Hello TemenAip! Apa Kabar? Saat menulis ini, Senin 12 October 2020, Saya sedang berada di kursi 3 E Economy 2, Kereta Api Serayu tujuan Jakarta. Ini pertama kali Saya naik kereta setelah hampir 8 bulan tidak kemana-mana. Akhirnya karena ada pekerjaan di Jakarta, merasakan juga naik kereta api saat Pandemi.
Ini jadi pengalaman naik kereta api yang sangat tidak biasa, apalagi sudah lama Saya tidak traveling. Sudah lama sekali karena terhalang Pandemi.
Deg-degan? Tentu saja.. Dunia ini seperti jadi asing bagi Saya dengan adanya pandemi. Semuanya serba hati-hati sesuai protokol kesehatan.
Saya bawa perbekalan hand sanitizer, semprotan desinfektan, ekstra masker. Perintilannya lebih banyak dari biasa. Tapi Saya rasa perlu sih. Saya juga sudah makan kenyang dan minum vitamin supaya lebih fit.
Pesan Tiket Online
Untuk pemesanan tiket bisa dilakukan secara online dan tidak semua Kereta Api beroperasi seperti biasa.
Saya memesan tiket menggunakan aplikasi KAI Access, dan pilihan kereta api dari Tasik hanya ada Kereta Api Serayu Ekonomi. Tapi nggak masalah, karena Saya sering naik kereta ini.
Pembayaran juga dilakukan secara online jadi memang mengurangi kontak dengan manusia.
Tiket dijual H-7 Keberangkatan. Dan pembelian tiket di stasiun hanya untuk 3 jam sebelum keberangkatan.
Persyaratan Naik Kereta Api
Tiket sudah di Tangan, tapi belum tentu bisa berangkat juga. Karena naik kereta api sekarang ada syaratnya!
1. Membawa Surat Hasil Rapid Test Atau PCR.
Jadi harus rapid test dulu TemenAip. Atau bisa juga test PCR. Apabila daerahnya tidak ada fasilitas Rapid Test, bisa minta Surat keterangan sehat & bebas influenza di Puskesmas. Berlaku selama 14 hari dari saat sample diambil.
Akhirnya Saya menjalani rapid test di RS. TMC Tasikmalaya. Duh masuk RS aja udah deg-degan, tapi karena wajib mau gimana lagi. Berusaha banget menjaga jarak, semprot sana sini. Untungnya semua orang pakai masker, mau masuk wajib cuci tangan. Jadi lebih lega. Saya membayar Rp. 145.000
Daftar jam 08:150 pagi, diambil sample darah jam 08:20 , hasil didapatkan jam 09:45. Cepat juga. Alhamdulillah Non reaktif. Jadi bisa berangkat.
Tapi di bawahnya ada catatan bahwa tidak menyingkirkan kemungkinan terinfeksi, Dan disarankan meneruskan gaya hidup sehat sesuai protokol kesehatan.
Ohiya di beberapa stasiun disediakan rapid test dengan menunjukan bookingan tiket. Harganya pun lebih murah, Rp. 85.000
2. Penumpang Harus sehat
Di Stasiun akan diadakan pengecekan suhu tubuh. Suhunya tidak boleh lebih dari 37,3 derajat celsius.
Penumpang juga tidak boleh dalam keadaan menderita flu, pilek, batuk atau demam.
Kalau memliki suhu lebih dari 37,3 derajat celsius dan ada tanda-tanda gejala Covid-19, maka penumpang akan dibatalkan tiketnya dan dikembalikan uangnya 100 persen.
Untungnya pas dicek suhu tubuh Saya hanya 35,2 derajat celcius. Jadi boleh naik Kereta Alhamdulillah.
3. Harus pakai Face Shield
Kalau ga punya tenang, setiap penumpang diberikan face shield secara cuma-cuma dari PT KAI. Dan harus dirangkai sendiri dari kotaknya. Supaya higienis kan.
Untuk penumpang berumur 3 tahun ke bawah harus bawa face shield sendiri dari rumah.
