Hello TemenAip! Apa kabar? Pernah nggak sih dalam perjalanan kita mengalami sesuatu yang tidak menyenangkan atau tidak sesuai dengan perencanaan sehingga kita menjadi sebal, kesal malah marah. Emosi jadinya.

Itu adalah hal yang sangat wajar, karena tidak semua perjalanan itu bisa dilakukan dengan lancar 100% sering terjadi kendala atau masalah apapun,itu sangat lumrah terjadi.

Contohnya, adalah ketinggalan pesawat, ketinggalan kereta, barang hilang, kecopetan atau kita bertemu dengan penipu atau berselisih paham dengan sopir dengan warga lokal. Semuanya sangat mungkin terjadi.

Eh ada satu lagi yang bisa bikin Kita emosi. Temen Seperjalanan yang nyebelin. Ya kan? Hahaha. Akui saja. Pasti pernah toh kejadian.

Emosi dalam tulisan kali ini lebih merujuk pada marah-marah ya bukan pada emosi yang lain, seperti sedih terharu dan banyak lagi.

Emosi Pasti Ada

Ya, namanya orang pasti ada emosinya. Ga mungkin ga ada. Tapi tiap orang kan kadar emosinya beda-beda. Ada yang senggol bacok, ada yang diam-diam menghanyutkan, ada yang santai.

Tiap orang juga punya cara mengelola emosi yang berbeda, sesuai dengan pengalaman dan kepribadian.

Tapi kalau dalam perjalanan mengalami emosi, pastinya harus dikendalikan supaya perjalanan lancar dan tidak terkendala.

Mendorong Mobil Rame-rame

Kelola Emosi Anda Saat Traveling

Saat travelling kita harus bisa mengelola emosi kita sendiri . Kenapa? Karena kita tidak bisa mengatur emosi orang lain, tapi kita bisa mengatur emosi kita sendiri. Keadaan tidak sesuai dengan ekspektasi, Kita harus bisa menerima dan mengatasi masalah yang ada. Yang penting perjalanan lancar.

Cara mengelolanya adalah dengan berhenti sebentar. Tarik nafas, lalu mulai menganalisa masalah yang ada. Mau marah boleh, tapi nanti selesaikan dulu masalah di depan. contohnya ketika kendaraan umum yang kita tumpangi mogok,jangan kesal dulu.

Mobil mogok di Gorontalo

Tanyakan dulu kepada sopir, Apakah bisa diperbaiki atau tidak. Kalau tidak, Cari jalan keluarnya. Apakah pindah ke angkutan umum lain,apakah ada angkutan umum lain atau tanyakan terminal terdekat, supaya kita bisa melanjutkan perjalanan dengan baik dan lancar.

Bisa juga berkomunikasi dengan teman seperjalanan di sana. Apakah bisa bekerja sama mencari angkutan yang baru. Kalau barengan pastinya akan lebih baik bukan? Lebih murah pula.

Alihkan pikiran negatif atau pikiran buruk yang muncul ketika masalah tiba di perjalanan. pikiran-pikiran itu memang hadir karena pengalaman kita sehingga lebih waspada, tapi kalau berlebihan juga nggak baik. Kenapa? karena kita tidak bisa berpikir jernih jadi kita harus mengalihkannya dengan pikiran yang lebih logis masuk akal , dan yang pasti bisa dipakai untuk mencari cara keluar dari masalah bukan menambah masalah baru.

Perhatikan kondisi tubuh kita saat itu apakah memang perlu minum karena takut dehidrasi Apakah perlu makan karena kadang kalau perut kita kosong selain bisa bikin sakit juga bisa bikin kurang fokus Apakah kurang tidur belum istirahat sebentar sebentar Intinya kita harus pastikan tubuh kita sehat karena kalau ada faktor-faktor seperti lapar haus pastinya akan sangat mudah memicu emosi

Cari Jalan Keluar

Jangan pernah putus asa untuk mencari jalan keluar dari masalah di perjalanan emosi sesaat bisa merugikan kita dalam perjalanan berpikirlah dengan bijak dan juga dengan kepala dingin supaya bisa mencari jalan keluar terbaik dari masalah tersebut.

Carilah alternatif alternatif jalan keluar, jadi tidak hanya satu saja, supaya ada pilihan kita mau pakai yang mana.

