Hello teman Aip! Apa kabar ? kali ini mau cerita soal pertemuan Saya dengan pesawat pertama milik Republik Indonesia tercinta. Sebelumnya ga pernah kepikiran sih, walau sering naik pesawat.

Masih dalam rangka kunjungan ke Taman Mini Indonesia Indah saya main ke anjungan Provinsi Daerah Istimewa Aceh di sana ternyata ada sebuah benda sejarah yang sangat penting dalam dunia Perhubungan Indonesia yaitu sebuah pesawat pertama yang dimiliki oleh Republik Indonesia .

Pesawat ini berjenis DC 47 dengan nomor registrasi RI 001. Dialah Seulawah.

Kisah Seulawah

Pesawat ini dibeli pada pertengahan tahun 1949 dengan dana sumbangan rakyat Aceh. Kebayang ya rakyat Aceh udah kaya, baik lagi mau menyumbangkan uangnya untuk Indonesia.

Waktu itu memang Presiden Soekarno bersafari ke beberapa daerah di Sumatera untuk mengumpulkan dana membeli pesawat terbang.

Pidato Kharismatik nya berhasil membuat rakyat Aceh bersedia mengumpulkan uang yang cukup untuk memesan sebuah pesawat Dakota senilai 25 kg emas.

Setelah selesai, pesawat tersebut lalu dibawa joyride ke berbagai daerah terutama ke Aceh. Dan diberi nama Seulawah yang berarti Gunung Emas.

Seulawah sumber TNI AU

Seulawah mula-mula digunakan sebagai jembatan udara untuk menghubungkan daerah-daerah de facto Jawa dan Sumatera sebagai penunjang perjuangan fisik bangsa Indonesia mempertahankan kemerdekaan.

Zaman perjuangan kan emang belum punya pesawat sama sekali. Mana Indonesia luas banget. Belum lagi masih ada ancaman dari Belanda yang masih ingin menduduki wilayah Indonesia.

pada akhirnya Tahun 1948 Yogyakarta sebagai pusat pemerintahan republik Indonesia termasuk lapangan udara Maguwo yaitu sekarang Adisucipto diduduki oleh tentara Belanda sehingga pesawat RI 001 dioperasikan di luar negeri ikut mencari dana untuk perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia.

Awal Mula Indonesian Airways

Nah, dimulai dengan pesawat RI 001 ini Indonesia Airways sebagai usaha penerbangan Niaga pertama Indonesia beroperasi di Burma atau sekarang disebut dengan Myanmar.

Jadi dulu karena agresi militer Belanda, Seulawah tidak bisa pulang ke Maguwo. Supaya bisa membantu perjuangan Indonesia, pesawat ini disewakan. Didirikanlah Indonesian Airways. Semua kelengkapan perusahaan diadakan di Burma.

Karena persaingan pesawat sipil cukup ketat, seperti Philippines Airways dan Siam Airways, maka pasar yang diambil adalah penerbangan charteran logistik untuk pemerintah Burma dalam rangka melawan pemberontakan.

Mengangkut Tentara Birma sumber foto TNI AU

Penerbangannya juga beresiko karena sering mendapatkan tembakan saat melintasi zona pemberontak. Tapi dasarnya orang Indonesia pada berani, tugas-tugas itu dilakukan dengan baik. Walau kadang badan pesawat bolong tertembus peluru. Bahkan tentara Myanmar nya pun kadang takut ikutan misi berbahaya.

Uang hasil bisnis penerbangan ini digunakan untuk membeli pesawat lagi dan juga biaya pendidikan para pilot Indonesia. Hebat banget kan mereka jago perang dan bisnis.

Setelah Indonesia merdeka, Indonesian Airways dibubarkan dan pesawat juga para pegawainya kembali ke Indonesia. Seulawah pulang ke Lapangan Terbang Andir di Bandung.

Seulawah di Taman Mini Indonesia Indah

Pesawat yang ada di TMII ini direnovasi pada tanggal 1 April sampai dengan 25 April 2010. Kita bisa mengunjungi secara GRATIS di anjungan Daerah Istimewa Aceh.

Dipajang di halaman rumah adat Aceh. Karena Seulawah adalah kebanggaan orang Aceh. Dimana di saat Republik Indonesia membutuhkan, mereka dengan semangat mengulurkan tangan mengeluarkan uang yang sangat banyak untuk membantu negara yang masih merangkak jalannya.

Menarik juga cerita Seulawah ini, masih ada cerita lainnya sih, Saya riset dulu.

Nanti kalau ke TMII jangan lupa mampir ya. Bisa merasakan kehadiran benda bersejarah itu perlu kan. Oiya jangan lupa wisata sejarah seperti ke Museum Nasional, Museum Kebangkitan Nasional dan museum lainnya.

18 comments

  1. Jelang perpisahan anak (dari PAUD) kemarin ikut dampingi ke Musium Dirgantara Yogyakarta. Disana juga tersimpan pesawat-pesawat yang pernah digunakan di Indonesia (khususnya TNI). Dan ketemu juga si N250 Gatot Koco yang dibuat anak bangsa. Tapi tidak sempat nanya, apakah aslinya atau replika? semoga bermanfaat bagi travellers. selamat berkunjung!

