Hello TemenAip ! Apa Kabar ? Mau nanya deh, biasanya ke Pangandaran ngapain ? Nah di pantai yang populer di Jawa Barat ini, biasanya wisatawan akan menikmati pemandangan alam , pantai yang panjang seluas mata memandang, lalu wisata kuliner sea food dan wisata belanja di beberapa tempat perbelanjaan di sekitar pantai. Nah, saya dan keluargapun biasanya begitu ! Abis tahunya dari bertahun-tahun seperti itu. Tapi siapa sangka Pangandaran punya sisi lain yang bisa dijual. Yang baru tahu adalah soal Seni Budaya dan Sejarahnya lewat Festival Milangkala Pangandaran.

Festival Milangkala Pangandaran


Atas Undangan Kementerian Pariwisata dan Pesona Indonesia , Ariefpokto.com dan beberapa teman blogger diajak melihat pariwisata Pangandaran. Sebuah kesempatan yang menarik karena saya bisa melihat sisi lain dari Pangandaran selain keindahan pantainya.

Kepergian kami kali ini juga dalam rangka menghadiri Festival Milangkala Pangandaran. Jadi Pangandaran sudah berumur 6 tahun sebagai sebuah kabupaten mandiri, setelah berpisah dengan Ciamis.

Festival Milangkala Pangandaran baru pertama kali saya hadiri. Acaranya dipusatkan di Jalan Taman Pangandaran Sunset Pantai Barat Pangandaran pada tanggal 28 Oktober 2018. 

10 Kecamatan di Kabupatan Pangandaran turut serta dalam karnaval ini, yaitu Cigugur, Cijulang, Cimerak,  Kalipucang, Langkaplancar, Mangunjaya, Padaherang , Pangandaran , Parigi dan Sidamulih

Para penonton karnaval sudah berkumpul di sekitar panggung utama yang akan menjadi tempat Bapak Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata dan Wakil Bupati Adang Hadari beserta para tamu undangan. Karnaval ini diikuti peserta  dari Seluruh SKPD di Kabupaten Pangandaran, Sekolah, kelompok masyarakat, Komunitas, dan beberapa elemen masyarakat lainnya.


Untungnya hotel tempat kami menginap, Grand Mutiara Hotel, sangat dekat dengan lokasi, tingal koprol beberapa kali sampai deh. Hahaha. Jadi nyaman sekali mengatur pergerakan menonton pawai nanti.

Pak Bupati beserta istri dan para penari

Bersama Dendy Harun , Nana Hidayah, Turis Sendal Jepit, Siska Kusmayanti , Rhevarinda , Ibu Nina Yusab dan Mas Ain , Kami stand by di sekitar pusat pawai. Nanti satu per satu para peserta pawai akan tampil selama 3 menit di depan Bapak Bupati dan para tamu. Pawai kali ini diikuti oleh 100 lebih peserta , dengan kategori marching band, pawai budaya, kendaraan hias dan fesyen. Kebayang kan banyak banget pesertanya. Apalagi satu kontingen peserta bisa beranggotakan dari 10 orang. Rame banget kan. Karnaval berawal dari Lapang Katapang Doyong Pantai Timur Pangandaran lalu ke Jalan Bulak Laut dan berakhir di Jalan Taman Pangandaran Sunset Pantai Barat Pangandaran.


Pawai dimulai dengan Pak Bupati yang berjalan bersama para peserta pawai. Setelah duduk ada persembahan istimewa dari Ibu Bupati bersama para Ibu-ibu PKK yang membawakan Senam Kesegaran Jasmani yang memakai lagu Asian Games-nya Via Vallen. Seru juga melihat ibu-ibu itu senam. beda kan, biasanya nonton Zumba.


Lalu dilanjutkan dengan sebuah persembahan tarian tradisional yang dimodifikasi dengan tarian modern. Musiknya pun fusion ! Heboh banget. Seru dan enerjik. Dua penari dewasa diiringi beberapa orang penari cilik. Keren banget koreografinya. Ada keanggunan, keceriaan dan dsinamika yang tergambarkan dalam tarian itu. Sayang tidak sempat menanyakan sama panitia itu tarian apa.


