Hello TemenAip ! Apa Kabar ? Kali ini mau melanjutkan pengalaman Transmate Journey Alor. Kepulauan Alor memiliki dua pulau utama, yaitu Pulau Alor Besar dan Pulau Pantar, di sekitarnya ada banyak pulau-pulau kecil. Otomatis perjalanan laut menjadi bagian penting dalam transportasi di wilayah ini.
Pelabuhan di Alor
Ada beberapa Pelabuhan di Alor, tapi ada pelabuhan yang paling sibuk melayani perjalanan orang dan barang yaitu Pelabuhan Kalabahi dan Dulionong di Pulau Alor , Pelabuhan Baranusa di Pulau Pantar dan satu lagi Pelabuhan Peti Kemas Moru yang diproyeksikan akan memegang peranan penting di kemudian hari. Selain itu ada Pelabuhan Ferry, Pelabuhan Maritaeng yang agak jauh di sisi lain pulau, juga berbagai Pelabuhan kecil seperti dermaga di berbagai sisi pulau, seperti Pelabuhan Alor Kecil dll.
Pelabuhan Kalabahi
Pelabuhan Kalabahi merupakan salah satu Pelabuhan paling sibuk di kota ini. Melayani bersandarnya aneka macam kapal mulai dari kapal yang membawa peti kemas sampai dengan kapal phinisi.
Disini terdapat area tempat menyimpan container yang berisikan logistik mulai dari bahan pangan sampai dengan bahan bangunan. Saat jam sibuk Saya mellihat Crane memindahkan peti kemas dari kapal ke truk untuk lalu dipindahkan ke area peti kemas, sebelum didistribusikan.
Sempat juga berjumpa dengan kapal phinisi kecil yang membawa muatan beras dari Sulawesi Selatan dimana diperlukan waktu 3 hari berlayar ke Alor untuk membawa muatannya. Disini saya kagum dengan para pelaut yang menempuh jarak jauh membawa beras ke Alor.
Sempat juga melihat Kapal Mancing Mania, yang membawa para pemancing handal yang akan memancing di sekitar perairan Alor. Kapal yang ini penumpang nya ceria banget. Maklum kapal Hobie ya.
Pelabuhan Dulionong
Tak jauh dari Pelabuhan ini ada Pelabuhan Dulionong. Pelabuhan ini lebih menitikberatkan pada transportasi penumpang dan pelayaran rakyat. Satu hal yang menawan hati saya disini adalah pemandangan laut dan langit yang cantik sekali. Malah ketemu Pelangi ganda yang membuat hati senang.
Saya sempat menyaksikan berlabuhnya Ferry Cepat Chantika 77 yang datang dari Kupang. Ferry ini menjadi alternatif transportasi ke Alor , lebih cepat dari kapal biasa, karena hanya menempuh waktu selama 6 jam.
Tapi malam itu datangnya agak terlambat karena antrian di Pelabuhan Tenau dan juga gelombang yang agak tinggi. Salah satu tantangan transportasi laut di NTT memang kendala alam. Tapi tentunya bisa diantisipasi.
Penumpang turun dari Ferry malam hari. Ditunggu penjemput di pagar yang dijaga keamanan Pelabuhan. Penumpang diharuskan memakai masker dan diperiksa hasil tes swab antigennya , untuk mengurangi penyebaran Covid 19 di Alor.
Semua Diperlakukan Sama !
Satu kejadian lucu adalah Saya yang sedang liputan dimintai hasil antigen oleh salah satu petugas Wanita. Antara kaget dan senang karena ternyata semua diperlakukan sama sesuai SOP. Lalu saya jelaskan bahwa Saya bukan penumpang dan diperbolehkan lewat.
Jadi selama pandemi, orang-orang yang boleh masuk ke area dermaga diharuskan memakai masker, kalau tidak berarti dilarang masuk. Kerja keras juga security Pelabuhan di Kalabahi sini. Semuanya diperlakukan sama tanpa melihat SARA ataupun posisinya apa. Harusnya begitu kan !
