Hello TemenAip! Apa kabar? Kali ini mau cerita soal Transisi Energi. Mungkin yang ngikutin blog dan media sosial Saya udah tahu kalau Ariefpokto.com concern soal lingkungan hidup. Banyak yang udah dilakukan, tapi masih banyak yang perlu Kita pelajari dan bagikan.
Apalagi Saya sebagai traveler pastinya memiliki “dosa” emisi karbon dari semua perjalanan yang Saya lakukan selama ini. Bagaimana caranya Kita melakukan Dekarbonisasi? Satu lagi yang bikin penasaran adalah bagaimana Transisi Energi memberikan dampak pada dunia pariwisata.
Ada yang tahu Transisi Energi itu Apa?
Pernah merhatiin gak energi apa saja yang Kita pakai sehari-hari? Kalau Kita pergi ke kantor, berkegiatan, biasanya menggunakan kendaraan. Memakai energi fosil seperti bensin, solar dll. atau di rumah Kita menggunakan listrik untuk penerangan rumah, gas untuk memasak dll.
Energi fosil yang Kita pakai selama ini cenderung memberikan efek buruk pada lingkungan. Terutama apabila digunakan secara tidak bijaksana.
Salah satu efek yang sangat dirasakan adalah polusi Jakarta yang sempat parah sampai jadi kota dengan tingkat polusi udara terparah sedunia. Mengerikan. Ini di 2023 lho. Bagaimana dengan 5 tahun atau 10 tahun mendatang?
Jadi gimana ? Kita mesti beralih ke sumber energi lain gitu ? Sumber energi yang lebih bersih & terbarukan.
Idealnya begitu. Tapi kenyataannya tidak semudah itu mengubah energi yang selama ini Kita pakai dengan sumber energi baru yang lebih bersih dan ramah lingkungan.
Transisi energi mengacu pada perubahan penggunaan sumber energi dominan dari satu jenis ke jenis yang lain.
Transisi energi dilakukan dari energi kotor yaitu energi fosil ke energi bersih dan terbarukan seperti tenaga surya, angin, air, panas bumi, dan biomassa.
Indonesia kaya akan sumber energi bersih dan terbarukan. Seperti tenaga surya dimana matahari adalah sumber energi yang bisa kita dapatkan setiap hari.
Supaya lebih paham lagi, Kita bahas soal hal yang berkaitan dengan transisi energi ini yuk.
Tantangan Transisi Energi
Idealnya, Kita harus segera melakukan transisi energi. Tapi seperti saya tulis di atas, Tidak mudah melakukannya. Ada beberapa faktor yang menjadi tantangannya. Yaitu:
Biaya
Meskipun teknologi energi bersih seperti panel surya semakin turun tiap tahunnya, proses transisi dari energi fosil ke energi terbarukan memakan biaya yang tidak sedikit.
Dalam salah satu pidatonya, Presiden Joko Widodo mengungkapkan bahwa “Indonesia membutuhkan setidaknya USD 25−30 miliar untuk transisi energi delapan tahun ke depan.”
Aspek pembiayaan transisi energi biasanya menjadi pembahasan terpisah karena butuh solusi yang menyeluruh.
Dengan kata lain, dibutuhkan iklim investasi yang mendukung agar semakin banyak investor yang tertarik untuk berinvestasi di proyek-proyek energi terbarukan.
Salah satu pendanaan transisi energi yang sedang hangat dibahas dan baru diterima Indonesia saat G20 kemarin adalah Just Energy Transition Partnership (JETP).
Teknologi dan Infrastruktur
Mencakup soal keterbatasan infrastruktur ketenagalistrikan, seperti misalnya jaringan transmisi dan interkoneksi listrik guna menjangkau seluruh wilayah Indonesia, terutama wilayah 3T. Potensi sumber energi terbarukan di Indonesia juga tersebar, lantas bagaimana caranya kita bisa memastikan akses yang adil dan merata agar semua orang dapat menikmatinya?