Sejujurnya kurang nyaman pakai Face shield, tapi Saya mengerti banget fungsinya untuk melindungi kita dari paparan virus kan. Sebuah langkah yang patut dipuji dari PT KAI.
4. Melakukan Jaga Jarak
Sama seperti di tempat umum, di atas Kereta Api juga harus jaga jarak. Tapi pas Saya beli tiket dan pilih tempat duduk, sepertinya sudah disetting duduknya sendiri-sendiri.
Saya pesan 3 E karena di belakang Saya langsung dinding toilet dan di sebelah jendela. Strategi supaya ga deket-deket orang.
Tapi pas naik memang sepi sih. Di jajaran Saya cuman ada satu orang, padahal kalau lagi normal bisa diisi 9 orang dengan konfigurasi 2-2 berhadapan & 3-2 berhadapan.
Jadi tenang deh, walaupun tetap rajin semprot-semprot, namanya juga usaha kan.
5. Harus Memakai Pakaian Lengan Panjang
Penumpang dihimbau memakai Pakaian lengan panjang atau jaket. Rajin mencuci tangan & memakai hand sanitizer.
Saya untungnya selalu pakai jaket jadi amanlah soal ini.
Bagaimana Suasana Di Stasiun?
Nah setelah lama ga ke Stasiun Kereta Api, pas berangkat tadi sepi banget sih.
Saya sengaja datang ke Stasiun 30 menit sebelum keberangkatan, supaya ga perlu berlama-lama di tempat umum. Lagian di Tasikmalaya ga macet plus rumah hanya 5 menit naik Mobil ke Stasiun.
Eh ternyata sepi.
Di Stasiun dijalankan protocol kesehatan. Ada physical distancing di bangku tempat tunggu. Ada tempat cuci tangan juga. Para petugasnya juga memakai masker dan face shield saat melayani penumpang.
Overall cukup menenangkan hati. Tapi tetap harus waspada & disiplin ya TemenAip.
Bagaimana Saat Di Atas Kereta Api?
Sejujurnya Saya masih canggung dengan dunia baru ini. Masih serba khawatir. Tegang. Dikit-dikit semprot, kalau ada yang lewat, melipir ke jendela.
Biasanya naik Serayu itu kan penuh, tempat duduknya ada yang buat bertiga atau buat berdua. Mau ramean juga gak apa-apa. Tapi ini pas sepi berasa gimana gitu.. Mau tidurpun belum berani. Padahal 8 jam perjalanan lho Tasikmalaya- Jakarta.
Sementara penumpang di sebelah kanan Saya tidur dengan lelapnya. Mungkin dia lelah.
Tapi perjalanan ini adalah latihan buat Saya. Mentalnya harus ditempa, harus berani dan tetap waspada juga menerapkan protokol kesehatan. Bagaimana caranya supaya bisa tetap aman dalam perjalanan dan bisa tetap produktif.
Mungkin ini tegang juga karena Saya sudah lama tidak travelling , paling jauh ke pasar. Sekarang ke Jakarta. Yang dulu sudah biasa sekarang jadi luar biasa.
Terus bawaanya haus. Hahaha. Ya minum aja. Itupun mesti berhati-hati.
Saya berusaha menenangkan diri dengan berdoa, lalu mendengarkan musik supaya bisa relaks, dan nulis entry blog ini.
Oiya, perjalanan belum usai, karena Kereta ini baru melewati Stasiun Nagreg. Nanti Saya update lagi pengalaman Naik Kereta Saat Pandemi setelah sampai di Jakarta.
Doakan semoga sampai tujuan dengan sehat, selamat & menghasilkan.
Semoga pandemi ini lekas usai, tapi sebelum itu terjadi, Mari tetap melaksanakan protokol kesehatan, kalau kurang fit atau tidak ada kepentingan jangan pergi-pergi dulu.
