Hello TemenAip! Apa kabar? Kali ini Saya mau bahas soal Makan Selama Traveling. Ini bukan perkara simple loh. Karena Kita kan mesti makan buat hidup dan juga menikmati makanan saat bepergian.

Otak Otak

Perencanaan Makan Selama Traveling

Pecak Nila

Yang perlu direncanakan soal makan selama travelling adalah riset! Kita cari tahu dulu peta makanan di destinasi wisata. Apa saja yang menarik. Apakah ada makanan halal? Apakah mudah mendapatkan makanan? Karena beberapa daerah mencari warung makan atau restoran tidak semudah di tempat lain. Misalnya waktu ke Mentawai. Warung makan ada, tapi mencari makanan khas cukup sulit karena tidak dijual setiap saat. Atau di Banda Neira, ketika saat Saya makan mesti siap-siap waktu karena harus menyebrang pulau dulu. Karena tempat makan di hotel last order jam 5 sore. Dan karena waktu kesana masih pandemi jadi tempat makan tidak buka sampai malam.

makan patita ariefpokto
Makan Patita di Banda Neira

Berikut adalah pembiayaan. Pastinya ada bujet buat makan. Apalagi kalau destinasi wisata itu memiliki keanekaragaman kuliner yang wajib dicoba. Nggak mungkin kan ga kulineran. Selain memperkaya khazanah wisata makan Kita. Siapkan uang secukupnya, lebih kalau bisa, karena kadang harga makanan di berbagai daerah bisa berbeda.

Ada yang lebih mahal, ada juga yang lebih murah. Sebaiknya tanyakan dulu harganya sebelum memesan. Saya ga mau ribut harga kemahalan karena malas bertanya. Jangan malu bertanya. Daripada dongkol karena membayar terlalu mahal.

Harap maklum kalau di tempat wisata harga makanan bisa lebih mahal. Sudah jadi kebiasaan. Jadi tidak apa-apa kalau kritis soal berbagai hal. Asal jangan nyinyir ya.

Kalau Saya Aiptrip sendiri tanpa sponsor, Saya biasa merencanakan betul adegan makan-makan ini. Kalau pergi sama sponsor mah tinggal tutup mata pesan ini pesan itu, atau makan aja yang dipesankan. Wkwkkw.

Bawa Bekal

Perlukah bawa bekal? Kalau butuh bawa aja. Bawa lauk praktis seperti abon, aneka sambal, mie instan. Karena kalau di destinasi wisata yang akan Kita tuju ternyata sulit mendapatkan makanan yang halal atau cocok. Bekal makanan bisa jadi solusi cepat. Kita tinggal beli nasi.

Atau kalau memungkinkan dan cukup waktu dan kondisinya Kita bisa belanja bahan makanan dan memasak sendiri.

Saya biasanya bawa cemilan karena suka lapar. Daripada menderita mending bersiap-siap.

Ga ada salahnya nyelipin roti, biskuit, coklat di tas. Kalau lagi lapar mendadak bisa meredam kelaparan.

Apalagi kalau ada riwayat maag. Mesti beneran dipersiapkan ya. Jangan sampai telat makan.

Eksplor & Nikmati

Pas kulineran saat travelling jangan takut buat eksplorasi rasa. Apakah ada makanan khas daerah yang sekiranya bisa kita coba? Kalau ada coba deh. Selama tidak melanggar peraturan agama, hukum dan kesehatan. Coba aja. Kapan lagi kan kita bisa kesana lagi. Contohnya pas Saya makan Ulat Sagu di Papua.

Ariefpokto & Ulat Sagu Bakar

Jangan lupa nikmati makanannya. Perkara cocok atau tidak, yang penting nyoba dulu. Karena kuliner atau makanan adalah bagian dari budaya setempat.

Hargai juga orang yang memasak, kalaupun tidak cocok jangan menghina. Karena kita tidak tahu proses memasaknya.

Dokumentasikan!

Kalau makan jangan lupa didokumentasikan. Bisa foto atau video. Selain buat konten, bisa jadi bahan dokumentasi yang baik buat Kita kan. Supaya ga lupa dan bisa dibagikan ke sosial media.

