Lokomotif 2501 Yang Gagah

Naik Kereta Api, Tut..Tut..tuuut…siapa hendak turuun ? ke Banduung, Surabaya…

Itu adalah bagian dari lagu yang sering dinyanyikan waktu kecil. Tapi waktu udah dewasa, baru sadar, selama ini naik kereta api gak pernah tuh kedengaran tut..tut.tut ? ya karena kereta api yang ditumpangi menggunakan mesin diesel atau listrik, jadi tidak menghasilkan suara tut…tut…tuut seperti lokomotif uap jaman dulu.

Udah lama kepengen naik kereta api uap klasik jaman dulu. Nah, zaman now ini yang ada cuman di Ambarawa, Jawa Tengah. Nah, dalam rangka ulang tahun PT KAI, ariefpokto.com berkesempatan mengunjungi Museum Kereta Api Ambarawa. Alamatnya ada di jalan Stasiun No. 1, Panjang, Ambarawa, Panjang, Ambarawa, Semarang, Jawa Tengah 50614. Kalau mau ikut Google maps silakan di sini. dari Kota Semarang kurang lebih 40 menitan lah.

Datang ke Kota Ambarawa untuk yang pertama kali, cuacanya cukup adem menurut saya, dibandingkan Kota Semarang yang udaranya lebih eksotis. Maklum juga sih, Semarang lebih dekat ke Laut, sementara Ambarawa letaknya lebih tinggi dan dekat gunung-gunung. Jadi sejuk.

Memasuki kawasan museum Kereta Api Ambarawa, serasa masuk stasiun Kereta Api. Yaiyalah dulunya memang stasiun beneran. Stasiun Kereta Api ini didirikan atas perintah dari King William I. Ini sebelumnya digunakan untuk mengangkut pasukan. Namun pada tahun 1970, stasiun ini ditutup maka jalur dari Magelang – Semarang – Yogyakarta ditutup juga . Pada tahun 1976, Gubernur Jawa Tengah, Soepardjo Roestam, menjadikan stasiun ini menjadi Museum Kereta Api. Salut bagi pengelola karena bangunan dan semua peralatan masih terpelihara dengan amat baik. Serasa kembali ke masa kejayaan kereta dari Nederlandsch-Indische Maatschappij Spoorweg.

Stasiun Ambarawa

Bangunan zaman Kolonial masih terawat dengan sangat baik disini. Parkiran yang disediakan cukup luas, bis kami dan pengunjung lain bisa parkir dengan leluasa. Pengunjung lalu diarahkan ke loket Museum. Cuman ya kami peserta gathering tidak perlu bayar tiket lagi. Kalau pengunjung biasa , biaya masuk ke dalam Museum dikenakan biaya Rp. 10.000 untuk pengunjung dewasa dan Rp.5.000 untuk pengunjung anak-anak. Lumayan terjangkau. Museum ini buka senin sampai Minggu jam 8 pagi sampai dengan jam 5 sore.

Sambil ngobrol, dapat bisikan kalau beli tiket, sebaiknya sekalian beli tiket lori Rp.10.000 atau tiket Kereta Wisata Rp.50.000, takut kehabisan soalnya. Jadi jalan-jalan bisa maksimal tanpa harus takut kehabisan tiket. Bedanya Lori am Kereta Wisata jauh banget. Kalau Lori bentuknya kayak bis, bisa membawa kira-kira 20 orang, kalau kereta wisata, gerbongnya ditarik kereta uap ke stasiun Tuntang. Jadi bebas pilih yang mana. Ohiya sebenernya ada dua jurusan buat Kereta Wisata. Satu ke Stasiun Tuntang yang jaraknya hanya 7 km, satu lagi ke Stasiun Bedono yang lebih jauh, kira-kira 40 km an. Kereta Wisata juga bisa dicarter. Harganya kurang tahu, tapi seru juga kalau mau rombongan. telepon saja (0298) 591035. Kalau mau naik Kereta Wisata datangnya weekend ya gaes.

