Hello, TemenAip, mau cerita nih. Weekend itu, Ariefpokto.com diajak bergabung buat Menikmati Keindahan Alam Bawah Laut Jakarta di Pulau Payung. Benar-benar keputusan yang impulsif. Karena kangen pantai, Hayu ajalah. Lagian kangen sama Pantai. Kali ni kami menggunakan jasa operator yang dipesan Tracy.

Dasar saya turis manja, apa-apa diurusin Kak Tracy. Hahaha. Thank you Tracy.


Titik temu keberangkatan dari Dermaga Kaliadem Muara Angke.

Perjalanan ke Kaliadem agak sulit karena dari pagi cuaca mendung malah hujan, susah cari Grab, Uber, atau Go Car. Apalagi pas masuk daerah Muara Angke jalanan menyempit, jadi laju mobil melambat. Terus terang belum pernah naik dari Kaliadem, dulu kalau mau ke Pulau Seribu naik dari dermaga Muara Angke yang lama atau dari Marina Ancol. Telatlah saya. . Datang jam 06.50 an Sebagai orang yang biaa hadir paling duluan , kali ini gagal karena hadir pada urutan ke empat, setelah TC, Jadulz dan Helen. Malu deh rasanya.

Aiptrip kali ini berangkat bersama peekholidays.com, Jadulz, Helen, Marion , Koh Benny dan Dado dari Medan .Selain Tracy, yang lain saya baru kenal. Tapi setelah ngobrol orangnya asik-asik banget kok. Apalagi ada kesamaan di antara kami, yaitu kami semua _ _ _ _ _ _ ( silakan isi sendiri biar seru)

Menunggu Lama

Sudah hadir semua pada jam 7 pagi, kami bergegas memasuki kapal kayu tujuan pulau Payung/Pulau Tidung. FYI, Pulau Payung ini tetanggaan banget sama pulau Tidung. Naik getek 10 menitan juga sampai. Sudah memakai pelampung dan duduk manis di dalam kapal, ada pengumuman karena cuaca buruk dan gelombang tinggi, perjalanan belum dapat dimulai. Wah daripada bahaya, mending duduk diam saja ya.. Memang awal Februari 2018, gelombang tinggi masih terjadi di sekitar Teluk Jakarta dan Kepulauan Seribu.


Tiga Jam kemudiaaan…..

Akhirnya, kapal dapat izin untuk berangkat… Walaupun awan kelabu menggelayut berat di angkasa, rasanya senang akhirnya bisa berangkat walaupun telat tiga jam. Kapalpun mulai berlayar keluar dari Pelabuhan Kaliadem Muara Angke.

Diterjang Gelombang

Dan memang di tengah lautan gelombang mulai besar. Terasa banget goncangannya di dalam Kapal kayu. Liat kiri kanan depan belakang, semuanya pada diem. Mana udaranya panas dan pengap lagi.. Resiko lah, kalau mau senang-senang mesti berjuang terlebih dahulu…

Ombak semakin besar..

Sambungan kayu di kapal berbunyi berderit-derit setiap gelombang tinggi. Saya pun berdoa semoga diberi keselamatan dan memejamkan mata… Lalu tertidur…


Ketika membuka mata, saya lihat di kiri saya Tracy , masih tertidur, sementara di sekeliling, penumpang lain tidak ada yang ngobrol atau bercanda seperti biasanya dalam kapal menuju pulau untuk liburan.


Lalu Ombak besar menerjang lagi…. Kapal terhempaskan gelombang…

Pusing deh…

Saya pun berdoa semoga diberi keselamatan dan memejamkan mata… Lalu tertidur…
Kemudian saya membuka mata lagi, kali ini lautnya jauh lebih ramah… Awan biru, air lautnya hijau tosca. Pulau-pulau mulai terlihat di kejauhan.


Kira-kira tiga jam perjalanan dengan ombak besar sampai juga ke pulau Payung. Penumpang yang turun disini hanya kira-kira 20 orang saja, selebihnya meneruskan perjalanannya. Satu hal yang agak aneh, lantai kapal jadi kotor, banyak sisa makanan tercerai berai.

Setelah ditanya, ternyata itu adalah muntah para penumpang selama perjalanan tadi. Untung saja tidur. Ternyata kekeblukan aku ada faedahnya, jadi ga ikutan muntah berjamaah sama penumpang yang lain.

Pulau Payung


Pulau Payung adalah pulau berpenduduk. Kami menginap di salah satu rumah penduduk. Rumahnya cukup nyaman, dan ada ruangan ber AC. Setelah makan siang sedap masakan rumahan menu ikan balado, acara diteruskan dengan snorkelling.


Menggunakan perahu kecil, kami berangkat ke sekitar Pulau Payung. Menggunakan fin , masker dan snorkel , kami menikmati pemandangan bawah laut Pulau Payung yang indah.

Alam bawah lautnya cukup sehat, bisa dilihat karang-karang dan biota laut lainnya hidup dengan baik. Ikannya banyak, berlalu lalang.

Ombak terasa agak kencang, tapi masih bisa berenang lah. Cuman entah kenapa, berenang hari itu terasa lelah sekali. Terus agak pusing. Mungkin efek naik kapal ke Pulau Payung sebelumnya. Daripada kenapa-kenapa, akhirnya naik ke kapal. Ternyata hampir semua peserta mengalami hal yang sama. Beneran deh kayaknya efek naik kapal tadi.