Jadi gimana TemenAip, Apakah memang sudah bisa mengelola emosi saat ada masalah dalam perjalanan ? atau masih belajar? sama saya juga masih belajar jadi kita harus membiasakan diri supaya tidak meledak-ledak emosinya saat di jalan

Baca juga soal insting saat traveling di sini

26 comments

  1. Yap, setiap perjalanan atau travelling gitu pasti ada ceritanya sendiri dan emang nggak lepas dari emosi ya karena ada hal-hal yang tak terduga seperti yang disinggung di atas. Ketinggalan kereta atau pesawat eh apalagi kalau dapat teman perjalanan yang nyebelin, hehe. Jadi saat travellinv pun emang harus pandai2 dalam mengelola emosi ya

  2. Benar banget Kang, emosi harus dijaga apalagi dalam situasi traveling ya biar mood ngga semakin hancur. Kami pernah ketinggalan pesawat dan berantem sama teman karena masalah naik bus atau sewa travel ahh rusuh banget rasanya di perjalanan.. kesal dan marah campur aduk

  3. Travelling bikin banyak belajar yaa.. bukan cuma “Okei, I’m ready for this”.
    Tapi bener-bener kudu dijaga kesehatan fisik dan mental Karena yang namanya kendala selama perjalanan itu pasti ada.

  4. Mengelola emosi ini yang jadi pr banget, hhaaa. Apalagi di otakku selalu muncul warning waspadalah waspadalah, jadi negatif mulu pikirannya, suka panik gupuh dan cemas jadi satu wkkwkk.

  5. Ngerasain banget kak Aif, kalau pas traveling itu memang emosinya nano-nanon banget, apalagi kalau travelingnya dalam jangka waktu lama dan perjalanannya melelahkan, kalau ga terbiasa bawaannya memang emosi banget, jadi salah satu yang harus dikuasai oleh traveler adalah menguasai emosi

    1. APalagi kalau pas travelingnya bareng orang yang ga sesuai dengan karakter kita, atau let’s saya mereka egosi semuanya pengen berdasarkan apa yang mereka mau, itu benar-benar menguras emosi, pernah saya mengalami seperti ini waktu masih suka traveling bareng beberapa orang

  6. Hahaha emang klo travelling paling sering bgt bikin emosi. Ya krn macet, mogok, atau pesawat delay lah. Apalagi klo kenyataan tak seindah travel plan yg sudah direncanakan jauh² hari. Hiii bikin betee. Itulah perlunya berpikir dgn kepala dingin supaya emosi pun terkontrol.

  7. saat melakukan perjalanan memang ada banyak hal yang bisa terjadi ya, mas yang bisa menguras emosi kita apalagi kalau travelingnya sama orang entah itu keluarga atau teman

  8. aku sendiri ketika traveling termasuk juarang banget sampe emosi berlebihan. Dibawa santai aja
    Dulu pernah naik maskapai AA, ehh jamnya dimundurin, untungnya next flightnya aku pilih yang jam keesokan paginya, jadi nggak terpengaruh sama jadwal itinerarry yang aku buat.
    Terus kalau ikut open trip misalnya, sepertinya ga pernah nemuin kendala di perjalanan yang terlalu berat, semua dibawa santai. Pernah sih waktu ke Flores, kalau ga salah inget, busku kayak gembos gitu bannya, akhirnya ganti ban di jalan, dan kita seneng seneng aja ketemu warga lokal yang baik baik dan foto foto malahan

  9. Kuasai diri kita sebelum kita menguasai keadaan ya ka. Tapi memang kalau nemu problem di perjalanan, (saya) jadi lebih mudah panik. Padahal kalau panik bener2 ga bisa berfikir jernih. Hal yang mudah bisa menjadi susah.

  10. Kadang kalo pas travelling terus nemuin kendala seperti ka Aip gini, suka gengges sendiri… Tapi biasanya karena aku hampir dipastikan sama keluarga, jadi suka nyenderin masalah ke suami aja, hihihi.. orangnya ga punya inisiatif. Yang penting iya nih, kalau lagi panas-panasnya, jangan sampai dehidrasi dan kelaparan. Ini penting juga buat menjaga kestabilan emosi saya dan anak-anak. Eciyeee~ nape gue jadi berasa penting banget dijaga emosinya kan yee.. hihihi..

  11. Kesini-sininya sih kalau kesal aku diam dulu, ngga langsung jeplak… karena kalau ngomong pas marah biasanya ada aja kata-kata yang disesali… Malah ribet nantinya…
    Kadang ada juga yang bilang kalo marah serem karena diam saja, lha, kalo ngomong pas marah lebih serem lagi (penyesalannya) hahaha….

  12. Biasanya aku emosi kl ketemu masalah & tenaga lagi turun drastis baterainya Apalagi kl jalan sm nyokap yg artinya aku yg harus mikirin jalan keluarnya & memperhitungkan alternatif sebelum ada masalah. Jd biasanya aku lgsg cari makanan, hahahah. Buat isi baterai tenaga supaya bisa tenang & reda emosinya.

  13. Saya pernah emosi beberapa kali saat sedang traveling, yang paling memorable adalah saat ketinggalan pesawat ke Medan. Saat itu saya langsung masuk musholla dan menangis hampir 15 menitan. Setelah itu ya sudah, susun rencana berikutnya..