  2. Baru tahu mas, bahwa ada andil Indonesia yang ternyata besar dan gak main-main : mensupport kemerdekaan Myanmar (was Burma)
    bangga juga ya menjadi andil dalam kemerdekaan sebuah negara!

  3. Baru tahu mas, bahwa ada andil Indonesia yang ternyata besar dan gak main-main : mensupport kemerdekaan Myanmar (was Burma)
    bangga juga ya menjadi andil dalam kemerdekaan sebuah negara!

  4. wahh saya beberapa kali ke TMII kok baru tahu soal si Seulawah ini ya? Mungkin karena biasanya ke sini buat nemenin saudara atau teman dari luar kota atau cuma sekedar jalan-jalan buat healing tipis-tipis aja.
    Ternyata ada cerita semenarik ini di Anjungan Aceh ya. Jadi penasaran ada cerita apa lagi di anjungan TMII lainnya ya…

  5. Wahh saya beberapa Kali ke TMII kok gak ngeh ada si Seulawah ini ya.. mungkin karena biasanya ke sini cm buat nemenin sodara atau teman dari luar kota Dan buat sekedar foto-foto aja.
    Ternyata, ada banyak cerita yang bisa digali ya. Jadi penasaran di anjungan TMII lainnya ada cerita apa lagi ya.

  6. Ehjh saya malah sibuk mengkonversi 25 KG emas kalau sekarang itu berapa rupiah ya? sekitar 25 M ya.
    Yang patungan sampai segitu banyak ada berapa orang ya? sungguh orang Aceh dermawan sekali.
    BTW tiket masuk TMII berapa ya, Mas Aip? Pengen ngajak bocil ke sana.

  7. Lho kok, saya bolak-balik ke TMII kok gak Tau sih cerita soal si Seulawah ini. Biasanya ke Taman Mini cuma buat santai-santai healing tipis2 Dan foto2 gitu sih, jadi gak pernah menggali cerita dari tiap anjungan di sana.
    Jadi penasaran ada cerita apa lagi ya di anjungan TMII lainnya ya.

  8. Vina base di Pekanbaru, dan udah lupa kapan terakhir kali ke TMII. Kalau dilihat dar foto, sih sudah berpuluh-puluh tahun yang lalu. Masih bocah banget! Dan kadang memang kepikiran pengin berkunjung ke museum nasional, tapi kesempatannya belum ada, hiks. Dan keren banget, warga aceh pada dermawan ya, sampai sekarang pun masih begitu..

  9. wah ternyata di TMII di anjungan Aceh ada pesawat ya, baru tau aku xD anakku suka sekali dengan dunia aviasi, pengen jadi pilot katanya. diajak kesini pasti senang sekali dia, apalagi sekarang lagi liburan. thank you untuk ulasan dan rekomendasinya ya ^^

  10. Wah, baru tau kalau pesawat di TMII ini beneran pesawat RI yang pertama.
    Replika atau asli, kak Aip?
    Aku pernah juga ketemu sama Seulawah. Tapi saat ini TMII dipake tempat buat anu.. jadi agak kurang bebas untuk explore bareng anak-anak.

  11. Oh masih ada pesawatnya ya mas. Aku pikir udah ga ada. Baguus sih, jadi setidaknya banyak yg semakin tahu gimana supportnya rakyat Aceh di zaman penjajahan dulu. Sayang ga diikuti dengan pembangunan propinsi ya, walo kaya akan SDA .
    Aku jadi pengen ke TMII. Ga pernah soalnya, lewat doang . Pengen ajakin anak2 belajar sejarah lewat sini. Aceh itu punya sejarah yang menarik banget, Trutama pas zaman orba.

  12. Oh masih ada pesawatnya ya mas. Aku pikir udah ga ada. Baguus sih, jadi setidaknya banyak yg semakin tahu gimana supportnya rakyat Aceh di zaman penjajahan dulu. Sayang ga diikuti dengan pembangunan propinsi ya, walo kaya akan SDA .
    Aku jadi pengen ke TMII. Ga pernah soalnya, lewat doang . Pengen ajakin anak2 belajar sejarah lewat sini

  13. Emang hebat banget nih Rakya Aceh. Begitu cintanya pada Indonesia yang baru merdeka, butuh pesawat, eh dibelikan pesawat dengan cara patungan. Hebat juga karisma Pak Soekarno yang dengan kata-katanya bisa menggerakan hati rakyat Aceh. Di zaman itu, pesawat pastinya mahal banget untuk negara kita ya. Ohya waktu di SD dulu sering banget keluar pertanyaan IPS mengenai pesawat pertama RI ini 🙂

  14. kangen ke taman mini lagi, terakhir kesana waktu kuliah dan ga explor banyak
    Berarti pesawat ini udah ada dari lama ya mas Arief, waduhh aku aja yang kurang perhatian sama sekitarnya

  15. Rakyat Aceh emang keren2 bang. Monas juga kan sumbangan dari orang Aceh… Tapi sayang pembangunannya masih kurang jika dibandingkan dengan Jawa.

Tak komentar maka tak sayang. Silakan meninggalkan komentar. Mohon maaf, tidak menerima komentar dengan active link. Terima kasih sudah berkunjung

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.