Hello TemenAip, memasuki bagian ke 4 XPlor NTT bareng API Awards dan Ayo Jalan Jalan , perjalanan kali ini sangat mengesankan,karena ada dua yang terbaik menurut pandangan Saya dalam perjalanan kali ini. Ikan Bakar Terbaik dan Kampung Adat Terbaik !
Makan Siang Dengan Ikan Bakar Terbaik Selama Xplor NTT
Sebelum melanjutkan perjalanan menuju Kampung Adat Lewokluok, rasa lapar melanda karena sudah masuk jam makan siang. Rombonganpun mampir ke Café Rindu Lokaria Maumere. Terletak di pinggir Teluk Maumere, Café ini memiliki struktur bangunan yang terbuat dari kayu dengan pemandangan laut yang indah. Ada pemecah ombak yang berdiri sepanjang pantai sehingga ombak tidak besar. Ada beberapa orang sedang memancing disana.
Sebelum makan siang, Saya sempat ngobrol dengan Bapak Kepala Dinas Pariwisata Sikka yang hadir juga saat itu, nanti hasil ngobrolnya dibahas di kesempatan lain ya.
Menu makan siang kali ini adalah Ikan bakar , urap sayur, dan ikan kuah kuning. Ikan bakarnya sungguhlah terpuji. Ikan dibumbui dengan bumbu kuning yang meresap ke dalam dagingnya. Teksturnya bagus karena masih fresh, ditambah sambal cair yang terbuat dari cabai dan tomat dengan rasa sedikit asam, meningkatkan rasa gurih alami ikan. Sampai bersih ikannya saya makan. Ikan Kuah asamnya pun enak, panas, segar, asamnya pas dengan tambahan pedas yang tidak berlebihan.
Minumnya Jus alpukat dengan buah hasil panen dari daerah Sikka sendiri, rasanya gurih creamy, manis dan meninggalkan kenangan manis untuk diingat. Adapula hidangan pisang goreng dengan sambal yang rasanya enak. Pisangnya cenderung tawar pas sekali dicocol ke dalam sambal yang cukup pedas.
Menurut Saya Ikan Bakar Rindu Lokaria Maumere siang itu adalah Ikan Bakar Terbaik selama Xplor NTT, dari kesegaran Ikan, tekstur, bumbu yang mantap, dan rasa yang juara. Plus kehadiran sambal yang menaikkan level kelezatan ikan bakarnya.
Kampung Adat Lewokluok, Desa Wisata Terhangat Yang Pernah Saya Kunjungi
Perjalanan antar Kabupaten, dari Kabupaten Sikka ke Kabupaten Flores Timur menghadirkan pemandangan yang cantik. Langit biru dikombinasikan dengan lanskap indah khas NTT.
Rombongan pun sempat berhenti di wilayah Nobo untuk melihat keindahan laut dan pulau disana. Pas banget buat difoto dan video.
Tapi sebentar saja, Kami langsung bergegas menuju Kampung Adat Lewokluok !
Sesampainya disana, Saya sempat kaget melihat banyak orang berpakaian seragam berwarna hitam dengan motif yang cantik. Mereka semua mengenakan masker dan siap menyambut Kami !
Upacara Penyambutan Yang Meriah !
Sore itu para penduduk Kampung Adat Lewokluok sudah hadir menyambut Kami dengan upacara penyambutan yang meriah ! Dimulai dari pidato oleh tetua adat memakai Bahasa daerah sana Setelah itu dilakukan pemotongan janur memakai pedang pusaka yang dibawa tetua adat.
Yang menarik ada upacara pemakaian baju tradisional disana kepada Bang Hiro dari API Awards . Mulai dari atasan, kain tradisional, ikat kepala merah. Saya melihatnya sebagai penerimaan Kami di dalam keluarga mereka. Bang Hiro bertransformasi menjadi pria gagah Lewokluok setelah memakai baju tradisional itu.
Setelah itu Bang Hiro disuguhkan Sopi ( arak khas yang disajikan pada tamu atau saat memulai sebuah upacara) juga Pinang untuk dinikmati.