Kebijakan dan Politik
Political will dalam mendukung transisi energi juga sangat krusial, mulai dari pembuatan kebijakan yang pro transisi energi, sampai pada kemauan untuk lepas dari ketergantungan energi fosil dengan mempensiunkan dini PLTU batu bara. Isu transisi energi menyangkut banyak pemangku kepentingan strategis, mulai dari Kementerian ESDM hingga PLN. Oleh karena itu, transisi energi menjadi hal yang kompleks dan butuh kerja sama banyak pihak
Komitmen Indonesia Dalam Transisi Energi
Indonesia memiliki Komitmen soal Transisi Energi ini. Negara Kita punya target untuk meningkatkan bauran energi terbarukan menjadi sebesar 23% di tahun 2025, dan naik lagi menjadi 31% di 2050 nanti.
Selain itu, melalui Enchanced Nationally Determined Contribution-nya (ENDC), Indonesia memiliki target pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 31,89% dari Business-as-Usual (BaU) di tahun 2030 dengan usaha sendiri, atau 43,2% dengan bantuan luar negeri. Indonesia juga bertekad mencapai Net-Zero Emission (NZE) di tahun 2060.
Jalan menuju transisi energi sudah dimulai negeri Kita lho. Banyak Upaya dilakukan untuk memenuhi komitmen yang sudah ditargetkan.
Manfaat Transisi Energi
Manfaat transisi energi banyak lho, dan memberikan dampak signifikan dalam kehidupan Kita. Manfaat yang bisa didapatkan adalah :
Menciptakan Lapangan Pekerjaan Hijau
Transisi energi menuju energi terbarukan akan menghasilkan banyak kesempatan kerja hijau (green jobs). Menurut Coaction Indonesia, pada tahun 2045, diperkirakan akan tercipta 15 juta lapangan pekerjaan hijau baru.
Mengurangi Emisi dan Polusi
Jika Indonesia beralih ke energi terbarukan, maka emisi gas rumah kaca (GRK) dapat dipangkas secara signifikan. Sektor transportasi dan energi menjadi salah dua sektor penyumbang GRK terbesar.
Selain itu, karena pembangkit listrik energi terbarukan sendiri tidak mengeluarkan emisi dalam proses pengoperasiannya (tidak seperti PLTU), maka kualitas lingkungan juga akan meningkat karena berkurangnya polusi dari PLTU.
Ketahanan Energi
Indonesia punya potensi sumber energi terbarukan yang melimpah dan beragam (tidak hanya satu sumber energi saja). Jika dilakukan dengan benar, maka Indonesia bisa terbebas dari ketergantungan terhadap energi fosil dan memastikan ketersediaan energi yang bersih, terjangkau, dan berkelanjutan untuk semua.
ISEW Indonesia Sustainable Energy Week
Saya berkesempatan menghadiri ISEW yang merupakan singkatan dari Indonesia Sustainable Energy Week, sebuah event tahunan yang memasuki tahun keduanya di Grand Ballroom Hotel Kempinski Jakarta.
ISEW diselenggarakan di bawah payung kerja sama antara pemerintah Indonesia dan Jerman, dan diselenggarakan oleh Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ), Clean, Affordable, and Secure Energy for Southeast Asia (CASE), serta Institute for Essential Services Reform (IESR).
Penyelenggaraan ISEW juga turut menggandeng Kementerian ESDM dan Bappenas, serta berkolaborasi dengan beberapa partner strategis lain.
Diadakan pameran aneka macam hal yang berhubungan dengan transisi energi seperti motor berenergi listrik, dsb.
Tema yang diangkat tahun ini adalah “United Towards a Decarbonised Energy System”, dimana ISEW menjadi wadah nasional bagi berbagai pemangku kepentingan – pembuat kebijakan, akademisi, NGO, sampai pada anak muda dan masyarakat umum – untuk berdiskusi, bertukar pikiran, dan mencapai pemahaman bersama demi mempercepat upaya transisi energi di Indonesia.
Sebelum acara talkshow dimulai, diawali dengan Pembacaan dan Penandatanganan komitmen sektor swasta dalam mendukung energi terbarukan. Sesi ini tidak hanya menampilkan komitmen tetapi menunjukkan bagaimana Energi Terbarukan menjadi keberhasilan yang berkembang di Indonesia.
Fokusnya adalah pada upaya aktif yang dilakukan oleh bisnis menuju pilihan yang lebih hijau dan mengurangi polusi. Program Pledge adalah di mana perusahaan-perusahaan terkemuka berjanji untuk menggunakan lebih banyak energi surya atau memulai proyek-proyek hijau baru.