Marching Band

Satu persatu peserta marching Festival Milangkala kali ini memperlihatkan kemampuannya di depan Pak Bupati Pangandaran. Aneka komposisi lagu dimainkan mulai dari lagu nasional sampai lagu rohani dbawakan para peserta. Dalam Festival Milangkala Pangandaran kali ini para peserta marching band tampil dengan kostum warna  warni yang mencolok, jadinya cocok buat dilihat. Para Mayoret pun tak ketinggalan memainkan tongkatnya. Ada pula yang berakrobat bak cheerleader di akhir penampilan.

Yang patut diacungi jempol adalah semangat mereka. Cuacanya terik banget lho. Saya aja udah mulai meleleh, sementara mereka bermain musik dan berakrobat memakai kosum. Bayangin betapa gerahnya. Tap ipara peserta tetap semangat menampilkan kemampuannya.

Pawai Budaya

Pawai Budaya di Festival Milangkala Pangandaran kali ini meriah banget. Kami bisa melihat penampilan seni budaya asli Pangandaran. Mulai dari Seni Badud Desa Margacinta, Kesenian Kuda Lumping yang diiringi kendang, Orang-orang yang berpakaian seperti wayang, Mojang Jajaka Pangandaran dan banyak lagi.

Mojang Jajaka Pangandaran

Sepanjang Festival Milangkala kali ini kita bisa mendengar aneka musik tradisional dimainkan sambil berpawai. Sempet ngibing bareng sama peserta yang membawa kuda lumping, Mereka tampak menikmati penampilannya sendiri.

Sempat memoto beberapa Mojang Jajaka juga. Lumayan kan lihat yang bening-bening dandan maksimal buat dilihat penonton pawai, tapi sayang salah satu mojang tampak dehidrasi dan perlu dievakuasi dulu untuk distabilkan. Maklum cuaca pantai kan panas. Alhamdulillah stelah diberi minum dia tampil lagi, kali ini jadi penumpang delman, jadi aman kaan.

Kendaraan Hias

Nah kalau kategori ini kelihatan banget pada niat bikinnya. Ada yang memamerkan hasil buminya dengan cara menghias Taktor dengan sayuran, buah-buahan. Bagian belakang traktor dibuat semacam patung ogoh-ogoh seperti di Bali tapi semuanya terbuat dari sayur. Kreatif banget.

Lalu ada beberapa peserta yang menghias kendaraanya menjadi hewan Ikon Pangandaran yaitu Ikan Marlin, ada juga yang menghias kendaraanya menjadi Kura-Kura, Udang dan aneka hewan laut lainnya. Yang pasti pawai kendaraan hias kali ini meriah banget

Fashion !

Peserta kategori fashion tidak mau kalah meriah. Para perancang lokal mengeluarkan aneka rancangan andalan untuk ditampilkan pada Pawai Festival Milangkala Pangandaran 2018 ini. Mulai dari aneka pakaian fantasi sepeti Garuda Emas, Pakaian tema Karnival bernuansa bawah laut.

Yang menarik perhatian adalah ada beberapa peserta botol plastik, daun-daunan sampa yang mempergunakan bahan daur ulang untuk pakaian karnavalnya. Aneka bahan bekas dipakai seperti botol plastik, daun-daunan sampai jaring ikan dipakai untuk menjadi busana High Fashhion !

Ada juga ibu-ibu yang memakai busana yang terbuat Gelas plastik minuman ringan. Bawannya riang gembira, menarik untuk ditonton,

Modelnya pun tidak didominasi para remaja putri, para ibu pun tampil percaya diri membawakan aneka rancangan busana pawainya.

Menonton Pawai Karnaval Festival Milangkala Pangandaran ini menyegarkan pikiran sekali. Sebuah pertunjukan yang memamerkan seni budaya , juga kreativitas orang Pangandaran. Satu yang saya harus puji adalah semangat mereka untuk menampilkan yang terbaik. Bahwa mereka amat bangga menjadi orang Pangandaran dan mau membagikan sisi itu dalam kehidupan mereka kepada para penonton.

Menghadiri event ini juga membuat saya lebih sadar kalau selain Pantai Indah Pangandaran ada juga seni budaya yang bisa ditampilkan pada wisatawan.

Selamat ulang Tahun ke 6 Kabupaten Pangandaran ! Semoga lebih maju dan bisa meraih potensi maksimal sumber dayanya untuk kesejahteraan rakyatnya

4 comments

Tak komentar maka tak sayang. Silakan meninggalkan komentar. Mohon maaf, tidak menerima komentar dengan active link. Terima kasih sudah berkunjung

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.