Setelah Bang Hiro, giliran Kami, anggota team lainnya yang diselempangkan selendang dengan bahan kain tenun khas Lewokluok berwana merah kecoklatan dengan tambahan bunga-bunga kerang.
Sayapun ditawari Sopi dan Pinang dan Cerutu dari Daun lontar. Bang Hiro bilang kalau tidak minum bisa menoak dengan halus caranya pegang Sopi atau Pinangnya. Karena Saya tidak minum alcohol, Saya pegang Sopi yang ditawarkan dan memilih mengambil Pinang. Yang unik disini tidak memakai daun sirih. Saya cocolkan ke kapurnya, lalu Hap, Saya kunyah. Rasa Pinangnya unik sekali rasanya sepet-sepet terus ada pedes-pedesnya. Tidak Saya telan, tapi dicecap rasanya saja.
Setelah itu para penduduk laki-laki melakukan tarian perang khas penyambutan tamu terhormat. Di belakang para mama menari dengan membawa saputangan merah. Teriakan mereka membangkitkan semangat. Membawa peralatan perang dan juga hiasan bulu ayam yang nantinya akan ditinggalkan sebelum memasuki Kampung Adat Lewokluok untuk menolak bala.
Kalau Turis Mau Ke Lewokluok Bagaimana ?
Sebagai informasi, TemenAip kalau mau ke Kampung Adat Lewokluok bisa banget lho kesana sendiri atau berombongan. Kalau mau mendapat penyambutan seperti ini juga bisa. Nanti bisa dikondisikan. Tapi karena persiapan dan usaha mereka, ada donasi yang disampaikan. Bisa dikoordinasikan dengan Sekertaris Desa Lewokluok Ibu Linda di 081338683507.
Untuk aktivitas mama-mama menenun, digelar setiap hari Kamis. Jadi kita bisa melihat kegiatan mereka menenun indah disana.
Okay lanjut lagi ke XPLOR NTT edisi Kampung Adat Lewokluok !
Dari sana, Kami dipersilakan memasuki area perumahan dimana ditampilkan kehidupan sehari-hari para penduduk desa Lewokluok. Di lingkungan yang bersih dan asri para mama sedang sibuk melakukan berbagai kegiatan mulai dari mengolah jagung memakai Alu, menapis beras, memecah kemiri, menghaluskan kopi ,membuat kembang goyang, memasak jagung titi, jagung yang dipipihkan lalu dipanggang, memasak kue rambut khas Lewokluok yang terbuat ari tepung beras gulai air dan santan. Memasak Ubi parut dengan kelapa dan gula. Menganyam daun lontar menjadi keranjang.
Lalu Kami dipersilakan mencicipi hidangan seperti jagung Pipih, semacam salad rumput laut, sate ubi halus, aneka macam kue dsb. Saya coba lepat, salad rumput laut. Rasanya enak sekali, segar karena ada aciditynya dan gurih, memakai cabai dan tomat. Rasanya mirip dengan Salad mahal di Jakarta, tapi ini lebih istimewa karena disajikan para Mama dengan penuh senyum. Kopinya juga mantap, jenis robusta, bikin segar dan mata jadi melek penuh energi.
Setelah itu Kami diajak menari melewati rintangan bambu yang diatur sedemikan rupa mengikuti irama. Mirip tradisi bambu gila di Maluku. Seru banget, bagaimana caranya kita lewat Dengan melompati bamboo sesuai ketukan musik. Untung Saya Bisa , tapi gak ada videonya. Hahahah.
Tenun Khas Lewokluok
Selanjutnya Kami datang ke sebuah area di halaman rumah warga. Dimana diperlihatkan cara menenun kain khas Lewokluok. Para mama dengan semangat mengerjakan tenunan mereka.
Irene Pinktravelogue penasaran mau mencoba dan dipersilahkan seorang Mama mencoba pakaian khas disana.