Lokomotif Jaman Baheula

Bagi para pecinta kereta api museum ini wajib dikunjungi karena ada banyak koleksinya yang akan membuat hati berbahagia. Museum ini sendiri sudah berdiri sejak 6 Oktober 1976. Di dalamnya ada aneka macam Lokomotif , gerbong sampai dengan display peralatan kereta api jaman dulu, seperti lonceng, peluit, mesin hitung, model telepon dari berbagai zaman, telegraf.

Yang istimewa ada Lokomotif Nomor B 2502 dan B 2503 buatan Maschinenfabriek Esslingen yang merupakan kereta api yang pernah berjaya pada zamannya. Dan kerennya sampai sekarang masih bisa beroperasi sebagai kereta api wisata dengan jalur terbatas.Lokomotif No B 2502 yang merupakan Kereta api uap bergerigi yang masih beroperasi. Di dunia cuman ada 3. Yang lain ada di Swiss dan India. Ada juga lokomotif uap dari seri B, C, D juga jenis CC yang paling besar CC 5029, Schweizerische Lokomotiv und Maschinenfabrik yang diletakan halaman Museum.

Tapi karena waktu mepet, ga terlalu banyak eksplor Museum ini, Bunyi tuuuut…tuuuuut…..tuuuuut sudah memanggil. Kereta wisata akan segera berangkat !!!

Saya segera naik ke atas Kereta Api Wisata bersama Sahabat KAI lainnya. Kami beruntung berkesempatan mencoba Lokomotif No B 2503 dari Ambarawa ke Stasiun Tuntang. Seru banget karena gerbongnya masih terbuat dari kayu, tak berjendela , jadi bisa bebas menghirup udara segar dari luar. Ya sekali-kali kena asap kereta. Tapi lumayan seru. Tidak setiap hari kena asap kereta jadul. Saya duduk di gerbong paling belakang. Biar bisa seseruan dadah-dadah biar kayak adegan film perdjoeangan. Tapi adegannya gagal karena mau dadah ama siapaa coba ??

Mejeng di Gerbong

Kecepatan berjalan kereta tidaklah kencang, namanya juga Kereta wisata kaan. Justru kami bisa menikmati perjalanan dengna maksimal melihat kiri dan kanan. Di tengah jalan kami disuguhi penganan rebusan jagung, kacang, ubi yang sedap sekali.

Sajian rebusan sesuai dengan tema

Sepanjang perjalanan dihibur dengan pemandangan sawah, pegunungan seperti Gunung Ungaran dan Gunung Merbabu dan satu tempat wisata yang udah lama pengen dikunjungi. Rawa Pening !!! Walaupun cuman Rawa, Pemandangannya bagus sekali. Tenang gitu. Ada sebuah perasaan yang tak dapat diungkapkan saat naik Kereta Wisata ini. Tapi intinya, ini lho yang dari dulu kepengen. Sebagai #SahabatKAI senang sekali bisa ikut dalam pengalaman ini.

Rawa Pening

Saya membayangkan penumpang jaman dulu yang lewat jalan ini, dengan semua kisah hidup mereka, ada yang berjuang ingin merdeka, ada yang berbisnis, ada yang naik kereta untuk bepergian mengejar kekasih..

Tuuuttt… bunyi Lokomotif membuyarkan khayal khayal belaka saya. Sebentar lagi sampai di Stasiun Tuntang.

Perjalanan ke Stasiun Tuntang cuman sebentar saja. Setelah sampai di Stasiun kami langsung heboh melihat si Lokomotif Legendaris lebih dekat. Melihat detail lokomotif yang usianya sudah tua, tapi Masih sangat terawat itu. Kepulan uap keluar saat lokomotif berhenti. Ada prosedur pembuangan air dari mesin.  Yang seru, Lokomotifnya dilepas dari gerbongnya, Langsir istilahnya. Jadi posisinya dipindahkan menempel ke gerbong kami. Yang tadinya paling belakang jadi paling depan.

