Hello TemenAip! Apa Kabar. Mau cerita pas mudik Lebaran 2024. Jadi karena kemacetan arus mudik dan arus balik berimbas pada banyak rencana yang berubah.
Mudiknya Macet
Jadi kita baru mudik itu di hari kedua lebaran dengan asumsi lalu lintas akan lebih lancar dibandingkan Puncak arus mudik. Akan tetapi asumsinya ternyata salah guys, jadi perjalanan dari Jakarta ke Bandung relatif lancar walaupun sedikit lebih lambat dibandingkan biasanya. Perjalanan ditempuh dalam waktu 3,5 jam. Keadaan berbalik ketika perjalanan dilanjutkan dari Bandung menuju Garut. Kami langsung terhenti di area Rancaekek. Entah kenapa mobil di depan berhenti dan diam saja tidak ada pergerakan selama 2 jam. Kalau diperhatikan ini karena volume kendaraan yang memang sangat banyak. Banyak pemberitahuan di WhatsApp Group keluarga bahwa perjalanan dari Bandung ke Garut bisa mencapai 5 sampai 6 jam, padahal biasanya bisa ditempuh dengan waktu 2 jam saja.
Istirahat Sambil Makan Di Ponyo
Akhirnya ya diikuti saja dan sebisa mungkin menghemat energi dan juga tenaga dengan cara beristirahat di restoran. Kami sempat berhenti di restoran legendaris bernama Ponyo, yang sudah lama tidak kami datangi .
Karena restorannya sangat asri banyak kolam-kolam indah. Ideal banget bisa menjadi tempat istirahat maksimal dengan pemandangan pegunungan.
Lumayan bisa santai dan makan enak dulu sebelum lanjut ke perjalanan.
Sebuah kejadian yang menarik adalah karena banyaknya pengunjung di restoran ini otomatis volume pesanan juga makin banyak. Itulah kenapa ada beberapa pengunjung yang membatalkan pesanan karena waktu tunggu memasak mereka sangat lama bisa sampai 2 jam.
Alhamdulillah karena pesanan kita simple seperti ayam goreng tempe goreng dan nasi timbel pesanan kita datang di bawah satu jam dan saking enaknya, Saya tidak sempat memfoto makanannya. Rasanya sebenarnya agak sedikit beda dibandingkan dengan zaman dulu tapi masih tetap enak dan karena memang lagi lapar otomatis cukup banget sih sebagai hidangan mau di kali ini.
Selesai makan kami pun salat dan akhirnya melanjutkan perjalanan tapi perjalanannya tidak begitu panjang, karena di depannya masih macet.
Kepadatan lalu lintas mulai berkurang ketika masuk keturunan Nagreg saya bisa memacu kendaraan bisa lebih cepat akan tetapi ketika masuk ke jalur Nagrek ke arah Garut macet lagi deh Ya sudah dijalani saja.
Perbekalan Mumpuni Penyelamat Kesal Karena Macet
Karena kemacetan yang sering terjadi, otomatis mobil sering berhenti dan saya pun mulai agak mengantuk dan juga agak-agak kesel karena macetnya di luar Nalar.
tapi untungnya karena sudah siap-siap sebelum berangkat dengan perbekalan seperti aneka cemilan, aneka minuman. Waktu dalam kemacetan saya habiskan dengan makan perbekalan mulai dari aneka macam kue kering lebaran, buah-buahan dan minum minuman yang kami bawa minimal jadi hiburan dan juga penambah tenaga karena kenapa bawaannya lapar terus. Mungkin karena emosi. Hahahaa
Setelah 5 jam perjalanan akhirnya masuk juga ke kota Garut dan yang lucu adalah di dalam kota juga macet kami mengikuti panduan dari Google Maps dan diarahkan ke jalur tercepat menurut mereka. Walaupun sebenarnya kondisinya merah karena kepadatan lalu lintas dan yang lucu adalah ketika saya perhatikan Kenapa jalan-jalan ini merah alias macet karena di setiap jalannya ada pedagang bakso yang ramai didatangi oleh pengunjung. Jadi MACETNYA karena BAKSO.
Mungkin mereka sudah pada bosen makan ketupat dan juga rendang akhirnya pada makan bakso cuma karena biasanya pengunjungnya tidak semembludak lebaran ini akhirnya jadi macet deh.
Keluar dari kota Garut menuju kota Tasikmalaya perjalanan tidak lebih lancar karena banyaknya kendaraan di jalur ini.
Kalau saya perhatikan mungkin karena hari kedua lebaran banyak yang melakukan perjalanan silaturahmi ke Handai taulan saudara. jadi memang banyak orang bepergian dan ini berimbas kepada jalur mudik sudah biasa terjadi.
Kok bisa bedain sih? Ya beda lah dari tampilannya aja, mereka sangat tidak mudik mereka pada pakai baju bagus terus beramai-ramai di dalam mobil beda banget sama yang orang mudik kelihatannya lebih kecil dan di dalam mobilnya banyak barang.