Pakaian khas ini disebut sebagai Baju Senui , berwarna hitam dengan motif seperti huruf S berwarna merah di sepanjang baju. Motif itu melambangkan naga. Kain tenunnya bernama Keriot Kinge, yang ditenun langsung para mama disana. Memanen kapas hasil tanam sendiri, mereka memproduksi kain berwarna dominan merah dengan salur-salur panjang ini. Mulai dari mengeluarkan kapas, memisahkan mana yang jadi kain mana yang jadi motif, memintal benangnya, dan pada akhirnya menenunnya dengan alat tradisional. Yang unik dari Keriot Kinge adalah sentuhan kerrang laut yang dibentuk menjadi bunga dan disematkan di kain tenunnya. Unik sekali, saya baru lihat Teknik tenun NTT yang memakai kerang laut di atas kainnya.
Warna Hitam dan merah memiliki arti penting bagi warga Lewokluok karena melambangkan keberanian , terutama saat peperangan dulu.
Pusat Peradaban Lewokluok
Kami diajak ke Area Koke Bale , pusat kebudayaan Lewokluok. Di area inilah peradaban masyarakat dimulai. Ada sebuah rumah panggung besar tempat para kepala suku melakukan ritual setiap tahun sekali.
Memasuki wilayah ini langsung berasa beda atmosfirnya, memasuki sebuah wilayah sakral yang dihormati. Saya dipersilakan masuk ke Koke Bale, sementara Irene dan perempuan lain menunggu di sekitar lapangan kecil disana. Perempuan memang dilarang masuk Koke Bale saat ritual berlangsung.
Seorang ketua adat sedang berbicara menjelaskan sejarah Kampung Adat Lewokluok. Beliau bercerita kalau Kampung ini terdiri dari beberapa suku yaitu Suku Kabelen, Lein, Beribe, Nedabang, Kumaireng, Lewati, Goran dan Hera.
Setiap suku memiliki peran penting dalam peradaban Lewokluok, dan diabadikan di Kokebale menjadi tiang , dan bagian bangunan, juga gong di Koke Bale. Sehingga bangunan ini menjadi simbol kesatuan dari berbagai suku ini.
Di area Koke Bale terdapat beberapa rumah asli dari suku-suku tersebut. Kampung Lewokluok memang luas dan semakin berkembang, tapi pusatnya di tempat ini.
Di Koke Bale ini diadakan ritual pembersihan dan juga perlindungan setiap tahunnya dan dihadiri semua suku yang ada disana. Prosesi ritualnya cukup panjang dan unik. Ada upacara penyembelihan hewan kurban di berbagai suku. Dimana nantinya empedu hewan-hewan itu akan dibandingkan. Apabila bersih semua, maka Kampung Lewokluok akan terjaga dari marabahaya.
Satu hal yang menarik, para penduduk kampung ini datang dari berbagai daerah, ada yang dari pegunungan , ada yang dari laut. Semua Bersatu di Kampung ini sebagai model dari Bhinneka Tunggal Ika.
Kami berkesempatan melihat aneka barang pusaka dari berbagai suku. Mengunjungi satu persatu rumah suku , dimulai dari suku Lein, sebuah rumah bambu. Disana Kami diperlihatkan pusaka seperti kalung emas dan gading gajah yang menjadi mahar perkawinan penting di masa lalu.
Di rumah suku Goran diperliatkan aneka macam Senjata kecil yang dibungkus Kain, Ada pula batu Bertuah yang dihormati.
Sementara di rumah suku Beribe diperlihatkan senjata jaman dulu, dan beberapa peninggalan yang dibawa dari Pulau Jawa oleh seorang Bapak bernama Boro. Beliau datang dari masa pembangunan Candi Borobudur. Unik nya kebudayaan disini diwarnai budaya daerah lain lho karena akulturasi budayanya.
Sebenarnya masih banyak suku lain yang bisa diperlihatkan, tapi karena waktu tidak memungkinan, Kamipun dipersilakan untuk makan !!
Makan Terus Di Kampung Adat Lewokluok
Sejujurnya, Saya agak lupa berapa kali disuguhi makan oleh penduduk Lewokluk. Ditawarin makan terus. Kan jadi Bahagia ya. Mereka menyajikan hidangan terbaiknya yang terbuat dari beras, jagung, aneka sayuran, dan karena kedatangan tamu dari luar daerah yang beragama muslim, mereka menyajikan ayam dan ikan laut. Biasanya kalau ada acara besar, selain makanan di atas disajikan juga persembahan hewan babi.