Ambil foto yang bagus jangan lupa detail soal tampilan, bahan, rasa dan juga asal makanan tersebut. Bisa ditambah suasana pas makan di sana karena pasti sensasinya berbeda

Makan adalah sebuah kebutuhan hidup. Tapi makan juga bisa jadi pengalaman budaya dan petualangan rasa. Jadi sempatkan menikmati dan mengalami makan di perjalanan ya

16 comments

  1. aku biasanya juga akan riset dari internet dulu kalau akan bepergian ke tempat yang memang susah mencari makanan halal. Kayak waktu di nusa lembongan, memang ada warung halal tapi malah susah nyarinya. Jadiya senemunya aja meskipun warungnya juga jual makanan non halal

  2. setelah serinya traveling akhirnya saya punya prinsip yang seperti kak Aif bilang, yang penting nyoba dulu perkara suka mah urusan nanti, yang pneting kita udah coba, dan merasakan budaya setempat. apalagi jenis makanan yang tersedia itu tidak ada di tempat lain, wajib banget ya dicoba seperti makan ulat sagu itu ya Kak Aif

  3. awal traveling aku selalu membawa makanan dari rumah kesukaan kita pastinya, karena aku masuk dalam picky eater, dan itu cukup menyengsarakan diri sendiri karena ga bisa adaptasi dengan makanan-makanan baru yang belum pernah dicoba atau bahkan yang tidak disukai. Tapi lama kelamaan akhirnya lidahku bisa beradaptasi dengan makanan-makan baru meski ga semua dimakan. Terus aku tipikal yang jarang dokumentasi kalau selama makan, padahal itu penting banget ya buat kenang-kenangan gitu atau untuk sharing ke orang lain

  4. Makan menjadi salah satu tujuan ketika mendatangi suatu wilayah baru ya, kka Aiep.
    Tapi jangan lupa untuk tetap memerhatikan adat serta kebiasaan tertentu. Jangan sampai menjadi wisatawan yang menyusahkan karena tidak paham aturan atau kebiasaan setempat.

  5. Bener bgt, klo di tempat wisata tuh kudu tanya harga dlu. Tpi aku lebih milih ke tempat makan yg udah ada menu harganya, biar ga keblondorok, hehe. Btw, itu yg makan paktita kyak lgi prasmanan di kondangan yaa

  6. Wah mantap ini, kalau mau jalan-jalan memang harus direncanakan sedetail ini. Pengalaman kemarin road trip, gak ngerencanain soal makanan. Jadilah makan seketemunya. Malah kadang skip

  7. Setiap kali aku traveling ya mas, budget paling gede itu bisa dibilang untuk makan. Kedua baru untuk wisata dan shopping.

    Aku paliiing suka wisata kuliner. Makanya budget kesana ga pernah mau pelit. Makanan khas, selagi memang ga mengandung hal2 yang diharamkan, pasti aku coba.

    Bedanya, aku paling males bawa bekal dari rumah, kayak abon, mie instan dll. Apalagi disuruh bawa rice cooker mini . Ngabisin jatah bagasi yg utk aku shopping itu mah.

    Jadi memang ngandelin kuliner di negara tujuan atau kota destinasi.

  8. dokumentasi jadi penting banget ya kang, untuk mengabadikan semua momen spesial yang ditemuin. BTW aku jarang banget bawa makanan dari rumah kalo pergi traveling hehehehe. selalu kepedean kalau semua makanan cocok buat aku… atau karena akunya yang rakus kali ye hahaha

  9. Nah…setuju sekali nih sebaiknya kita memang ‘survey’ dulu tempat yang akan kita datangi agar tidak susah ketika waktu makan tiba. BTW, foto2 nya cantik apalagi foto makanannya. Bikin ngiler euy..

    1. Saya ingat waktu ke Tanah Suci, bekal makanan yg saya bawa hanya cemilan ringan, akibatnya jadi langganan mie instan gelas yg harganya dua kali lipat harga di Indonesia. Kok tidak bawa mie instan? Kalau ada yg tanya begitu, jawabannya saya hindari makan mie instan, tapi karena sudah bosan sekalj dengan makanan yg disiapkan panitia konsumsi, jadinya tetap kembali ke.mie instan, selerakuu hahaha.

      1. Survey makanan sebelum datang ke suatu tempat itu penting banget yaa, apalagi bagi yang muslim, lokasi makanan halal harus diketahui dulu agar nanti gak kesulitan

  10. penting banget sih emang bawa bekal macam abon atau mie instan gitu, buat jaga-jaga dan bisa jadi penyelamat juga sih ya, selagi kita masih beradaptasi dulu ama makanan di tempat tujuan atau pas lagi lapar di malam hari yekan 😀
    tapi tentunya harus eksplor makanan setempat dan nikmati juga dong 🙂

  11. Meskipun bukan traveler, saya bebrapa kali makan pas ada undangan event. Sayangnya lebih sering lupa foto2 😀
    Ke postingan ini, mata seger lihat postingan makanan (lihat postingan ikannya itu … saya penikmat masakan ikan … ngilerrr lihat ikan nila di atas).

Tak komentar maka tak sayang. Silakan meninggalkan komentar. Mohon maaf, tidak menerima komentar dengan active link. Terima kasih sudah berkunjung

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.