Kapal Hibah Kementerian Perhubungan
Saya juga melihat Kapal Hibah Kementerian Perhubungan bernama Banawa Nusantara. Kapal ini melayani rute intra Alor mengantarkan orang dan barang ke Alor Timur di sekitar Ebiki, Mademang, Aitoko.
Sempat ngobrol juga dengan salah satu penumpang. Keberadaan Kapal hibah ini sangat membantu perekonomian dan transportasi mereka. Biasanya mereka menggunakan mobil ke Ebiki, tapi tidak bisa membawa banyak barang karena ongkosnya jadi mahal.
Memakai kapal ini mereka bisa membawa lebih banyak barang dengan biaya yang masuk akal. Soalnya barang-barang ini akan dijual di wilayah mereka. Perjalanan selama 5 jam dari Dulionong ke Ebiki dirasakan cukup dibandingkan harus naik kendaraan umum yang tidak sesuai dengan bujetnya.
Kehadiran Kapal ini juga merupakan proyek percontohan kapal yang sesuai dengan ketentuan di bidang keselamatan, sehingga sebaiknya dicontoh. Kapal ini dihibahkan Kemenhub kepada Dinas Perhubungan Kabupaten Alor untuk dioperasikan.
Pelabuhan Peti Kemas Moru
Pelabuhan Peti Kemas Moru berada disisi lain Teluk. Perlu perjalanan memutar ke Pelabuhan yang berseberangan dengan Kota Kalabahi ini. Pelabuhan Moru terawat dengan baik dan bisa melayani 2 kapal sekaligus sekali bongkar muat.
Dengan Panjang 160 meter, pelabuhan ini sangat ideal sebagai Pelabuhan peti kemas. Sayangnya jalan menuju Pelabuhan Peti Kemas Moru masih belum memadai untuk lalu lintas peti kemas. Ini masih menjadi masalah yang harus diselesaikan dengan Kerjasama bebagai pihak supaya Pelabuhan ini bisa beroperasi lebih maksimal lagi.
Pelabuhan Alor Kecil
Ada banyak pelabuhan kecil di Alor, tempat kapal kecil mengantarkan penumpang ke berbagai pulau. Salah satunya Kami kunjungi saat akan menyeberang ke Pulau Pantar.
Pelabuhan Alor Kecil tidak besar. Tapi banyak kapal bersandar, bersiap mengantarkan penumpang ke berbagai pulau seperti Pulau Ternate, Pulau Kepa, Pulau Buaya, Pulau Pantar yang ada disekitaran Alor.
Kapal-kapal itu fungsinya seperti angkot kalau di Kota. Tapi disini disebut dengan julukan Ojek Air yang menjadi salah satu transportasi andalan masyarakat sehari-hari.
Syamsuddin, Tata Usaha KSOP Pelabuhan Kalabahi
Kedatangan Kami ke Kalabahi disambut oleh Bapak Syamsuddin yang menjabat sebagai Tata Usaha KSOP Pelabuhan Kalabahi sekaligus PLT Kepala Pelabuhan karena Bapak Kepala Pelabuhan sedang bertugas ke Kupang.
Pria berbadan tegap ini sangat ramah menyambut Kami yang semangat ingin tahu lebih banyak soal Pelabuhan di Kalabahi.
Kantor KSOP Kelas 4 Kalabahi terdiri dari 2 wilayah kerja yaitu Maritaeng , Alor Kecil dan Terminal Peti Kemas Moru.
Kantor Pelabuhan Kalabahi dikelola oleh PT Pelindo. Pelabuhan Kalabahi adalah Pelabuhan Pengumpan regional sesuai KM 342 yang ditetapkan gubernur. Ada 2 dermaga di Pelabuhan Kalabahi, yaitu Dermaga 1 dan dermaga 2. Pada bagian Barat ada Pelabuhan Rakyat Dulionong.
Di KSOP Klabahi ada 1 Kepala Kantor, ada petugas Tata Usaha, Petugas Status Hukum dan Sertifikasi Kapal, Petugas Lalu lintas Angkutan Laut dan Usaha Jasa Kepelabuhanan , serta Petugas Keselamatan Berlayar, Penjagaan dan Patroli.