Satu hal yang saya perhatikan adalah makanan mereka sehat banget. Aneka macam karbohidrat kompleks direbus seperti singkong dan ubi. Beras pun berbeda ddibanding yang Saya makan sehari-hari. Berasnya ditumbuk manual dan warnanya ada yang kecoklatan, keunguan. Sayuran direbus dan menjadi pelengkap makanan. Ayam dipanggang dan atau dipotong kecil-kecil lalu diberi bumbu cabai, kemiri, kunyit dan dipanggang dalam bambu. Ikan laut dibumbu kuning.
Satu hal yang menarik, mereka mengolah biji asam jawa lalu direbus sehingga menyerupai kacang-kacangan. Rasanya enak, teksturnya kenyal. Saya kira Saya makan kacang. Ternyata biji asam Jawa dong.
Dan berbahagialah mereka karena semua bahan makanan ada di sekitar mereka. Penduduk Lewokluok menanam dan memanen pangan mereka sendiri. Paling hanya ikan yang mereka beli dari pesisir.
Pertunjukan Spektakuler Ala Lewokluok
Malamnya Kami dikumpulkan di tanah lapang dekat gereja. Ada panggung kecil terbuat dari bambu.
Sebelum pertunjukan dimulai, Kami para tamu dipersilakan makan. Selalu senang bisa mencicipi hidangan Lewokluok. Seluruh pengunjung juga turut menikmati aneka hidangan yang ada.
Berbagai sambutan datang dari Kepala Desa, Kepala Dinas Pariwisata Flores Timur, Ayo Jalan-Jalan dan API Awards.
Pertunjukan dimulai dengan paduan suara muda mudi yang menyanyikan aneka macam lagu daerah. Pecahan suaranya bagus, harmonisasi suaranya mantap. Hanya diiringi gitar tapi performanya luar biasa. Merdu sekali nyanyian mereka.
Dilanjutkan dengan aneka macam tarian yang melambangkan kehidupan sehar-hari disana. Ditutup dengan pertunjukan Grande dimana ada semacam cabaret yang memperlihatkan bagaimana terbentuknya Kampung ini.
Orang dari laut datang ke Lewokluok, lalu terjadi pertikaian , tapi akhirnya bisa didamaikan dan terjadi persatuan. Energi dari para penari terasa sekali , aneka teriakan penuh tenaga dipekikkan untuk menambah semangat .
Uniknya di akhir pertunjukan Kami diajak menari bersama, Dari penonton malah menjadi performer. Seru sekali. Terasa sekali upaya penduduk untuk merangkul kami bersama masuk ke dalam kampung mereka.
Dan acarapun selesai, Kami harus segera berangkat lagi ke Larantuka. Kami diberikan oleh-oleh berupa kemiri dan asam jawa yang merupakan komoditi penting di kampung ini.
Ada rasa sedih berpisah dengan penduduk Lewokluok yang ramah dan menyambut Kami dengan hangat. Bagaimana mereka begitu terbuka memperlihatkan apa yang mereka punya dalam hidup. Begitu bangga dengan kebudayaan dan tetap melestarikannya.
Yuk Kita dukung Kampung Adat Lewokluok di API Awards 2021 ketik API 11J ke 99386
Pengalaman mengunjungi Kampung Adat Lewokluok menjadi pengalaman Kampung Adat selama perjalanan Aiptrip. Kehangatan, senyum, penyambutan, makanan, aneka macam pertunjukan yang disajikan benar-benar tidak terlupakan. Dan saya sangat apresiasi upaya seluruh penduduk desa berpartisipasi menyambut tamu.
