengan followers.

Pas menikmati Kelapa Muda sempet melihat ada babi hutan mendekat, pas saya dekati dia kabur. Lalu sempat menjadi saksi pertengkaran sepasang turis dari China / Hong Kong saya ga tau. Berantemnya lucu, kayak di sinetron-sinetron. Lalu fokus saya pindah ke seekor Rusa yang sedang duduk diam dibawah pohon di dekat kedai.

Ketika didekati ternyata Rusanya cedera. ada luka menganga di sekitar kepalanya. Kenapa dia ada disitu ya ? Nggak takut sama manusia ? atau mungkin biar selamat dari kejaran Komodo. Tapi kata Pak Harmon, Komodo juga suka melipir ke pantai lho. Bisa berenang juga. Saya tidak bisa berbuat apa-apa buat sang rusa. Biarlah alam yang menentukan nasibnya/

Setelah hidangan tuntas dilaksanakan, Kamipun beranjak ke Kapal untuk melanjutkan perjalanan ke Pink Beach,

Suatu kebanggaan dan kebahagiaan tersendiri bisa melihat Komodo langsung di habitat alaminya. Mereka cuma ada disini. Di Labuan Bajo. Semoga bisa tetap hidup sesuai kodratnya.

Saya harap TemanAip bisa juga berkunjung Ke Kampung Halaman Komodo. Sebuah destinasi wisata tak ada duanya di dunia.

tunggu kelanjutan cerita #AiptripLabuanBajo ya, saya kasi cuplikan video saat bertemu Pari Manta Raksasa di perairan Labuan Bajo.


39 comments

  1. Jalan-jalan di Komodo memang menantang. Waktu saya ke sana, saya selalu tengok kiri kanan, takut tiba-tiba ada yang datang dari balik rerumputan dan pepohonan.

  2. Labuhan Bajo tempat impian banget dah, pengen ke sana tapi belum kesampaian.
    Pesonanya tuh gak cuma di pemandangan alamnya aja, tapi dengan adanya komodo bikin makin unik kawasan ini. Semoga ada rizki deh untuk sampai ke sana hehe..

  3. Yaaa sedih kalau Pulau Komodo ditutup, ku blm pernah nyebrang sana. Wah akhirnya pakai trik itu bisa foto sama komodo ya mas.
    Baru tau kalau komodo sebahaya itu, sampai air liurnya mengandung racun pengencer darah 🙁

  4. Waktu ke Labuan Bajo bbrp tahun lalu, menariknya banyak turis asing datang bukan karena mau liat komodonya tapi karena mau nyelam

  5. Sayang sekali kalau harus ditutup padahal ini salah satu wisata yang bagus di Indonesia. Apalagi banyak orang ingin ke Pulau Komodo, aku pun belum pernah kesana dan hanya menikmati foto teman-teman termasuk mas Arif.

  6. Wah keren fotonya seperti menunggang komodo lho pak, hehe. Menarik nih ketika anak-anaknya mulai muncul di kehidupan ternyata harus ‘nginep’ di pohon, bisa juga ya mereka naik-naik? Kirain merayap saja di tanah

  7. Kalau pas musim kawin tetap dibuka untuk wisatawan? Kayaknya membayangkan komodo jadi aktif saat musim kawin, bikin gemeter juga pas ke sana, ya. Khawatir komodonya salah meluk hehehehe

  8. Sektor wisata memang seperti pedang bermata dua. Bisa banyak mendatangkan devisa tapi kalau tidak hati-hati bisa merusak alam. Semoga bisa ditemukan solusi terbaik…apalagi saya belum sempat ke pulau komodo, masak sudah tutup…

  9. Duh, rusanya kasihan.

    Pas kemaren aku ke Pulau Komodo, pas udah dadah-dadah sama rangernya, udah say goodbye dan kami dalam perjalanan ke dermaga, tiba-tiba ada komodo lewat. Santai banget bang. Gilak, itu beneran bikin jantungan. Mau lari takut menarik perhatian komodo, cuma diem aja, sambil doa.
    Beneran si komo lewat doang di deket kita. Santai macam di pantai, eh emang di tepi pantai sih dia jalannya.