Pelayanananya dilakukan secara piket selama 24 jam yang dibagi dalam 3 regu. Satu regunya terdiri dari 2 orang.
Pak Syam, begitu panggilan beliau memulai karirnya di tahun 1993, ditempatkan di Baranusa yang waktu itu belum ada apa-apanya. Susah payah beliau membangun Pelabuhan Baranusa sesuai prosedur sehingga mejadi Pelabuhan yang layak dipakai. Kemudian beliau berkarir di Kalabahi sampai sekarang.
Beliau amat sangat perhatian kepada faktor keselamatan Kapal. Keselamatan penumpang dan kapal menjadi prioritas utama. Begitu banyak usaha, pendekatan berbagai cara supaya para penumpang, pemilik kapal, dan juga semua elemen yang ada di Pelabuhan.
Tantangan dalam pekerjaan Pak Syam salah satunya adalah kekurangan personel.
Di Kalabahi belum ada Marine Inspector yang berlisensi. Idealnya Marine Inspector merekomendasikan layak tidak kapal berlayar kepada Syahbandar yang lalu akan menandatangani SPB.
Saat ini banyak sekali pekerjaan dirangkap oleh beliau dan kawan-kawan. Bahkan Crew Kapal Patroli tidak ada. Sehingga harus dilakukan secara bergantian
Masalahnya tidak semua pekerjaan bisa dibagikan karena tidak semuanya paham. Dan pastinya harus dikerjakan oleh orang yang memiliki pengetahuan dan kecakapan. Kemampuan SDM juga harus ditingkatkan kemampuannya.
Masalah lain adalah pemahaman dan edukasi masih kurang dari para penumpang. Terkadang penumpang tidak membeli tiket kapal. Apabila terjadi musibah sangat sulit dipertanggungjawabkan.
Ada kasus juga Anak kecil kadang tidak pakai tiket. Akan sulit diperhitungkan kalau terjadi musibah. Apalagi saat peak season selalu terjadi over capacity. Dilakukan pendekatan kepada nahkoda soal daya angkut kapal. Bagaimana solusi terbaik. Kalau over capacity dicarikan kapal lain untuk mengakomodir kelebihan muatan.
Pak Syam senang sekali melayani. Terobosan KSOP Kalabahi membantu masyarakat kabupaten Alor melakukan penerbitan dokumen tanpa biaya untuk masyarakat kurang mampu.
Surat Persetujuan Berlayar pengecekan dokumen dan sertifikat kapal, status hukum dan pengukuran kapal adalah mutlak bagi Kapal yang akan berlayar. Di KSOP Kalabahi yang bisa mengukur Kapal adalah Pak Syam dan Pak Ikram. Penting sekali hal ini dilakukan untuk keselamatan. Harusnya dilakukan Marine Inspector yang berlisensi. Tapi karena tidak ada, dilakukan oleh mereka berdua secara seksama.
Ikram Latif, Petugas Status Hukum dan Sertifikasi Kapal KSOP Kalabahi
Mengapa ada Petugas Status Hukum dan Sertifikasi Kapal ? Posisinya ternyata amat penting bagi keselamatan pelayaran. Bayangkan kalau Kapal tidak punya sertifikat , pelacakan dan pengawasan terhadap kapal-kapal yang melayani pelayaran penumpang dan barang tidak akan terkendali.
Tugasnya memverifikasi Kapal, membuat dokumen kapal di wilayah KSOP Kalabahi. Yang belum punya diarahkan dibuatkan dokumen kapalnya. Mulai dari kapal nelayan GT 0 sampai GT 1000. Biasanya melayani Kapal Pelabuhan Rakyat, antara pulau.
Persyaratan pembuatan Surat Kapal miik nelayan adalah permohonan pemilik Kapal , surat yang diketahui Desa dan Camat, data dan Foto Kapal
Soal Keselamatan, minimal ada pemeriksaan laik berlayar. Ketika kapal mau berangkat dicek keselamatan, mesin, radio dan crew kapal. Kalau sudah fix kapal dan penumpangnya boleh berlayar.
Kapal penumpang bisa dicek selama sejam, karena dicek muatan, manifest penumpang, mesin dan alat keselamatan, apabila sudah OK baru boleh berangkat.