Baca juga seri Xplor NTT yang lain
Menarik banget nih wisatanya, bukan tempat wisata biasa ya. Aku suka deh baca tulisan yang sarat budaya seperti ini. Apakah bisa ajak anak-anak berwisata ke sini>
Bisa banget Pak. Kebetulan gua sendiri asli orang Lewokluok yg sekarang lagi selesaikan tugas akhir d jurusan Pariwisata jadi dengan segala kerendahan hati mengajak Bapak utk bisa visiting d kampung saya. Nanti juga akan disuguhi view seperti yg dialami oleh team API 2021 Pak
Wah, Kang, kapan yaa bisa main ke Flores Timur. Penasaran juga, pengin pakai pakaian adat di sana kayak Irene. HIhihi
Silahkan Monggo mampir k kampung aku Mbah. Dijamin betah 1001 hari disana Mbah . Perkenalkan gua Emanuel asal dari kampung adat Lewokluok yg kemarin sempat dikunjungi ka Irene bersama rombongan API 2021, kebetulan gua lagi kuliah udah d tahap tugas akhir d jurusan Pariwisata so dengan respectfully mengundang mba biar bisa visiting d kampung saya
Keren banget dengan melihat ini saja sudah kaya melihat budaya Indonesia yang lain. Keanekaragaman nya dan juga pasti kulinernya. Menarik banget ya, bisa eksplorasi seperti ini dan disambut dengan hangat.
Keberagaman Budaya Indonesia memang tidak ada habisnya, apalagi kearifan lokalnya, aduhai sekali~
Kampung Adat Lewokluok ini menarik sekali, saya jadi laper lihat ragam kulinernya. Ditambah dengan kehangatan dan keramahan masyarakatnya
Emang masyarakat pedesaan begini apalagi kampung adat sungguh ramah dan hangat menyambut wisatawan
Keren banget kak, berasa berada disana langsung nih membaca artikel ini, Kaya akan budaya daerahnya Dan detail banget…
Ya ampun, lihat ikan bakarnya perut auto kukuruyuk, kayaknya enaaakkk banget. Dan kebetulan aku juga belum makan siang. Haha
Indonesia kayak sekali ya, selalu kagum dengan keberagaman negara kita. Dan anehnya setelah baca artikel ini selain perut jafi laper, aku jadi penasaran sama rasa pinangnya
Sukses untuk API Award nya.
Btw, kalau soal makanannya pasti dah ngiler. Nah yang bikin takjub daku banget itu adalah kain tenunnya. Warnanya dan coraknya itu mewah. Buat dikenakan pasti makin elegan.
Sebuah pengalaman yang menyenangkan dan tak terlupakan pastinya punya kesempatan buat mengunjungi kampung Lewokluok di Flores Timur. Sedikit banyak saya jadi kayak ikutan ada di sana. Liat tarian sama kebudayaan mereka,.seru banget. Dan makanan khas sana unik-unik ya. Ditunggu cerita xplor NTT lainnya.
Makasih. Ditunggu ya masih Ada cerita lain Xplor NTT
Wah waktu ke Flores Timur NTT tahun lalu belum sempat eksplor sampai kampung adatnya. Wah semoga suatu saat nanti bisa ke sana. Pengin cobain pakai baju khasnya euy dan tenty nyicipin kulinernya juga
Kampung Lewokluok ini istimewa banget lho. Wajib mampir kesana
Seruuuu bangetttt kak, MasyaAllah, pengen juga menikmati keseruannya. Semoga nanti bisa ke Flores.
Seruuuu bangetttt kak, MasyaAllah, pengen juga menikmati keseruannya. Semoga nanti bisa ke Flores.
Amin Kak
Akhirnya mampir lagi ke sini. Xplor kali ini lebih banyak bicara adat istiadat di kampung Lewokluok-nya. Untuk alasan perempuan tidak diperkenankan masuk ke Koko Bale, apakah ada alasan spesifik atau historis lengkapnya Kang Aip?