Kami bisa melihat mesin uap dari dekat. Ada beberapa orang yang bertugas di dalam lokomotif.  Selain masinis ada beberapa orang yang bertugas memasukan kayu jati ke pembakaran. Apaah ? Kayu Jati ? Betul, jenis kayu yang digunakan sebagai bahan bakar lokomotif ini adalah jati. Itulah kenapa mahal untuk mengoperasikan lokomotif ini. Kayu Jati ideal sekali sebagai bahan bakar karena api yang dihasilkan bagus dan bisa terbakar cukup lama dibandingkan kayu lainnya. Kalau jaman baheula mungkin tidak sulit mendapatkannya. Kalau zaman sekarang, ya susah lah.

Kayu Jati dalam Lokomotif

Setelah puas, 20 menit kemudian Kereta bertolak lagi kembali ke Stasiun Ambarawa meninggalkan Stasiun Tuntang.

Duduk di gerbong terdepan punya sensasi tersendiri. Suara Tuuut…Tuuuuut…Tuuut lebih kencang terasa. Tapi hati malah tambah senang mendengarnya. Asap hitam dari lokomotif pun lebih sering lewat, baunya seperti bakaran kayu tapi ada nuansa logamnya.

Pemandangan indah pun masih bisa dilihat di sisi kanan. Banyak peserta sibuk mengabadikan moment ini.  

Tak terasa Kami pun sampai di Stasiun Ambarawa. Banyak calon penumpang sudah menunggu giliran untuk naik Kereta Wisata ini. Semua menunggu di dekat rel kerea di depan stasiun.

Sambil menunggu masuk ke dalam bis, saya sempat melihat-lihat Museum ini. Ada display loket Stasiun Ambarawa yang bagus sekali. Nuansanya persis seperti suasana Stasiun Kereta Api di Eropa zaman dulu yang suka saya lihat di film-film.

Menyenangkan sekali perjalanan kali ini, bisa melihat sejarah kereta api Indonesia dan yang teristimewa bisa naik kereta api wisata. Pengalaman yang amat berharga sekali. Saya sarankan semua mesti nyobain deh pengalaman ini, minimal sekali seumur hidup.

Terima Kasih PT Kereta Api Indonesia dan juga para #SahabatKAI untuk perjalanan #Aiptrip kali ini. Yang pasti takkan terlupa seumur hidup,,

 

Mengunjungi Ambarawa

16 comments

  1. wakakaka.. seru banget… di rumah kan deket Pabrik Gula ya. dulunya mesin kereta apinya pake bahan bakar kayu bakar. trus bunyi mesinnya berisik. kalo pabrik gula zaman dulu mah 24 jam beroperasi. kayaknya tu pabrik gak abis2 ngegiling gula mas. berisik banget dan ninggalin asap…

    tapi lama2 mulai ada kereta api diesel, dan akhirnya yang pake bahan bakar kayu tu dimuseumkan. skr mah pabrik gulanya gak kayak dulu… udah sepi dan lahan tebunya berkurang… wakak.. jadi cerita pabrik gula…

    btw itu museum seru banget. dulu pas kecil masih kebagian juga si kereta api dari situbondo-jember. pernah pas lebaran tu saking penuhnya, penumpang akhirnya ditempatkan ke gerbong barang. kagak ada jendela kayak yang di situ. ahahah….

    1. Lokomotifnya memang mirip Hogwart Express , tapi gerbongnya ga pakai kaca, dan ga ada Dementornya kalau yang ini. hahaha

    1. iya seru banget, yang menyenangkan adalah di Pulau Jawa sendiri banyak tempat wisata yang belum pernah dikunjungi. Padahal dilewatin. Banyak banget yang belum ke ekplor… nuansanya yang mantap banget

Comments are closed.