Setelah melalui beberapa titik di jalur Garut- Tasikmalaya. Akhirnya setelah 10 jam perjalanan sampai jumpa di Kota Tasikmalaya.
Disambut dengan hujan petir yang amat besar. Mesti berhati-hati sekali. Apa yang terjadi berikutnya menjadi cobaan mudik selanjutnya. Kami terjebak banjir di area Mangkubumi. Area ini memang sedikit lebih rendah dibandingkan area lain sehingga ketika hujan deras melanda, otomatis terjadi banjir.
Karena banyak motor yang memaksakan lewat ke genangan banjir banyak yang tidak kuat dan akhirnya mogok di jalan begitu pula dengan mobil yang harus jalan lebih pelan.
2 jam terjebak kondisi ini akhirnya bisa lewat dan pulang ke rumah.
Sampai di rumah langsung keluar lagi untuk menikmati lezatnya Mie Rebus Jaka yang hangat dan membuat perasaan lebih baik.
Sungguh perjalanan yang tidak bisa dilupakan karena pengalaman 12 jam perjalanan dari Jakarta ke Tasikmalaya yang normalnya bisa ditempuh selama 5 atau 6 jam tergantung kecepatan mengendarai dan juga kalau berhenti-berhentinya banyak.
Kalau kebagian sebenarnya enak naik kereta api sih mudik itu. Tapi ga kebagian tiketnya
nantikan kisah Arus Balik dia Ariefpokto.com kan ada kejadian seru.
itulah seninya mudik ya kak, macet! hihihi. kalo gak macet gak seru tapi kalo sampai 12 jam, aduuuuuuh gak kuat saya, hahahaha. makanya saya mudiknya belakangan aja, karena yaaa jarak mudik cuman 15 menit aja pake motor. tapi pertimbangan lain tentunya yang emang kampung halamannya jauh seperti di Tasik atau garut. kakak ipar saya mudik pas hari H dan itu pasti macet banget laaah ya. kakak ipar pertama malah dari rancaekek Bandung yang notabene lokal lah ya, ke rumah yang biasanya sejam, ini sampai 6 jam loh! haduh kan ya.
Bener banget nih kak. Saya sampai heran sama lebaran kali ini, beberapa gerai dan warung penjual bakso di tempat di kota saya sampai penuh pas lebaran. Padahal di hari biasa nggak seramai itu. Mungkin mulai bosan dengan ketupat dan opor ya, hehe
Salah satu solusi biar gak bosan waktu macet ternyata bawa cemilan gitu ya. Oke juga sih apalagi cemilan kesukaan kita.
Perjalanan yang seru banget Kak. Pokoknya mah kalau mudik tuh, asal persiapannya matang, mudik jadi gak cemas. Pengalaman saya juga dulu kayak gitu, mudik plus macet akhirnya di jalan wisata kuliner dulu sam akeluarga
Saya juga ke Salawu kemarin Kang. Tapi udah gak lewat Utara
Saya sekarang selalu pakai lintas Selatan. Alhamdulillah lancar ngebut kaya tol malah kalau pas kosong dan corannya mulus. Yg bikin happy pemandangan yg berbatasan dengan Australia alias lautnya hehehe. Banyak pantai yg masih perawan
Deuh, bahasanya… Bikin harus maaf lahir batin ya
Nah, kalau mudik pakai kendaraan pribadi sudah pasti akan kena macet ya. Sayang banget ga kebagian tiket kereta, kalau kereta punya jalur sendiri jadi anti macet-macet club.
Ke Tasikmalaya jadi makin terasa lama efek macetos dan ternyata abang tukang bakso dimana-mana lariss manis. Untungnya kang Aip udah siap sedia perbekalan mumpuni, jadi enggak tambah bete karena bermacet-macet saat bawa kendaraan adalah hal yang menguras energi.
Nah, kalau ke Tasikmalaya aku pun suka nih sama Mie Rebus Jaka, rasanya tuh khas banget, hmmpp jadi kangen pengen nugas lagi ke Tasikmalaya
Aku yang hanya melewati jalur nagrek, tasik, dkk hanya untuk keperluan perjalanan singkat dan wisata aja kadang udah ngeluh banget lah terutama lewat gentong, ga kebayang bila itu harus kulalui rutin demi mudik. Walau lelah tapi kalau udah ketemu dan berkumpul dengan keluarga semua berasa hilang ya capeknya
Astagaaa.. sudah berapa tahun ya saya gak merasakan kemacetan saat mudik begitu karena sejak 2017 saya sudah hengkang dari Jakarta dan pindah ke Pati yang notabene kota kecil.
Memang mesti stok sabar yang banyak, apalagi kalau nyetir mobil sendiri ya.. Tapi Alhamdulillah sampai di tempat tujuan mudik dengan selamat sentosa ya kak.