Sehari sebelum masuk, perusahaan pelayaran memberikan rencana kedatangan kapal sesuai dengan data kapal.
Tidak sembarangan Kapal bisa bersandar di sebuah Pelabuhan. Terutama GT 1000 ke atas yang memakai radio Ada kemitraan antara KKP , Karantina, Navigasi, Perusahaan Agen Kapal Bersatu dalam kegiatan bongkar atau keberangkatan.
Ada banyak tipe kapal lokal, kapal penumpang antar pulau, kapal phinisi pelayaran rakyat yang membawa stock beras dari Sulawesi Selatan, Kapal tol laut ( kargo dan penumpang)
Tantangan kerja adalah komunikasi dan edukasi pemahaman tentang keselamatan penumpang. Kadang sudah punya alat keselamatan tapi tidak paham cara kerjanya. Sering dilakukan penyuluhan door to door. Selalu diperhatikan supaya bisa memahami.
Setelah berjumpa dengan teman-teman insan transportasi di Kalabahi ini, Saya kagum dengan kerja keras dan dedikasi mereka supaya perjalanan laut bisa terlaksana dengan baik , dan yang terpenting keselamatan pelayaran di Kepulauan Alor tetap terjaga. Karena merekalah penjaga urat nadi perhubungan Alor.
seneng bisa baca cerita seperti ini, aku jadi banyak tahu informasi juga
padahal petugas-petugas di pelabuhan juga punya banyak resiko juga dalam bekerja ya, dan memang harus taat sama SOP yang sudah ditetapkan
someday semoga bisa menginjakkan kaki di Alor
Wawasan baru ini, soalnya jarang2 menilik kapal apalagi buat travelling..rainbow cakep pisan ya kak
Unik sekali ya.. Pelabuhan Alor Kecil ini meski kecil, namun aktivitasnya padat dan sibuk.
Kebayang pekerja yang mengabdikan dirinya untuk melayani lalu lintas Pelabuhan Alor Kecil.
Wah, padet banget aktifitas pelabuhannya ya. Sayang masyarakat msh blm paham benar ttg keselamatan dr membeli tiket ya. Mungkin krn mereka mikir daerahnya, tanahnya jd bs diakses semudah itu. Tanpa mereka sadari ada biaya2 tertentu unt perawatan, gaji jg klaim asuransi saat ada kecelakaan.
Seram kadang kalo membaca kapal2 yang kecelakaan, karam hanya karena kelebihan penumpang dan muatan, dan tidak adanya pelampung penyelamat :(. Jujur ya mas, kadang yg bikin aku takut untuk island hopping, ATO menyeberang pakai kapal, trutama kapal kecil ya, ya hal2 begitu. Kita nya udah beli tiket, patuh aturan, tapi orang lainnya ga. Dan dibiarin pula. Berharapnya, pegawai2 yg bekerja di bidan ini akan lebih banyak dan tegas, juga berlisensi seperti yg disebut di atas.
Seneng bacanya kalo pelabuhan di pulau Alor ini juga sudah semakin bagus :).
Memang semuanya harus diperlakukan sama ya Kang Aip.
Penasaran dengan kapal phinisi kecil yang membawa muatan beras dari Sulawesi Selatan selama 3 hari berlayar itu. Wah … itu bawa berasnya buat dijual?
Aku kadang seram mau naik kapal takut kalau kapalnya ada masalah dan peralatan buat penumpang nya kurang memadai, tapi pas liat ini kok mulai merasa aman liat persediaan peralatan buat penumpangnya lengkap
Wah, jadi pemandangan yang menurutku cukup baru karena belum pernah mengenal pelabuhan tersebut. Saya pun pernah ke pelabuhan pas kuliah waktu mau nyebrang jawa bali. Bagaimanapun pelabuhan jadi tempat yang penting banget ya. Karena sebagaian besar kebutuhan masyarakat diangkut dari sana.
Butuh waktu 3 hari bawa beras dari Sulawesi ke Alor. Pastinya harga beras di Alor mahal banget ya Kang. Beruntung ya sekarang Indonesia punya tol laut