Lalu diadakan Upacara Peresmian Proyek Percontohan, yang merayakan keterlibatan Perusahaan dalam proyek REEP2, menekankan komitmen mereka untuk masa depan yang lebih hijau dan hubungan masyarakat yang lebih baik. Acara ini dilakukan para tokoh terkemuka dari perusahaan besar yang berdedikasi mereka untuk masa depan yang lebih bersih yaitu Humberto Van Dijk (Direktur, PT Framas Indonesia), Michael Sung (Direktur, PT Ever Shine Tex) , Febrie Oetomo (Direktur Proyek Divisi Energi Terbarukan, PT Semesta Energi Services), Triana Krisandini (Wakil Presiden Senior Keberlanjutan PT TBS Energi Utama), Bambang Sriyono (Direktur, PT Chakra Giri Energi Indonesia)
Mengubah Ide Menjadi Karya Nyata: Program Energi GIZ Indonesia/ASEAN Memperkenalkan Proyek PV-Agri dan PV-Boat
Talkshow ini membahas bagaimana ide-ide diwujudkan menjadi sebuah karya nyata yang sudah berjalan. Bagaimana Transisi Energi bisa dilakukan dalam kehidupan nyata.
Sesi talksow dimulai dengan menghadirkan moderator dan para narasumber yaitu yaitu Frank Stegmueller (Penasehat Utama, Proyek SOCOOL, GIZ Indonesia/ASEAN) Giri Cahyo Hartono (Manajemen Proyek Implementasi Energi Terbarukan, PT. Semesta Energi Services), Dolorosa M Bria (BPMD Rote), Akbar Digdo (YAPEKA) dan Sefanya Patola (Kepala Desa Naikean)
Pembicaraan tentang “Mengubah Ide Menjadi Karya Nyata”, bagaimana mengubah konsep inovatif menjadi solusi dunia nyata yang bermakna. Selama ini banyak ide atau konsep menarik tapi tidak diwujudkan dalam kehidupan nyata.
Kami diperkenalkan dengan PV-Agri dan PV-Boat, dimana kita dapat melihat era baru dimana teknologi dan kepedulian lingkungan bersatu. Kedua proyek ini sedang berlangsung berkat kerjasama banyak pihak.
Yang menarik PV Boat sedang dikembangkan untuk pariwisata di Danau Nirwana Pulau Rote. Sebuah kapal dengan sumber energi matahari yang bisa beroperasi lebih ramah lingkungan! Sebelumnya faktor cuaca dan bahan bakar menjadi masalah utama dalam hal pariwisata. Ketika cuaca buruk, pengiriman bahan bakar tersendat, sehingga mempengaruhi harga bahan bakar yang biasanya sudah tinggi menjadi lebih tinggi lagi. Dengan pengembangan PV Boat, Perahu berbahan bakar listrik, menjadi solusi ideal untuk problem ini. Menurut Ibu Dolorosa saat ini sedang dilakukan berbagai Upaya untuk mengajari Masyarakat yang akan menggunakan teknologi ini. Selain itu mereka juga harus bisa melakukan perawatan dan juga pengadaan onderdil apabila terjadi kerusakan.
Bapak Akbar Digdo memberikan perspektif sosial dari proses ini, bagaimana faktor sosial yang harus melibatkan semua Masyarakat untuk kesuksesan proyek ini. Ada komunikasi menyeluruh yang harus dilakukan agar Masyarakat menerima dan bisa melakukan prosesnya dengan baik.
Apalagi PV Boat adalah solusi ramah lingkungan, bayangkan perahu bertenaga surya yang bisa dipakai untuk berwisata, tidak bising sehingga tidak mengganggu mahluk hidup.
Lalu ada dibahas pula sistem PV Agri yang memudahkan petani Desa Nikean untuk menyiram pertanian bawang di Pulau Semau NTT. Selama ini petani bawang disana melakukan penyiraman tanaman bawang dengan metode tradisional seperti dengan ember atau batang pepohonan. Dengan system PV Agri, penyiraman tanaman berjalan lebih mudah, menyingkat waktu dan lebih efisien. Sehingga para petani bisa memiliki waktu lebih banyak untuk melakukan hal lain.