  10. Wah, keren banget nih Pulau Komodo, terus itu berani beud ya ambil foto deket-deket sama komodo… acungin jempol deh… kalau aku sudah melipir lihat komodo dari jarak dekat begitu

  11. Semoga Taman Komodo Labuan Bajo ini tak jadi ditutup ya kak.

    Aduh, mengapa aku deg-degan ya saat perempuan yang lagi monthly hormone nggak boleh berkunjung ke sini. Duuh dasar komodo buas!!! Kudu atur jadwal free dari segala apa pun kayanya kalau ke sini. (nasib jadi perempuan)

    Trus komodo centil itu dimananya kak? aku ngebayangi sik klo tetiba komodo tiba-tiba berkumpul ke arahnya kak Arief Pokto lalu wefie bareng., Cheerssss!!! hahah

    Aku jawab kuis di fotonya ya: Ada berapa komodo di sini? (Ada 5) satunya kabur ntah kemana..hahaa

  12. Wah, keren bener mas, bisa pose bareng komodo asli di Pulau Komodo 😀 Btw kasian juga ya kalau traveler lagi datang bulan, jadi ga bisa masuk kawasan komodo dong hiks 🙁 Kalau aku fotoan begitu pasti udah deg2an. hehehe. Panjang banget bisa sampe 3 m ya. Hewan buas dan langka hiiiiiiiii…

  13. Oohhh ternyata begitu fotonya. Akhirnya terjawab deh. Dan Pak Hormon pinter ngambilnya, seakan-akan orangnya naik di atas Komodo

    Kang Aip, kalau ke Labuan Bajo, Pulau Padar, Pulau Komodo itu sehari cukup? Klo nginep, nginepnya di mana?

  14. Duuh baca artikel ini kayak ngerasain perjalanannya langsung. Pengen banget suatu hari nanti bisa ke pulau komodo juga. Kerenn mas..penasaran waktu difoto begitu rasanya..

  15. Waduw sempat sempatnya ada dua turis yang berantem. Duh duh.

    Baru tahu lho saya kalau cara berburu Komodo itu pelan pelan mematikan. Bahaya banget air liurnya. Ngeri juga ya.

    Pun saya baru tahu kalau Taman Nasional Komodo mau ditutup. Ada apa ya?

  16. Lama juga ya naik speedboat-nya, 90 menit. Pasti seru tuh!

    Beruntung banget kamu, mas. Baru jalan sebentar udah ketemu 4 komodo. Tapi itu ekspresi kamu pas difoto keliatan banget tegangnya hahaha. Selamat sudah berhasil mengunjungi salah satu tanah legenda Indonesia, mas.

  17. Salah satu hal yang kusesali adalah telat suka jalanjalan. Padahal dulu pas tugas di sumbawa deket aja ke labuan bajo trus bisa main ke komodo flores dan sekitarnya.

    Apa daya, waktu ga bisa diputar ulang

  18. Pulau komodo adalah daya tarik utama kalau orang berkunjung ke labuan bajo selain pantai dan laut nya yang cantik. Aku berharap taman Nasional komodo tidak pernah ditutup bagi wisatawan. Tapi dibuatkan aturan seperti membatasi kuota. Kuota turis di mana-mana juga biasa kok, untuk menjaga keberlangsungan tempat itu agar tidak rusak oleh kehadiran manusia yang terlalu banyak.

    1. Aku setuju kalau pulau ini ditutup dulu sementara. Bagus untuk lingkungan dan komodonya.. Tapi memang perlu perhatian khusus yang hidup dari sektor pariwisata ini ya mas.. Kereeen itu fotonya, kayak deket banget. Udah ahli motret ya guide-nya juga.. hehe.. Salah satu wishlist aku, nih, semoga bisa ada rezeki ke sana..

Tak komentar maka tak sayang. Silakan meninggalkan komentar. Mohon maaf, tidak menerima komentar dengan active link. Terima kasih sudah berkunjung

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.