Halo kak. Perkenalkan saya Emanuel asal dari kampung adat Lewokluok. Terkesan dengan pertanyaan kakak jadi nanti gua yg jelasin aja ya. Nanti gua jawabnya lewat email aja ya kak
Paling ngiler sih sama ikan-ikan hasil tangkapan di daerah pinggiran laut gitu ya , rasanya maniiiss khas ikan laut 😉
Mantap memang
Indonesia emang punya banyak beragam budaya yang kalau di explore bikin takjub dan tercengang kaya “gilaaak indonesia kok keren banget sih” engga ada habis nya dna tentunya kita harus menjaga budaya kita supaya engga hilang begitu ajaa
Amin. Kita jaga sama2
Seru banget nih jalan-jalan ke Flores, alamnya masih asri, masyarakatnya juga ramah ramah
Wuih seru banget Ka… Jadi ingat saat tersesat di sebuah desa di Flores, bangunan rumahnya mengingatkan suasana waktu itu…. Tersesat yang menyenangkan hahaha…. Jadi pengen ke Flores lagi jadinya.
Ohiya asa pernah baca tulisan Teh Ida yg nyasar. Semoga bisa kesana lagi ya
Wuih jalan-jalan seru nih. Asli jadi pengen ikutan deh Melalui tulisan dan video ini jadi bisa lihat keseruan para mamak masak. Dan ngiler sama salad dan biji asam jawa. Ah semuanya deh. Enak-enak. Fresh from dioven. Kain tenunnya juga. Wah NTT juara deh
Saya cantumkan video juga biar bisa lihat juga suasana disana. Makasih sudah baca
masya Allah keren banget ya mbak , masih natural gtu,duhakau gagal fokus itu itu nasi jagung bukan sih, aku jadi iseng nih mereka kena gak sama korean food street hehehe
tapi ini lebih sehat ya nanem sendiri di olah sendiri wah indonesia ini emang super kayak ..
kerne banget mbak bisa menyaksikan langsung budaya di sana ya aku. membaca aja ikut merasakan gimana rasanya disuguhi banyak makanan itu hahaha
Makasih ya. Tapi aku Kang bukan Mbak. Wkwkw. Orang Korea juga. Kang Ah ip. Menurutku mewah sih mereka bisa nanem dan konsumsi makanan sendiri
ya ampun Mas Arief , kulineraannya bikin ngeces
jagung Pipih, semacam salad rumput laut, sate ubi halus,….huhuhu mauuu
pemandangannya, adat istiadatnya, kulinernya bikin bangga sekaligus bikin pingin ke sana
Suka banget dengan tulisan ini , budaya dan adat yang jarang saya temui. Kampung adat dan makanan yang unik. Wah kapan yach saya bisa ke Kampung Adat Lewokkluok Flores. Apakah upacara ini hanya khusus untuk orang tertentu atau setiap kali ada orang tamu ?
untuk wisatawan bisa dapat melihat performa, tapi harus koordinasi dulu. nama contact person nya sudah dicantumkan di atas. Kalau mau lihat mama mama menenun bisa setiap Kamis
Halo kak. Perkenalkan saya Emanuel asal dari kampung adat Lewokluok. Gua mahasiswa Pariwisata dan gua tertarik dengan pertanyaan Kaka soal kunjungan d desa saya. Jadi setiap guest yg masuk k desa saya pastinya akan dijamu denga ritual adat Abik itu perorangan maupun rombongan. Semuanya akan disuguhkan baik itu upacara adat penyambutan, tarian adat, makanan khas juga dikasih kesempatan utk berbaur dan berseliweran dengan warga setempat. Kalau mau berkunjung k sini bisa banget kak soalnya gua jga Guide Leader Disni kak. Thank u
lewat tulisan ini saya merasa seperto ikut jalan jalan kesana juga . semoga ada rejeki untuk berkunjung kesana.
Selalu suka dengan tulisan kak Aipe. Detil-detillnya gak pernah ada yang terlewat.
Serasa berada di Lewokluok Flores.
Di sini, kami jadi belajar bahwa dimana bumi dipijak, di situ langit dijunjung yaa.. Dengan manut dan mengikuti seluruh rangkaian acara istimewa adat Lewokluok, kita akan mengenal kekayaan budaya adat istiadat suku di Indonesia.
Makasih. Sebenernya masih Ada lagi, kepanjangan kalau dibahas disini. Indonesia itu kaya banget
Siap membaca lanjutannya, kak Aiep. Suka banget tulisannya, banyak fotonya juga.
Padahal itu kalau di Jawa isi asam dibuang, mereka bisa halus gitu ngolahnya Ya Kang manteppp. Ngiler menyaksikan visual foto dan videonya.