Bapak Giri Cahyo Hartono juga bercerita kalau tantangan di pulau-pulau terpencil adalah ketersediaan bahan baku, dan prasaran pendukung sangat minim. Sementara solusi yang dilakukan oleh berbagai perusahaan untuk mendukung produktivitas masyarakat disana amatlah dibutuhkan. Seperti Mesin produksi es yang menggunakan tenaga surya. Es amat dibutuhkan untuk untuk menjaga kesegaran ikan dan hasil laut yang ditangkap. Mempengaruhi nilai jual dan keberlangsungan produk sampai tiba di tangan konsumen. Dengan adanya mesin es bertenaga surya pastinya amat membantu para nelayan.
Hal menarik lainnya adalah bagaimana kecerdasan buatan dimanfaatkan untuk memmperhitungkan potensi atap yang yang bisa dipasang dengan panel surya. Pastinya nanti akan menjadi gebrakan dalam transisi energi. Karena Indonesia adalah negara yang terpapar sinar matahari sepanjang tahun.
Contoh-contoh proyek transisi energi ini adalah bentuk nyata dari usaha transisi energi yang bisa dilakukan.
Jadi gimana TemenAip? Sudah siap bertransisi energi? Minimal lebih paham ya, sekarang saatnya Kita mencari informasi lebih banyak lagi soal topik ini, supaya lebih siap dalam pelaksanaanya nanti.
Seneng banget kalau pemerintah bisa bekerjasama melalui ISEW 2023 sehingga pemanfaatan energi yang terbarukan kian merebak dan kita semua bisa bersama-sama menjaga linkgungan agar lebih baik.
Harapanku sederhana.
Pemerintah mendukung penelitian para siswa di tingkat manapun untuk membuat inovasi terkait energi transisi ini. Karena selama ini aku tau banget, anak-anak Indonesia inovatif, tapi gak didukung sama pemerintah sehingga karyanya mandeg hanya sebatas syarat nilai kelulusan.
Loh baru tau salah satu penyelenggaranya GIZ, kakak iparku kerja di sana soalnya . Suaminya juga aktif di bidang renewable energy kerjaannya
Masalah begini memang hrs dipikirkan dari sekarang. Tapi Bbrp waktu lalu ada temenku yg seorang web deisgn dan programmer, protes soal pemasangan panel tenaga Surya mas. Aps dia mau pasang utk kantornya, ternyata ga bisa pasang begitu aja. Melainkan hrs izin dulu Ama PLN dan besarannya juga hrs diperhatikan. Intinya, ga boleh sampe ga pake PLN . Kayaknya si PLN ga mau rugi juga gitu. Kalo ntr besaran elektrik diganti semua Ama tenaga Surya, merekanyabga dapet apa2 kan , begitulah kira2 . Padahal ini kan demi tenaga yg lebih bersih juga.
Tapi aku blm paham sampe kesitu. Sudahlaah . Semoga dipercepat aja transisi menuju kesana
Transisi energi dibutuhkan agar kehidupan di masa mendatang semakin baik. Akan tetapi praktiknya pasti ada saja pro kontra nya. Semoga semakin maju dan bisa memanfaatkan negeri sekitar secara optimal.
Ada kapal energi surya di pulau Rote? Wah inovasi keren banget itu. Semoga wisata berbasis energi terbarukan makin banyak lagi hadir di Indonesia demi masa depan lingkungan.
Semoga negara kita bisa beralih ke penggunaan energi yang lebih ramah lingkungan ya. Memang ngga mudah dan mahal prosesnya tapi harus diusahakan agar lingkungan hidup lebih terjaga
keadaan bumi yang semakin panas dn keterbatasan cadangan energi yang ada didalam bumi membuat kita harus pindah dan bersiap menerima teknologi yang mendukung energi terbarukan. Ini harus kita dukung supaya kita bisa hidup seimbang dengan alam
Polusi di JKt dan kota besar lain emang gile banget ya. Gak kebayang udh macet, panas, eh di depan ada knalpot yg mengeluarkan asap hitam.
Semoga thn 2024 dan selanjutnya makin banyak kendaraan yg ramah lingkungan seperti sepeda listrik.