    Kalau saat traveling dengan teman dan sedang emosi, biasanya saya akan mengasingkan diri dulu selama beberapa saat, ke toilet biasanya, setelah itu ya sudahlah, gak usah lama-lama, kan sedang liburan, emosinya dipending sampai kelar liburan dulu yaa. hehehe

  14. Penting banget nih mengelola emosi saat travelling, sempat saat hiking suka rada emosi sama teman seperjalanan yang memang ngaret dan seperti kurang niat berangkat. Namun setelah saya telaah, rugi banget ya emosi saat kita akan healing ke alam. Beneran mesti pinter-pinter ngalihin dan biarin diri tenang.
    Thank you lewat artikel ini aku dapat lebih banyak insight, semoga bisa di terapkan saat travelling nanti. Apalagi sekarang travelling keseringan sams keluarga kan, ga mungkin emosian hehehhehe.

  15. Aku juga masih belajar mengelola emosi mas. Tapj lebih seringnya emosi meledak pas jalan Ama suami . Biasanya itu pun gara2 hal sepele. Ntah karena dia ga suka tempat yg aku pilih, atau dia sebel Krn aku ga mau difoto .

    Kalo Ama temen, justru jaraaaang dan ga pernah sih Ampe skr emosian. Ga paham juga kenapa malah ke suami aku ga bisa kontrol marah

  16. hhmmmm jadi mikir..kira2 aku pernah gak ya emosi dengan teman travelling?? secara mosty travelling nya sama suami sie hehe kalo marah2 dikit sepertinya pernah tapi gak pernah berlarut-larut, jangan sampai deh..moga2 kalo nanti sampai ada emosi dengan teman perjalanan moga dia nya menyadari karena kadang aku lebih sering diem aja sie daripada ngomomg langsung hihhi

  17. Saya pernah emosi beberapa kali saat sedang traveling, yang paling memorable adalah saat ketinggalan pesawat ke Medan. Saat itu saya langsung masuk musholla dan menangis hampir 15 menitan. Setelah itu ya sudah, susun rencana berikutnya..
    Kalau saat traveling dengan teman dan sedang emosi, biasanya saya akan mengasingkan diri dulu selama beberapa saat, ke toilet biasanya, setelah itu ya sudahlah, gak usah lama-lama, kan sedang liburan, emosinya dipending sampai kelar liburan dulu yaa. hehehe

  18. Siapa juga ya yang mau tiba-tiba ada hal yang tidak menyenangkan saat sedang travelling
    Tapi, namanya juga hidup ya, selalu ada kejutan
    Makanya sangat perlu keterampilan mengelola emosi saat sedang travelling
    Biar tetap asik di segala situasi

  19. aku kemarin jalan2 ke lampung, kebetulan jalanannya banyak lobangnya biar di tol juga. biar gak cepet emosian, bawa buku aja biar sambil baca di mobil atau bobo wkwk.. efektif sih.

  20. Mengelola emosi saat traveling – apalagi kalau perginya bareng teman dan dalam durasi berhari-hari itu.. sesuatu banget. Yang ngeluh mulu ada, yang sakit terus juga ada (termasuk aku tapi biasanya aku curi-curi tidur aja di jalan)

    Tapi anehnya di tanah suci kok malah engga ada yang ngeluh, paling kalau sakit ya bilang gitu ke muthawifnya.

  21. wow bener banget mas Aip, saya pernah beberapa kali traveling bersama teman-teman
    sepanjang pengalaman saya, kalau bareng kan pasti ada aja ya…
    Ada yang “ngambekan”, ada yang mudah komplain, yang suka ngeluh panas or dingin hehheee dan yang paling saya tidak suka yaitu kalau jorok!
    mengelola hati saat traveling biasanya sih kami sesuai dengan itinerary ajalah, jadi yang ngambek silakan berdamai dengan perasaan mereka sendiri

  22. Mengelola emosi saat travelling itu penting ya kak
    Karena saat travelling kita harus bersiap dengan keadaan apa saja yang bisa terjadi
    Jangan sampai saat travelling jadi rusak moodnya, ntar jadi nggak asik lagi deh

  23. Kalau lagi traveling emang kudu jaga mood ya. Jangan sampai kebawa emosi dan akhirnya berantakan. Liburan jadi sepet rasanya, gagal deh healingnya.

  24. Kayaknya seiring bertambahnya jam terbang traveling, sekaligus melatih kesabaran dan ketangguhan kita juga

    buat yg masih newbie traveler, sepertinya lebih mudah ketrigger, panik, anxiety, dst.

    tapi klo traveler yg jam terbang udah tinggi, biasanya (atau seharusnya?) jadi lebih zen. Calm. Cool

Tak komentar maka tak sayang. Silakan meninggalkan komentar. Mohon maaf, tidak menerima komentar dengan active link. Terima kasih sudah berkunjung

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.