Stay Safe & Healthy TemenAip!
kebetulan sekali bulan dec ini sy balik ke jkt dr sby dgn kreta api. awal nya was was karna selama ini di rmh aja, tp krn ada urusan dgn bank jd terpaksa hrs ke jkt dl. yg ingin saya tanyakan, apakah semua kereta api ekonomi jurusan luar kota kursinya smua berhadapan ? karna sy naik kreta api terakhir 2007 itupun bisnis, jd utk skrg baru x ini naik ekonomi. karna katanya sudah fasilitas sama bagus dgn bisnis hanya beda waktu perjalanan. trims, mohon pencerahan nya
wah informasinya sangat bermanfaat ka Aif buat saya yang ga keluar-keluar rumah selama 7 bulan. jangankan berani naik kereta, keluar rumah aja saya ngeri seram heheh. baca artikel ini jaid tahu syarat-syarat untuk bepergian di era new normal ini, kebetulan pengen ke Yogya lagi mau naik kereta. pernah nyobain pakai face shield di rumah, tapi saya suka malahan kayak bagus hahaha tapi mungkin kalau kelamaan bisa engap juga ya apalagi ditambah masker
Pernah ngerasain kayak mas Aip, awal diumumkannya ada yang terinfeksi covid Di Depok tanggal 10 nya Saya harus melakukan perjalanan ke Blitar. Agar aman saya ga naik pesawat tapi naik bis. Ternyata ga senyaman pesawat huhu dan pulangnya naik kereta seharga pesawat. Dan rasanya juga ga senyaman naik pesawat. Beneran masa pandemi ini membuat perjalanan menegangkan Mas Aip.
BTW Ditunggu updatenya yaa.
Aku pernah merasakan ketegangan yang sama seperti KangAip rasakan pas pulang dari Jogja ke Jakarta. Asli takut banget, tapi emang PT KAI sudah menerapkan protokol kesehatan yang ketat makanya inshaAllah aman dan hati pun lega. Walapun dulu belum dikasih facesield kang hehe. Stay safe selalu yaa kang
Semoga pandemi segera berlalu karena betul2 rempong harus tes rapid atau PCR dulu kalo mau ke mana2. Belum lagi pake masker, face shield, bawa hand sanitizer, disinfectan, masker cadangan, tisu basah, etc..etc…
Baca tulisannya Kang Aip, saya jadi salut saka PT. KAI yang benar2 ketat memberlakukan protokol kesehatan. Semuanya demi kepentingan bersama dan harus kita patuhi. Yekan?
wuah aku belum kemana-mana nih saat pandemi
apalagi naik kereta, haaaaa beloom
Ribet sekalian naik kendaraan umum di masa pandemi ini. tapi mau gimana lagi mau nggak mau harus mengikuti seluruh protokol kesehatan. Ada juga sih menurut saya Sisi positifnya, kereta jadi tidak terlalu ramai. Walaupun deg-degan tetap saja suasana bisa dinikmati. Kalau biasanya kan setiap gerbong pasti penuh.. nggak kebayang bagaimana kalau penuh di situasi seperti ini. Kalau aku pasti batal berangkat 🙂
Aku skr kalo kluar rumah, juga bawa semprotan disinfektan mas :p. Ke kafe, mau duduk, semprot dulu meja kursinya, mau makan di mana, semprot juga, botol minuman mineral aku semprot dulu, semua disemprot pokoknya hahahahha.
Tp kalo naik kendaraan umum aku blm berani. Apalagi Krn aku pernah terinfeksi, otomatis rapid tes udh pasti reaktif Mulu :p. Jd mau ga mau harus PCR. Mehoooong yeeeee wkwkwkwkwk. Ya udhlaaah, aku tahanin aja jalan2 pake transportasi umum :p
semoga pandemi ini segera berakhir ya mas arif, biar bisa naik transportasi umum tanpa rasa was was
aku belum cobain naik kereta sekarang ini mas arif, kalau terpaksa keluar kota aku terpaksa nyetir mobil sendiri.
waktu itu kalau naik kendaraan pribadi, setiap keluar kota nggak akan seribet naik kereta prosedurnya