Nahituu di kita di buang. Diolah lagi ternyata enaak
Aku penasaran sama batu bertuah itu kaak. Yampun kalau liat postingan ini, ada rasa haru dan bangga bahwa Indonesia tuh kaya akan budaya yaaa. Semoga nanti hal-hal seperti ini bisa dilestarikan dengan baik biar bisa disaksikan anak cucu kelak. Jadi mupeng ke NTT kaaan, haduh :’)
Aku juga jadi mupeng ingin ke Nusa Tenggara Timur juga.
Aku penasaran, kalau kita datang sendiri, bukan sebagai bagian dari suatu rombongan, gimana ya caranya supaya bisa berkunjung ke kampung adat ini? Apakah mereka punya kerjasama dengan biro travel gitu untuk mengadakan wisata ke kampung adat?
bisa datang langsung Kak. Kalau mau ada performa mesti janjian dulu, dan memberikan donasi. nomor CP nya sudah saya cantumkan di atas.
Wuih seru banget tuh Kang Aip dan teman-teman bisa explore NTT. Unik banget kampung adatnya. Ya orangnya, ya budayanya, ya makanan khasnya. Kayaknya aku bahkan belom pernah nyicip satu pun jenis makanannya. Bikin penasaran deh. Itu terutama biji asam jawa. Bisa ya dimakan. Dan uh, kebayang deh itu, aku kalo ke sana pengen bawa oleh-oleh. Dari sling bag unik sampe kain tenunnya. Geregeeet
Salut, prokes tetap diterapkan di antara ramah tamah dan acara menyenangkan yang berlangsung di sana. Jadi penasaran dengan makanan ikan bakar dan kue khas lewokluok. Juga tenun khas di sana. Baca cerita begini jadi kangen liburan juga, hehe
Kak aku kok penasaran sama proses penyambutannya ya, itu proses penyambutannya khusus tamu tertentu kah atau kayak wisatawan biasa yang bisa dapet proses penyambutan?
Makanannya juga enak enak kayaknya ya
Heh aku ko terharu bacanya…!! walau namanya kampungnya belibedaku terpesona sama ulasannya, apalagi kulinernya ko unik unik liatnya ya cocok ga dilidah kak?! hehe berasa sedih pasti waktu sayonaraan yak.
Perasaanku melayang-layang baca deskripsi Kang Aip tentang kampung adat Lekluwok. Betapa kayanya Indonesia ya Kang. Ini baru satu kampung adat lho, gimana kalau sudah terpeta semua? Indonesia bakal sejahtera mestinya kalau dikelola dan dilestarikan dengan baik. Pun memandangi baju seragam penduduk Kampung Adat Lewokluok, terpesona 🙂
Biji asam Jawa bisa diolah dan dimakan??? Wah aku baru tahu loh mas. Selama ini kalo pake asam Jawa, bijinya dibuang. Jadi penasaran.
Aku fokus Ama makanannya, pengen banget icipiiin. Apalagi ikan bakar yg pertama. Percaya kok, itu enak banget.
Ritual mereka menyambut tamu dengan memberikan semacam tuak dan sirih, aku pernah baca tuh. Kalo temenku yg muslim, dia pura2 diteguk aja, padahal ga sampe bibir juga. Sirihnya dia bilang ga enak :D. Namanya kita ga pernah makan sirih, pasti aneh kalo nyobain itu.
Cara mereka menenun kainnya, sudahlaaah, aku nyerah aja itu. Kayaknya rumit hahahahah
Teruslah Explorer Indonesia saudaraku.
Terima kasih tim ambassador API, salam dari lewokluok
Wahhh terimakasih kakak sudah menulis artikel tentang kampung kami, dan sudah datang mengunjungi kampung kami… Terimakasih atas semuanya…
Woww. Pake arak segala hehe.. Seru banget ya kak.. eksplor NTT dgn adat budayanya.
Semoga kampungbadat lewokluok terpilih jadi nomor satu di APi award ini… Salam hangat dari tatar pasundan utk Kampungan adat lewokluok