Perahu lalu berangkat ke Pulau Tidung. Di pulau ini pengunjungnya memang lebih banyak. Karena pulau ini memang destinasi utama wisata laut Pulau Seribu. Banyak sekali fasilitas baru dibangun untuk menunjang pariwisata. Banyak juga permainan semacam banana boat, jetski dll. Kami istirahat sambil minum kelapa muda di salah satu warung. Harga Kelapa Muda per porsi Rp. 15.000,-. Setelah foto-foto, kami berlayar lagi ke Pulau Payung kecil. Snorkeling lagi.

Keindahan Alam Bawah Laut Pulau Payung

Keindahan Bawah Laut Pulau Payung. foto by Dado Harahap


Keindahan alam bawah laut Pulau Payung Kecil ternyata lebih bagus lagi. Variasi karangnya lebih banyak dan ikannya lebih variatif.

Langsung saja nyebur snorkelling. Seru banget snorkelling disini. Airnya lebih dangkal ternyata, jadi mesti hati-hati jangan sampai menginjak karang. Kasihan.

Waktupun tak terasa berlalu sampai kulit terasa agak perih sedikit-sedikit. Waduh, gak bener nih. Perihnya mulai pindah-pindah. Tangan, kaki, pipi lalu mulut. Segeralah naik ke atas kapal. Ternyata Dado, Benny dan Marion juga udah pada naik gara-gara kena ubur-ubur mini. Ga sakit sih sih, cuman perih-perih sikit. Daripada makin parah mending naik aja main airnya

Setelah makan malam, hujan turun cukup deras. Padahal rencananya mau BBQ-an. Tapi ternyata BBQ-annya tetap jadi, semuanya dianterin ke rumah. Seekor Ikan besar, gak tau jenis apa, tapi yang pasti enak, dengan beberapa ekor Udang Ronggeng/Mantis Prawn langsung habis kita sikat. Rasanya sedap sekali karena memang bahannya segar.

Danau Asmara


Besok paginya kita mendatangi Danau Asmara. Sebenarnya danau ini semacam lagoon berpasir disisi lain Pulau Payung. Airnya berwarna biru tosca. Cantik sekali. Jadi dulu namanya bukan Danau Asmara, tapi karena alasan kekinian, namanya berubah menjadi Danau Asmara. Hadeuuh….


Langsung saja kami berenang disini. Beberapa bagian Danau airnya hangat. Bang Dado yang memang ahlinya Underwater Photography langsung mengadakan pemotretan. Satu per satu kami menjadi modelnya. Betah juga main di Danau Asmara ini. Selain karena sepi, main air lebih seru dengan pemandangannya yang indah.

Videonya bisa dilihat di


Sampai waktu pulang, kami minta tolong Kak Tracy supaya mengganti kapal. Agak trauma naik kapal kayu yang kemarin. Sebenarnya kalau gelombangnya lagi normal sih tidak apa-apa, dulu juga berapa kali ke Pulau Seribu naik kapal seperti itu.

Tapi di musim gelombang seperti ini, takut pada mabok lagi. Akhirnya diputuskan ganti kapal dengan speed boat dengan tambahan biaya Rp.150.0000,- Gak apa-apa deh, daripada kayak kemarin. Kamipun dijemput memakai Speed Boat besar yang keren.

Perjalanan tiga jam kemarin hanya ditempuh sejam saja. Udah siap-siap gelombang besar, tapi cuacanya lebih baik pas pulang. Speed boat pun mendarat di Marina Ancol. Emang harga ga bohong ya.. Udah cepat sampai, nyaman pula. Keputusan tepat ganti kapal.


Seru banget main ke Pulau Payung karena :


Dekat dari Jakarta
Alam bawah lautnya indah
Harga relatif murah
Ada bonus danau asmara
Makanannya enak, masakan penduduk setempat.

golden hour pulau payung ariefpokto
Senja di Pulau Payung


Yang harus diperhatikan adalah musim gelombang.

Sebaiknya kalau pergi kesana perhatikan prakiraan cuaca. Apalagi buat yang suka mabuk laut. Mending naik speed boat, memang agak mahal sih, cuman lebih cepat dan nyaman. Bawa juga antimo dan obat-obatan pribadi.

Di Pulau Payung ada warung kok. Ada yang jualan makanan juga. Tapi kalau kira-kira suka gak cocok makananya mending bekal juga.

Jadi gimana TemenAip ? Tertarik main ke Pulau Payung? Dekat lho dari Jakarta. eh masih dalam provinsi DKI Jakarta malah. Oiya tulisan ini diupload ulang , karena postingan awalna menghilang entah kemana.

4 comments

  1. Aku membayangkan naik perahu kayu sambil terombang-ambing di Laut Jawa. Duh emang untuk destinasi eksotis dengan foto-foto kece seperti di atas emang butuh pengorbanan.

    Tak pikir-pikir kawasan Danau Asmara di Pulau Payung itu emang kece banget ya Kang. Aku jadi pengen coba lagi. Dan isi lautnya relatif masih cantik

  2. Ngobatin banget cerita Kang Aip ini buat aku yang demen island hop dan snorkeling. Sejak pandemi, jadi nggak bisa snorkeling dan island hopping ke Pulau Abang. Rada mirip neh bawah lautnya sama Pulau Payung Kecil>

    Wah untung dan syukur banget ganti kapal yak.. Nggak kebayang pulang lagi dengan kapal yang sama. Pasti ada manis2nya eh trauma2nya gitu. hahaha

  3. pulau-pulau di dekat jakarta ternyata bagus-bagus ya alamnya…
    dan walaupun untuk menjangkaunya penuh perjuangan, ternyata bayarannya sepadan, bisa senang-senang menikmati alam.

Tinggalkan Balasan ke EviBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.